SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR !!
Pernikahan keduanya dilakukan atas dasar persahabatan dari kedua belah pihak orang tua. Perjodohan yang menendatang alam, salah satunya adalah seorang vampir dan satunya seorang duyung.
Minho, nama duyung can...
Minho nampak pasrah saat Chan menggandeng tangannya untuk pergi ke sebuah kebun yang ada di dekat vila yang disewa oleh keluarga mereka.
Mereka saat itu tengah melakukan kegiatan rutin yang biasa Chan lakukan. Karena itu dia memutuskan untuk membawa Minho pergi dari sana.
"Kau mau membawa ku ke mana?" Tanya Minho malas. Chan tak menjawab dan mempercepat langkahnya. Akhirnya pria itu melepaskan tangan Minho saat sampai di sebuah kebun buah.
"Paman!!" Teriak Chan melambai pada seseorang pria yang ada di sana. Pria ini nampak menyipitkan matanya kemudian berdiri.
"Tuan Chan ya?" Tanyanya. Chan tersenyum pelan, pria itu pun berlari ke arahnya.
"Wah kau sudah besar, apa kabar? Ini siapa?" Tanyanya sembari menatap Minho. Pria itu mengangguk dan merangkul bahu si manis.
"Dia istri ku" katanya.
"Kau bukan vampire ternyata" katanya. Chan hanya mengangguk saja mendengar ocehan paman pemilik kebun.
"Paman aku boleh minta beberapa buah untuknya?" Tanya Chan. Pria paruh baya itu langsung mengangguk mempersilahkan Chan dan Minho.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Chan sudahlah, ini sudah banyak" katanya. Chan masih sibuk memetik beberapa buah yang tak bisa dia makan sama sekali.
"Katanya ini enak, jadi kita ambil lebih banyak" katanya. Minho hanya pasrah sembari memegang keranjang itu. Setelah puas memetik buah, keduanya berusaha kembali ke villa.
Minho memijat kedua kakinya yang sakit, untuk pertama kalinya dia berjalan jauh tadi. Sedangkan Chan masih mandi di dalam.
Di depan sana ada sebuah keranjang, tiba-tiba dia ingat dengan buah tadi . Minho menelan ludah saat memegang buah itu di tangannya. Warnanya merah merona sangat cantik, Minho suka dengan warna yang mencolok.
"Boleh di makan kan?" Tanyanya. Minho lalu memberanikan diri. Saat buah itu masuk ke mulut membuat wajahnya sumbringah.
"Enak sekali" katanya. Dia pun langsung makan dengan lahap. Saking asiknya tak disangka Chan sudah duduk di sampingnya.
"Apa seenak itu?" Tanya pria itu sambil mengusap sudut bibir Minho yang belepotan. Tiba-tiba wajah Chan mendekat dan menempel di bibirnya.
"Aku sejak dulu sangat ingin merasakannya" kata Chan setelah melepaskan ciumannya. Minho langsung merona, dia pun membuang muka tapi saat akan pergi tubuhnya tiba-tiba ditahan oleh pria itu.
"Jangan menghindar" kata Chan. Minho kini didudukan membelakangi Chan di pangkuannya.
Minho meremas pahanya saat pria itu mencium lehernya berulangkali, tangan pria itu kini masuk ke pakaian Minho. Meraba tubuh sang istri dengan seksual.
"Chan apa yang kau lakukan?" Tanya Minho menggeliat. Apalagi saat Chan mempermainkan pusarnya dengan jari telunjuk.
"Melakukan apa yang seharusnya kita lakukan" kata pria itu. Seketika Minho merona, apalagi saat Chan membalikan tubuhnya.
"Kenapa kau malu?" Tanya Chan. Minho tak menjawab sambil menunduk. Seperti tidak sanggup melihat wajah pria itu.
Minho memejamkan matanya saat Chan mencium bibirnya kembali. Ciuman lembut yang membuat Minho candu dan terlena. Isapan lembut dan saliva mereka yang bertukar entah kenapa membuat suasana lain muncul.
Minho seakan pasrah saat Chan melepaskan kaos yang dia pakai membuat tubuh bagian atasnya terekspos sempurna.
"Chan nghhh hmmm" Minho menggeliat saat Chan menyesap putingnya secara bergantian. Isapan dan gigitan itu semakin membuat Minho jatuh dalam permainan ini.
Minho sampai lupa jika keduanya kini ada di balkon villa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Minho aku ingin lebih, kau sangat menggoda" kata Chan saat menyesap puting milik Minho. Si manis pun juga, di dalam sana tanpa dia sadari dia pun bereaksi.
"Iya aku juga" kata Minho sembari memeluk pria itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Chan tunggu uhhh" Minho terkejut saat pria itu menidurkan tubuhnya di sofa panjang ruangan. Chan kini melanjutkan mencium seluruh tubuh sang istri dengan liar.
"Aku tidak tahan ahh" kata pria itu. Minho mengerti, tapi dia tak bisa pasrah saja. Pria itu kini bangun dan duduk menatap Chan.
Tangan Chan menarik celana Minho hingga pria itu telanjang bulat sekarang. Pipi Minho langsung merona karenanya.
"Aku malu" kata si manis naik ke pangkuan Chan sambil memeluk erat tubuh pria itu. Chan agak terkekeh, tapi memang ini pertama kalinya bagi mereka.
"Setelah ini kau akan terbiasa" kata Chan sembari mengarahkan tangannya ke lubang milik Minho. Minho memejamkan matanya saat Chan memasukan dua jarinya. Rasanya aneh dan agak sesak.
"Cukup ahh Chan" kata Minho. Tubuh Minho tersentak saat Chan menyentuh sebuah titik aneh di dalam sana.
"Chan jangan di sana ahh rasanya aneh" kata Minho berkaca-kaca. Chan terkekeh dia tahu, rupanya tempatnya di sana. Pria itu kini mengeluarkan penisnya yang sudah tegang dan mengarahkannya ke lubang Minho.
Minho kini semakin menegang ketika Chan mengarahkannya ke depan lubang Minho. Di saat Chan akan memasukannya tiba-tiba pintu kamar mereka diketuk dari luar.
"Minho!! Piyama mu sudah sampai" suara sang ibu bertua terdengar. Minho langsung kelimpungan dan menatap Chan.
"Diam lah" bisik Chan. Tapi Minho merasa tidak enak dengan wanita itu.
"Iya ibu, sebentar" kata Minho. Pria itu kini bangun dari pangkuan Chan. Saat Minho mengambil pakaiannya, Chan tiba-tiba mendudukan tubuh pria itu kembali ke sofa.
"Chan hmmmm hmm" Minho terkejut saat pria itu menyesap penis miliknya. Karena milik Minho tak begitu besar dengan mudahnya Chan melumatnya.
"Minho" Panggilan itu lagi. Minho berusaha menutup mulutnya, rasanya benar-benar nikmat. Jika dibiarkan dia bisa mendesah karenanya.
"Ayo jawab ibu" kata Chan di bawah sana. Minho jujur bingung, kenapa Chan mempermainkan dirinya seperti ini.
"Aku datang" kata Minho. Dia perlahan berusaha melepaskan wajah Chan. Tapi Chan sangat membatu.