☁️ | DELAPAN

59 10 0
                                    

Happy Reading. ☁️

Angkasa berjalan bersama Atlas menuju ke parkiran sekolah mereka. Atlas meminum air mineral yang tadi sempat ia beli di kantin. Cowok itu kemudian menatap ke arah Angkasa lalu berucap,

"Sebentar lo latihan ngga, Sa?" tanya Atlas kepada Angkasa yang berjalan di sebelah nya.

Angkasa mengangguk. "Iyaa, di lapangan sini kan?" ujar Angkasa sembari menunjuk lapangan badminton di sebelah mereka.

Atlas mengangguk. "Oke lah."

Sesampainya di parkiran, ternyata Luna sudah menunggu Atlas sedari tadi. Atlas pun pamit untuk pulang duluan karena Luna yang sudah lama menunggu nya. Setelah berpamitan dengan Angkasa, Atlas berjalan cepat ke arah Luna dan meminta maaf karena ia sedikit terlambat.

Angkasa sendiri berjalan menuju ke arah motor nya yang ia parkir di bawah pohon yang berada di pojok parkiran sekolah. Tanpa berlama-lama, Angkasa langsung naik ke atas motor nya dan menjalankan motor itu meninggalkan area sekolah. Tadi, Angkasa sempat melirik sekilas ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan nya, ternyata ini sudah lewat setengah jam lebih dari jam biasanya mereka pulang. Angkasa dan Atlas sedikit terlambat pulang di karenakan mereka harus berkumpul untuk membahas pertandingan badminton yang akan segera di adakan dalam waktu dekat.

Fyi, Angkasa dan Atlas memang tergabung dalam klub badminton di sekolah mereka. Kedua cowok itu memang memiliki hobi yang sama yaitu bermain badminton, mereka memang sudah menjadi anggota klub badminton di SMA Garuda sedari mereka masih di kelas X.

Angkasa baru saja sampai di rumahnya. Saat ia masuk ke dalam rumah, ia kembali melihat rumah nya yang sangat sepi. Tadi saat berada di parkiran, Angkasa juga tak melihat mobil papa nya, ia berpikir jika Daren sudah kembali pergi untuk bekerja dan tak tau kapan akan kembali lagi ke rumah ini. Angkasa menghembuskan nafas berat. Cowok itu kemudian berjalan menuju ke ruang makan. Senyum Angkasa terukir saat melihat Bi Inah yang tengah memasak di dapur, Angkasa langsung saja menghampiri Bi Inah yang tengah fokus memasak.

"Assalamualaikum, bi." ucap Angkasa lalu menyalimi tangan Bi Inah, sejujurnya Angkasa sudah menganggap Bi Inah sebagai ibu keduanya, karena memang setelah sang mama meninggal, hanya Bi Inah yang merawat nya dan menemani nya tinggal di rumah ini.

Bi Inah sedikit terkejut lalu langsung tersenyum saat melihat Angkasa, Bi Inah juga menerima uluran tangan Angkasa yang ingin menyalimi nya.

"Eh den udah pulang. Ganti baju gih, makan siang nya udah hampir jadi." ujar Bi Inah.

Angkasa mengangguk. "Iya bi, makasih ya."

"Oh ya bi, papa udah pergi lagi?" tanya Angkasa.

Bi Inah terdiam beberapa saat lalu mengangguk.

"Iya, dari tadi pagi sih den." jawab Bi Inah.

Angkasa mengangguk, cowok itu kemudian pamit untuk pergi menuju kamar nya. Angkasa berjalan cepat menaiki tangga menuju ke kamar nya. Sesampainya di kamar, Angkasa langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur dan melempar tas dan sepatu nya asal. Tubuh nya sedikit kelelahan hari ini, dan ia butuh sedikit istirahat. Angkasa memejamkan matanya dan berniat untuk tidur sebentar.

Baru saja memejamkan matanya, Angkasa sudah kembali terbangun karena mendengar suara denting di handphone nya. Dengan malas, Angkasa mengambil handphone nya dan melihat siapa yang mengirimkan pesan kepada nya. Ternyata pesan itu berasal dari Atlas yang mengabarinya jika ia mendapat info bahwa latihan hari ini di undur ke jam tujuh malam dan mereka akan latihan di lapangan indoor, tempat di mana biasa mereka latihan.

Angkasa meletakkan kembali handphone nya setelah membalas pesan dari Atlas. Saat hendak kembali tidur, ia mendengar suara panggilan dari Bi Inah yang mengajak nya untuk makan siang. Angkasa langsung bangkit dari tidur nya dan langsung bergegas mengganti seragam nya. Setelah selesai mengganti seragam, Angkasa langsung berjalan menuruni tangga menuju ke ruang makan dan sesampainya di sana sudah ada Bi Inah yang tengah menyiapkan makanan.

Memeluk Angkasa || On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang