Sesampainya di rumah, Vieria dan Aryan langsung memberitahu kabar baik itu pada tante Natasha. Tante Natasha hampir pingsan saking senangnya. Begitu juga dengan kedua orang tua Vieria dan Velcro.
Aryan menyarankan agar Vieria tidak usah bekerja sama sekali, mengingat kandungannya yang lemah. Namun Vieria bersikeras tetap bekerja.
"Aku bosan do nothing, Aryan."
"Tapi, Vie, kata dokter kamu nggak boleh kecapekan."
Aryan bimbang, di satu sisi Vieria tidak boleh lelah, di sisi lain Vieria tidak boleh stres.
"Aku yang paling tahu tubuhku sendiri, jika merasa lelah aku akan bilang."
Aryan menghela nafas, "fine, terserah kamu saja." Kadang Vieria bisa sangat keras kepala.
Di bulan ketiga kehamilan, yang ditakutkan Aryan terjadi.
Jadwal pemesanan kue yang cukup padat ditambah acara pesta para kerabat, teman dan rekan bisnis membuat Vieria tumbang.
"Ada wanita pingsan!," teriak seseorang di acara pesta pertunangan Jefry, teman Aryan.
Aryan yang sedang mengobrol dengan Jefry langsung merasa tegang, ia segera menghampiri kerumunan tersebut.
"Astaga, Vieria! Permisi, itu istri saya!"
Aryan membuka jasnya untuk menyelimuti Vieria dan memangku kepalanya.
"Vieria kenapa, bro?," tanya Jefry.
"I have no idea. Gue bawa dia ke rumah sakit dulu!," ucap Aryan sambil menggendong Vieria membelah kerumunan orang-orang itu.
Jefry pun meminta tolong pada polisi yang dia sewa untuk membantu membuka jalan.
...
Vieria tersadar di rumah sakit tak berapa lama kemudian, "Ar..yan."
"Vieria...," panggil Aryan khawatir.
"Kepalaku berputar-putar."
"Sebentar, I'll call the doctor."
Dokter pun memeriksa Vieria, "tidak apa-apa, dia mengalami pusing karena efek pendarahan ringan. Nanti saya beri obat yang aman untuk mengurangi sakitnya."
"Pendarahan, dok? Terus anak-anak saya gimana?," tanya Vieria panik.
"Tidak apa-apa, masih aman dan sehat, kok. Dijaga ya, penguat kandungannya diminum terus."
Aryan dan Vieria pun berterima kasih pada dokter sebelum pulang.
Vieria jadi malu pada Aryan karena tidak menurut. Padahal Aryan sudah mewanti-wanti Vieria agar tidak perlu ikut, tapi Vieria bersikeras mau pergi. Untunglah Aryan bukan tipe yang bicara 'I told you so.'
...
Di mobil, Aryan diam saja dan fokus menyetir. Mungkin karena pengaruh hormon, Vieria jadi merasa dicuekkin dan sedih.
"Hiks... sorry.."
"Vie, kenapa nangis?," tanya Aryan kaget.
"...I feel bad, karena enggak ikutin kata-kata kamu dan nyaris membahayakan nyawa anak-anak kita."
"It's okay, I know you love parties. Yang penting kamu dan anak-anak baik-baik saja sekarang," ucap Aryan tersenyum menenangkan Vieria, membuat Vieria semakin merasa bersalah.
Sejak itu, Vieria jadi sadar diri dan membatasi kegiatan. Pesanan kuenya juga mulai dikurangi dan mulai menyerahkan sebagian besar tugas pada Sena, manager Braten.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aryan dan Vieria
ChickLitAryan tidak ingin Ravina pergi. Aryan pun menahan keinginan Ravina untuk resign dan perlahan-lahan hatinya mulai tertarik pada wanita itu. Mereka berdua mulai sering bersama di luar jam kerja, membicarakan berbagai hal, bergandengan tangan dan berci...