Pengkhianatan

166 1 2
                                    

Ravina tersenyum, "you know, Aryan. Dari kemarin aku hanya ingin permintaan maafmu. Aku ingin mendengar pendapatmu tentang kita, perasaanmu sebenarnya gimana? Tapi sikapmu yang pura-pura bodoh dan menganggap seolah-olah aku tidak ada artinya sangat menyakitkan."

Aryan pun memeluk Ravina, "dari lubuk hatiku yang terdalam, aku benar-benar minta maaf, Rav."

Ravina tersenyum dan balas memeluk Aryan, "coba katakan sekali lagi."

"Maaf... kumohon maafkan aku."

Perasaan Ravina pun lega setelah menerima permintaan maaf yang tulus dari Aryan.

Brak! Suara pintu ruang Aryan terbuka.

"Jadi begitu rupanya?," tanya Vieria dengan wajah marah.

Aryan dan Ravina terlihat terkejut. Aryan langsung melepaskan pelukannya dari Ravina.

"Vieria, apa yang kamu lakukan disini? Kamu... mendengar pembicaraan kita?," tanya Aryan.

"Iya, aku dengar semunya!"

"Tunggu, biar aku jelaskan...," ucap Aryan panik mendekati Vieria.

"Nggak usah, aku sudah dengar semuanya!," ucap Vieria memutar balik tubuhnya ingin segera pergi dari sana.

"Vieria!," panggil Ravina.

Vieria pun memandang tajam pada wanita itu, ia tidak ingin membuang-buang nafas untuk bertengkar.

"Vie, selama ini aku sadar aku dan Aryan tidak berjodoh, dia hanya mencintaimu. We're kinda... havin it, karena aku mememberinya obat perangsang malam itu. Maafkan Aryan, itu bukan salahnya."

Aryan merasa bersyukur dan berterima kasih karena Ravina bersedia menjelaskan kejadian sebenarnya pada Vieria.

"Vieria dan Aryan, aku secara resmi mundur dari hubungan kalian. Barusan aku juga sudah memberi surat pengunduran diri, aku akan pindah ke Jerman untuk meraih mimpiku yang lain. Aku doakan kalian bahagia bersama, selamat tinggal," ucap Ravina sebelum pergi.

Kini tinggal Vieria dan Aryan berdua saja, perasaan Vieria agak lega setelah mendengar penjelasan Ravina. Namun ia marah kalau mengingat Aryan sudah berbohong padanya.

"Aku pulang. Here's chocolate cake," ucap Vieria menaruh bingkisan di atas meja. Ia segera berbalik menuju pintu namun Aryan menahan lengan Vieria dan mengunci pintu ruangannya.

"Vieria, tunggu! Kita belum selesai."

Vieria menghempas tangan Aryan di lengannya, "mau apa lagi, sih? You fooled me twice. Kamu..."

Vieria tidak sanggup berkata lagi dan mulai menangis. Aryan kaget, ia sudah membuat dua wanita menangis dalam sehari. Hebat sekali.

"Fooled you? Apa kamu tidak mendengar penjelasan Ravina tadi?," tanya Aryan.

"Tapi kamu bohong padaku... katamu tidak terjadi apa-apa malam itu," ucap Vieria di sela-sela tangisannya.

Aryan menghela nafas dan terpaksa mengalah. Aryan mendekati Vieria dan memeluknya, "maafkan aku. Aku janji tidak akan membohongimu lagi."

Vieria memberontak, namun Aryan terlalu kuat memeluknya.

Vieria memberontak, namun Aryan terlalu kuat memeluknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aryan dan VieriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang