Sesampainya di rumah, Vieria baru melihat ponselnya yang penuh panggilan dari Aryan dan beberapa pesan.
Aryan
Dimana? Kenapa langsung pergi?Aryan
Kamu naik apa kemari?Aryan
Home or Braten?Aryan
Kabari aku, Vie!Perasaan Vieria sekarang campur aduk. Seharusnya ia marah, tapi ciuman Aryan malah meluluhkannya. Ia jadi malu sendiri.
Vieria terlonjak kaget ketika ponselnya berbunyi nada dering. Ia melihat nama Aryan di layar.
Vieria sengaja tidak mengangkat, tapi ia terpaksa membalas pesan, kalau tidak Aryan akan bersikeras mencarinya.
Vieria
Baru sampai rumah, sorry tadi aku sedang menyetir.Aryan
OkeSyukurlah Aryan tidak menghubunginya lagi. Padahal jelas Aryan yang bersalah, tapi entah kenapa, malah Vieria yang merasa ingin kabur.
...
Malam harinya.
Vieria sedang santai mandi dengan shower. Seseorang memeluknya dari belakang.
"Aaaaah!," teriak Vieria. "Aryan, what the hell?! Aku kaget tahu!"
Vieria melongo melihat Aryan telanjang. Tanpa bisa dicegah, mata Vieria reflek memandang turun ke dada bidang, perut sixpack, semakin ke bawah ke penis suaminya.
"Vieria, eyes up here," ucap Aryan menjentikkan jarinya di depan wajah Vieria.
"Hah, apa?," ucap Vieria akhirnya memandang ke mata Aryan.
"I asked why did you run from me?," ucap Aryan.
"I'm not! Siapa bilang aku kabur!"
Aryan memandanginya dalam-dalam, membuat Vieria salah tingkah
"Apa yang kamu lakukan disini?," tanya Vieria.
Tanpa bicara apapun, Aryan langsung mencium Vieria di bawah pancuran air shower.
"Hmm..mmm..mmm," desah Vieria sambil berusaha mendorong dada bidang Aryan, tapi percuma. Tangannya malah ditahan Aryan. Vieria tidak bisa kemana-mana di bilik shower selain bersandar pada dinding.
Ciuman di bawah aliran air menimbulkan sensasi lebih nikmat, apalagi payudaranya bersentuhan dengan dada Aryan, bibir dan lidah Aryan dengan lihai bermain dalam mulut Vieria. Vieria bahkan bisa merasakan penis keras Aryan menusuk-nusuk klitoris, membuatnya semakin terbuai, "hmm, ng."
Aryan mengakhiri ciuman itu dan memandang Vieria yang terpejam. Vieria membuka matanya sayu membuat Aryan menyeringai. Aryan menunduk untuk mengulum payudara Vieria yang menggodanya sejak tadi.
"Ah, ah, ah, stop.. Aryan. Aku... masih sakit," ucap Vieria berdusta, itu hanya alasan.
Sebenarnya kata dokter ia sudah bisa melakukannya. Tapi Vieria tidak ingin dengan mudah berserah diri pada Aryan setelah dibohongi.
"Aku... tidak.. masuk, just like this," ucap Aryan di sela-sela kegiatan menyusu payudara Vieria.
Sial, Vieria tidak bisa menolak lagi. Aryan menggunakan mulutnya dengan baik untuk menjilat, menghisap, menggigit puting Vieria.
"Ah, ah, ah," desah Vieria menjambak rambut Aryan yang basah.
Semakin lama ciuman Aryan menyusuri bagian bawah Vieria.
"Ooooh," desah Vieria merasakan lidah Aryan di klitorisnya, melahapnya rakus.
"Oh, oh, Ar..yan, ampuun," desah Vieria merem melek.
"Ini hukumanmu karena menghindariku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aryan dan Vieria
ChickLitAryan tidak ingin Ravina pergi. Aryan pun menahan keinginan Ravina untuk resign dan perlahan-lahan hatinya mulai tertarik pada wanita itu. Mereka berdua mulai sering bersama di luar jam kerja, membicarakan berbagai hal, bergandengan tangan dan berci...