Fang And Tail : Episode 10 [END]

404 40 9
                                    

Minho menghela napas saat melihat Chan entah kenapa akhir-akhir ini bersikap aneh. Pria itu terus mengikuti dirinya ke mana pun dan kapan pun.

"Sudah ku katakan kan? Aku baik-baik saja" kata Minho berbalik. Chan dengan cemas memeluk Minho dengan erat.

"Aku terus kepikiran" katanya. Minho senang karena itu, tapi jujur dia juga butuh privasi.

"Chan aku baik-baik saja, tenang" katanya. Chan pun menghembuskan napas panjang lalu mengangguk.

"Baiklah aku tahu kau pasti bisa melewatinya" katanya. Minho mengangguk lalu memberikan sebuah kecupan ke pipi sang suami.

"Pergilah, aku mau tidur siang" kata si manis.

_____


Malam ini benar-benar panjang menurutnya, kini akhirnya Chan bisa menginjakan kakinya di rumah. Suasana sudah malam dan sepi. Lampu sudah dimatikan semuanya.

Namun, telinganya yang sensitif mendengar sesuatu. Sumber suara dari arah dapur. Chan meneguk salivanya, apa ada pencuri ya?

Dengan langkah pelan tapi pasti, pria itu berjalan ke arah sumber suara. Tetapi saat sampai mata Chan terbelakak melihat pemandangan yang tak pernah dia bayangkan.

"Minho apa yang kau lakukan?" Tanya pria itu. Pria manis itu kini menoleh dengan wajah dan pakaian penuh darah. Pria itu kini masih menjongkok di depan kulkas yang terbuka.

Chan langsung menghampiri sang istri yang nampak linglung dan seperti menahan sakit.

"Katakan! Kau kenapa? Apa yang kau lakukan pada darah ini?" Tanya Chan. Di saat itu pun Minho akhirnya tersadar. Pria manis itu langsung memuntahkan isi perutnya yang berupa darah.

"Chan aku terus haus, dan perut ku sakit" kata Minho sembari meremas perut buncitnya. Chan menjadi panik, ini masih lama dari tanggal persalinannya.

"Minho ini normal, jadi apa kau bisa tahan?" Tanya Chan. Minho dengan penuh darah mengangguk. Tapi rasanya sangat nyeri seperti digigit dari dalam sana.

Beberapa bulan berlalu, keadaan Minho nampak semakin mengkhawatirkan. Tubuhnya kurus dan pucat, hanya perutnya yang nampak buncit. Pandangan Minho juga sangat sayu dan lemas. Padahal dia sudah makan sangat banyak.

"Sementara, Chan jaga lah dia" kata sang ibu sembari melihat sang menantu yang kini duduk di ruang tamu dengan tatapan kosong seperti menahan sakit. Chan sangat terpukul melihat keadaan Minho, seperti dia ingin membagi rasa sakitnya. Tapi ini keputusan Minho juga.

Tiba-tiba Chan melihat Minho memeluk dirinya dengan suara agak berteriak. Chan langsung berlari dan memegang tubuh pria manis itu.

"Chan hiks aku sudah tidak tahan, ini sangat menyakitkan" katanya meremas tangan Chan. Pria itu langsung menangis melihat keadaan Minho.

"Chan kita bawa saja Minho ke rumah sakit" kata sang ibu.

Seperti diberikan cobaan terus menerus, saat sampai di rumah sakit mereka nampak agak bingung melihat keadaan Minho. Jujur semua orang yang ke sana hanyalah para kaum vampir.

"Ini benar-benar serius" kata salah satu dokter dengan kulit pucat itu. Chan jujur bingung harus melakukan apa, seperti dirinya kini tak berdaya. Apalagi melihat Minho yang menangis meraung-raung. Tapi memang bayi itu harus dikeluarkan secepatnya.

Beberapa jam berlalu, suara bayi terdengar dari ruangan operasi. Chan langsung mendongkakan kepalanya penasaran. Apa itu bayinya?

Satu jam setelah itu, sebuah troli bayi keluar dari sana menghampiri mereka. Mata Chan berbinar melihat bayi kecil itu nampak tertidur pulas dalam troli.

