Fang And Tail : Episode 2

371 49 3
                                    

Ketika asik melihat pemandangan dari jendela luar Minho dikejutkan dengan suara pintu dibuka dari luar. Nampak Chan masuk dengan wajah dinginnya sembari membawa handuk.

"Kenapa kau ke sini?" Tanya pria itu. Chan tak menjawab, pria itu kini masuk ke bilik shower.

"Ini kamar mandi jelas untuk mandi" katanya. Minho terbelakak, apalagi bilik shower itu hanya terbuat dari kaca transparan tepat di depan bak tempat dia diam sekarang.

"Kau jangan telanjang di depan ku, gila" kata Minho sembari menutup mata. Chan menghela napas pelan sembari melepaskan semua pakaiannya. Masa bodoh Minho lihat dirinya telanjang, toh mereka sudah menikah.

"Jika tak mau lihat, tutup saja mata mu jangan banyak bicara aku sibuk" katanya. Minho menutup matanya rapat saat mendengar suara air di dalam sana. Beberapa menit berlalu, Chan tiba-tiba menyentuh lengannya.

"Malam ini ada makan malam keluarga, ayah mengharuskan ku untuk mengajak mu. Jadi pakai kalung dari ayah mu dan siapkan diri. Tolong jangan buat aku semakin sulit" katanya. Minho memberanikan dirinya membuka mata. Tepat di depan meja sana ada setelan pakaian yang sudah disiapkan.

"Nanti pakai itu, cepat kita tidak punya banyak waktu" kata Chan lalu pergi dari sana. Minho menghela napas, dirinya pun tak bisa mengelak lagi. Ini bukanlah rumah nya di laut.







*****





Minho menatap Chan sekilas saat mereka akan keluar dari kamar. Jujur sangat gugup dan takut. Apa mereka semua akan galak seperti Chan?

"Ayo kata pria itu sembari menarik tangan Minho, menggengam tangan sang istri dan membawanya pergi dari kamar.

Tak seburuk di pikiran Minho, rupanya mereka semua menyambut dirinya dengan baik apalagi kedua mertuanya. Mereka nampak begitu senang dan lembut pada Minho.

Di sana juga ada dua adik Bang Chan yang sudah remaja dan dua adik kembar yang masih balita. Mereka terus memandangi Minho dengan aneh membuat dirinya menjadi gugup.

"Sekarang kalian adalah saudara, jadi Kak Minho akan menjadi kakak kalian" kata sang ayah mertua. Minho hanya tersenyum pada mereka, walaupun masih malu-malu.

Acara makan malam berjalan lebih cepat dari yang Minho bayangkan. Ketika Minho akan kembali ke kamar, tiba-tiba Chan menahan tangannya dengan erat.

"Belum selesai, akan ada acara lain di luar. Kenapa kau sangat tidak sabar" kata pria itu. Tangan Chan yang dingin membuat Minho sangat tidak nyaman, dirinya langsung menepis tangan pria itu.

"Makanya katakan sejak awal" kata si manis. Minho dengan terpaksa ikut bersama mereka pergi keluar mansion. Karena sudah malam, tak ada hal spesial yang dapat dilihat. Hanya kegelapan dan beberapa lampu jalanan, sungguh membosankan. Apalagi kini dia dan Chan hanya satu mobil sama sekali tidak ada topik pembicaraan.

"Apa masih lama?" Tanya Minho sembari menopang dagunya. Chan mendecik tanda dirinya kini tengah kesal.

"Jangan banyak bicara dan pastikan atur tingkah laku mu di sana. Tempat itu bukan rumah di mana kau bisa seenaknya" kata Chan dingin. Minho menelan ludah, sebenarnya Chan punya masalah apa dengannya. Dirinya seperti sangat sensitif saat bersama Minho. Jika terus begini, lebih baik dia pulang saja ke rumah.

"Kau sangat tidak suka aku ya? Apa aku semenyebalkan itu?" Tanyanya. Chan tiba-tiba menghentikan kendaraan itu dengan mendadak.

"Pernikahan ini sangat penting bagi keluarga kita, asal kau tahu. Bukan hanya kau yang harus meninggalkan rumah mu yang di laut itu tapi aku meninggalkan seseorang untuk menikahi mu. Jadi jangan permainan keluarga ku" katanya. Mendengar itu membuat Minho menjadi sedih, dia tak tahu jika Chan sampai melakukan itu.

Selama mereka sering bertemu, dia kira Chan itu benar-benar lajang seperti dirinya tapi sepertinya hal tersebut salah.

"Aku akan berusaha semampu ku" kata Minho. Di saat seperti ini dia seperti ingin pulang saja. Jika saja dia tahu tempat atau jalan pulang. Tapi karena tidak pernah naik ke daratan Minho seperti buta akan arah.

Acara malam yang sangat mewah mereka hadiri, karena sudah makan malam Minho jadi tidak nafsu sedikit pun untuk makan atau mencicipi hidangan. Saat pesta pun dia lebih sering bersama kedua adik kembar milik Chan yang selalu mengikuti ke mana dia pergi.

Bertanya hal-hal random padanya yang Minho pun tak tahu harus menjawabnya bagaimana. Kepala Minho benar-benar pusing melihat banyak sekali orang, dia pun mengajak kedua adik iparnya itu keluar dari ruangan pesta.

Minho duduk di pinggir sebuah air mancur besar di taman mansion itu sambil menjaga dua adik barunya bermain tak jauh dari sana. Tiba-tiba seseorang membuat dirinya terkejut.

"Tuan Lee Minho?" Tanya pria itu. Minho santai menoleh ke arahnya. Pria itu nampak gagah dengan setelah rapi khas pesta serta dengan senyuman ramahnya.

"Iya ada yang bisa dibantu?" Tanya pria itu. Pria itu mengangguk dan tersenyum, di saat yang sama anak-anak kembar itu tiba-tiba berlari dan memeluk kaki Minho sambil mengendus-endus sesuatu.

"Kalian kenapa?" Tanya Minho sembari mengusap rambut mereka.

"Mereka sangat lucu" kata pria asing itu.  Minho tersenyum membalas apa yang dirinya ucapkan.

"Saya mendengar jika anda berasal dari Dominic Ocean, tempat itu sungguh indah ya" katanya. Mendengar itu membuat Minho berbinar.

"Kau tahu tempatnya di mana?" Tanya si manis. Pria itu langsung menganggukan kepalanya. Sungguh kesempatan emas menurut Minho.

"Ternyata anda benar seorang duyung" katanya sembari melihat kalung di leher Minho. Minho tersenyum mengangguk dengan bangga.

"Bisa antar aku ke sana?" Tanyanya.

"Kebetulan aku akan melakukan pelayaran satu minggu lagi ke sana, jika anda berminat" katanya. Minho mengangguk.

"Siapa nama mu?" Tanyanya.

"Im Woojin, tempat ku ada di sebelah. Jika kau berminat datang saja saat sore tiba" katanya. Minho mengangguk paham melihat sebuah gedung tinggi di sana.

"Baiklah" katanya. Setelah beberapa lama mengobrol pria itu memutuskan untuk masuk, sebeluknya dia memberi hormat kemudian pergi dari sana. Minho benar-benar bersemangat, akhirnya ada orang yang bisa membantu dirinya pergi dengan diam-diam.

"Kak Minho mau ke mana?" Tanya salah satu dari anak itu. Minho tersenyum sambil menggeleng.

"Rahasia, anak kecil tidak boleh tahu" katanya sambil bercanda.











TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

FANG AND TAIL [BANGINHO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang