Pagi harinya
Mereka berdua masih perang dingin. Tidak ada yang membuka percakapan.
What a vacation! Pikir Vieria. Sepertinya ia ingin pulang saja.
Vieria mengamati Aryan yang sedang berkutat dengan laptopnya sambil minum kopi.
"Kita mau sarapan jam berapa?," tanya Vieria merendahkan dirinya untuk menyapa duluan. Aryan mungkin bukan tipe orang yang suka sarapan, tapi Vieria lapar.
"Sekarang juga boleh," jawab Aryan.
Mereka pun pergi sarapan bersama. Cuaca yang cerah, pemandangan indah dan makanan-makanan yang lezat mengembalikan mood ceria Vieria, "aku ingin massage, deh."
Aryan pun melirik pada selebaran brosur yang dilihat Vieria.
"Ya, boleh," ucap Aryan.
"Kamu mau ikut?," tanya Vieria.
"You know how I feel about massage, Vie."
Vieria tersenyum, Aryan memang pernah bilang ia tidak terbiasa dipijat-pijat oleh orang lain. Rasanya aneh jika tubuhnya disentuh-sentuh orang asing yang tidak ia kenal.
Aryan senang karena senyum Vieria mulai kembali. "Kamu mau kepiting?"
"Ehmm..," jawab Vieria ragu-ragu.
Tanpa menunggu jawaban Vieria, Aryan pun berinisiatif mengambil 2 ekor kepiting ke piring dan kembali ke meja.
Vieria memandang lesuh, sebenarnya ia cukup ngiler melihat kepiting rebus yang segar itu, tapi ia malas mengotori tangannya.
Seolah tahu yang Vieria pikirkan, Aryan pun mengupas kepiting itu dan menyuapi Vieria. Tentu saja Vieria menerimanya dengan senang hati.
"You know, Vie. Kamu adalah wanita kedua yang kukupaskan kepiting selain mama."
Mendengar kalimat Aryan, Vieria jadi tersipu.
Reflek Aryan menciumnya. Tidak peduli pada pandangan orang-orang. Aryan hanya lega suasana hati Vieria sudah membaik.
"Hmm...mmm..mm," desah Vieria saat Aryan mengecap mulutnya. Aryan melepasnya dan melihat pandangan Vieria yang sayu. Aryan pun tersenyum.
"I miss you, Vie. Tolong jangan katakan hal seperti semalam lagi, ya. Kumohon," ucap Aryan.
Vieria mengangguk dan minta maaf, ia sadar semalam memang ia agak keterlaluan.
"Sebenarnya masih ada satu hal lagi yang mengangguku," ucap Vieria.
"Apa?"
"Ng... itu.. apa kamu nggak masalah tidak ada seks selama 3 bulan lebih? Atau sampai aku sepenuhnya sembuh?," tanya Vieria khawatir. Biar bagaimanapun, Aryan itu pria dewasa yang ada kebutuhan biologis.
Di luar dugaan, Aryan malah menertawainya. "I can handle it more than you think. Tidak semua pria itu butuh seks setiap waktu, Vie. Cuma 3 bulan sih easy, kalau 3 tahun baru berat."
"Masa, sih?," balas Vieria tertawa.
Aryan mengangguk. "Santai saja. Habis ini kamu massage, deh. Bring my credit card and have fun."
"Kamu sendiri ngapain?"
"Gym"
Vieria memutar bola matanya, baru ingat ada ruang gym lengkap di seberang tempat spa.
Akhirnya Vieria dan Aryan dapat mengisi sisa-sisa hari liburan dengan mesra dan menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aryan dan Vieria
ChickLitAryan tidak ingin Ravina pergi. Aryan pun menahan keinginan Ravina untuk resign dan perlahan-lahan hatinya mulai tertarik pada wanita itu. Mereka berdua mulai sering bersama di luar jam kerja, membicarakan berbagai hal, bergandengan tangan dan berci...