"Tuan bayi anda sudah lahir, jantungnya tidak berdetak. Saat lahir pun manik matanya berwarna ungu kemerahan" katanya. Chan hanya mengangguk, rupanya benar gen keluarga Chan sangatlah kuat.

"Minho" panggil Chan saat mereka membawa bad keluar dari ruangan. Nampak Minho berbaring dengan kata tertutup. Wajahnya begitu pucat dan lemas.

"Dia masih tidak sadar, tapi jantungnya masih berdetak. Sungguh sangat langka, biasanya jika seseorang yang mengandung bayi vampir tidak akan selamat saat bayinya dilahirkan" kata dokter. Chan mengangguk, dia tahu pria itu memanglah kuat.

"Kami butuh darah yang cocok untuknya, mungkin dari keluarga pasien. Dia sangat kehilangan banyak darah saat mengandung dan operasi tadi" katanya. Chan mengangguk, sang ayah langsung berlari keluar dari sana.

 Chan mengangguk, sang ayah langsung berlari keluar dari sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chan menatap bayinya yang kini sudah berhasil dia tidurkan. Kegiatan ini benar-benar dia lakukan sebulan penuh karena Minho masih belum sadarkan diri.

Karena terus seperti itu membuat tubuh Chan menjadi lelah. Tak sadar dia berbaring sebentar dan terlelap.






Suara tangisan bayi itu membuat matanya terbuka, pria itu kini berusaha melihat ke sekeliling. Ini di kamar bukan? Seingatnya kemarin dia masih kesakitan di rumah sakit.

Suara tangisan itu kembali membuat dirinya terfokus. Di ujung ranjang sana ada sebuah troli tempat tidur bayi. Dengan tubuh yang masih lemas pria manis itu bangun dan duduk.

"Kenapa dia terus menangis" kata Minho. Pria manis itu berusaha menghela napas lalu perlahan bangun dan berjalan ke sana. Entah dia mendapatkan kekuatan dari mana, Minho saat ini bisa sampai tempat itu. Tepat di samping tempat tidur si bayi ada suaminya yang  terlelap.

"Kau mirip ayah mu" katanya agak tersenyum. Minho memberanikan dirinya untuk mengambil si kecil lalu menggendongnya.

Saat di gendongan Minho bayi itu seperti mencium dan mendekatkan wajahnya ke tubuh Minho seperti mencari sesuatu.

"Kau mau apa?" Tanya Minho gemas. Jujur dirinya tak mengira bayi yang selama ini dia terus umpati karena telah membuatnya tersiksa kini sudah lahir ke dunia.

"Mau minum?" Tanya Minho. Dia refleks membuka tiga kancing bajunya dan mendekatkan bibir bayi itu ke putingnya. Minho agak meringis tapi si kecil nampak menerimanya dengan baik. Dia menghisapnya kuat sampai Minho merasa sesuatu keluar dari sana.

"Pelan-pelan kau sangat sama seperti ayah mu" gumam Minho. Namun, dirinya terkejut saat Chan berteriak.

"Minho!! Apa yang kau lakukan?" Tanya Chan. Karena itu membuat bayi itu melepaskan puting Minho dan menangis kuat.

"Sstttt..... kau membuat dia takut" kata Minho. Chan langsung memeluk Minho dan menangis. Jujur sebulan belakangan ini dirinya sudah sangat parah, dia kira Minho akan pergi meninggalkan ya.

"Minho hiks, aku mencintai mu. Tolong jangan sakit lagi" kata Chan. Minho nampak sama sekali tak menggubrisnya, dirinya kini sibuk menyusui si bayi.

"Mana aku akan bantu" kata Chan. Minho kini menatap Chan dan mengangguk.

"Irhhh rasanya sakit, Chan" kata Minho. Chan terkekeh pelan. Padahal baru sadar tapi Minho seperti hanya terbangun dari tidur. Seperti tak pernah terjadi apapun padanya. Dia benar-benar kuat, dan itu sangat menarik di hati Chan.




END

Sampai jumpa di cerita selanjutnya
🥳🥳🥳

FANG AND TAIL [BANGINHO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang