"Minho" panggil Chan saat melihat pria manis itu kini tengah duduk di dalam bak yang berisi air. Karena kejadian tadi malam, membuat Minho tak bisa merubah ekornya menjadi kaki. Kalung itu dirusak oleh Chan.
"Aku lapar" kata si manis. Melihat itu membuat Chan jadi malu dan sedih apalagi saat melihat bekas luka yang ada di leher pria manis itu.
"Kau baik-baik saja kan?" Tanya Chan mendekat dan jongkok di samping bak. Minho mengangguk, tapi Chan yakin dia pasti takut setelah semua yang terjadi.
"Kita kan suami istri, jadi lupakan saja" katanya. Seketika membuat Chan tersenyum. Dia kini mengusap rambut Minho dengan tangannya dengan lembut.
"Aku akan mencari makan dulu, maaf ya. Padahal kita ke sini untuk berlibur tapi sepertinya aku merusak semuanya" kata Chan. Minho mengangguk, melihat salju dari dalam sini saja dia sudah sangat senang.
Beberapa waktu berlalu.......
Keduanya kembali seperti biasa, kini Minho kembali bisa berubah menjadi kedua kakinya. Chan saat itu kadang sibuk bekerja pergi keluar rumah meninggalkan sang istri.
Saat itu tiba, Minho biasanya akan ditemani oleh dua adik ipar kembarnya yang masih mungil. Mereka sangat senang melihat Minho berenang-renang di kolam renang.
Siang yang lumayan terik, kedua anak itu kini duduk di tepi kolam bertiga sembari memandangi ekor indah milik sang duyung.
"Anak-anak, sepertinya sudah selesai. Ayo makan siang" kata sang ibu mertua datang. Minho tersenyum pelan sembari membantu mereka.
"Minho ini handuk mu" katanya seperti biasa, walaupun status Minho adalah menantu tapi mereka begitu menyayangi dirinya seperti anak sendiri.
"Terima kasih ibu" katanya. Tiba-tiba wanita itu fokus ke leher Minho.
"Minho ini kenapa? Bekas apa ini?" Tanya wanita itu tiba-tiba. Minho agak terkejut, dia pun memegang leher bagian sana. Pas sekali dengan bekas luka dari gigitan Chan.
"Tidak ada ibu" kata Minho tak ingin menjawab lebih banyak. Wanita itu pun mengangguk pelan, dia pun membawa kedua anaknya masuk meninggalkan Minho.
_______
"Kau gila ya!!!" Teriak sang ibu saat mereka bertiga berkumpul. Chan menaikan salah satu alisnya kebingungan. Begitu juga sang ayah.
"Ibu kenapa? Apa yang terjadi?" Tanya Chan. Wanita itu menghela napas dengan wajah cemasnya.
"Chan ayo jujur dengan ibu, apa kau pernah minum darah Minho?" Tanyanya. Sang ayah tiba-tiba menatap Chan dengan tatapan aneh. Yang membuat suasana menjadi begitu serius.
Chan kini menunduk, ragu. Tapi dia tak bisa bohong.
"Ayo jawab Chan!" Kata sang ayah. Pria itu menatap mereka takut.
"Tadi ibu lihat ada tanda gigitan taring di lehernya, jangan-jangan benar" katanya. Chan menghela napas lalu mengangguk.
Sang ayah tiba-tiba meremas kerah baju Chan dengan emosi. Membuat mereka menjadi tegang.
"Kau gila ya! Ayah sudah katakan pada mu dulu kan sebelum menikahinya. Minho bukanlah vampir seperti kita" katanya. Chan waktu itu memang ingat pernah diberitahu, tapi tak secara detail.
"Kau mau membunuhnya ya?" Tanya mereka lagi. Chan tiba-tiba terbelakak dan melepaskan cengkraman di lehernya.
"Ayah! Sudah cukup, memangnya kenapa?"Tanya pria itu. Sang ayah kini menghela napas pelan.
"Apa yang aku katakan nanti pada ayahnya jika terjadi sesuatu" kata pria tua itu. Sang ibu pun nampak panik mendengarnya.
"Chan sepertinya ini memang salah kami, kami tidak memberitahu ku secara detail waktu itu. Kami kira, insting vampir mu bisa dikendalikan tapi sepertinya sama saja. Dengan kau meminum darah dan membuat tanda maka jiwa kalian akan terikat dan kau bisa membuat Minho hamil. Jika dia hamil, kami takut janin itu akan menghisap darah Minho yang membuat Minho..." Chan tiba-tiba menghentikan pembicaraan itu, karena dia tahu arahnya akan ke mana.
"Sudah ibu, aku sudah paham" katanya. Tapi malam itu, jujur Chan kehilangan kendali. Jika dia tahu, mungkin dia tak akan pergi ke tempat yang dingin itu.
"Tapi aku yakin, jika itu terjadi pun dia akan bisa melaluinya. Minho itu kuat, buktinya dia bisa hidup di sini meninggalkan laut dan keluarganya" kata pria itu lalu pergi dari sana.
Chan berjalan dengan cepat menuju kamarnya berusaha mencari istri tercinta. Tetesan air kata itu entah kenapa muncul, dirinya berusaha menyenangati diri tapi dia juga takut ditinggalkan.
Bruakk.....
Suara pintu kamar dibuka dengan kasar membuat sang penghuni di dalamnya terkejut. Pria itu menatap Chan penuh pertanyaan.
"Chan kau kenapa?" Tanya Minho bingung. Tiba-tiba dirinya mendapatkan sebuah pelukan hangat dari pria itu. Pertama kalinya dia melihat Chan menangis.
"Kau kenapa?" Tanya Minho berusaha melepaskan diri tapi Chan masih memeluknya dengan sangat erat. Minho agak terkekeh karenanya, dia pun mengusap punggung Chan lembut.
Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar dari luar sana.
"Kak Minho! Ayo main" suara anak kembar itu terdengar. Minho kembali berusaha melepaskan Chan.
"Adik mu datang" kata si manis. Chan pun melepaskan pelukannya.
"Kau kenapa?" Tanya Minho lagi sembari mengusap air katanya. Chan menggeleng dan mencium bibir Minho berulangkali.
"Sana pergi mandi, aku mau bermain dengan adik-adik mu" katanya.
______
Ketika Minho akan mandi, pria manis itu agak terkejut saat melihat sesuatu yang aneh kini muncul padanya.
"Ini tato apa?" Tanya Minho melihat sebuah tanda tato di bawah pusarnya.
"Chan!!!" Teriaknya dari sana. Tak lama setelah itu Chan pun datang dengan mata yang masih mengantuk.
"Kenapa sayang?" Tanyanya. Minho berbalik dan memperlihatnya.
"Chan tiba-tiba ada tanda ini" katanya. Seketika mata Chan yang mengantuk langsung terbuka kembali. Dia kini berusaha menyentuh tepat di sana.
"Minho, apa itu tidak merasa aneh akhir-akhir ini?" Tanya Chan. Minho nampak menaikan salah satu alisnya bingung dan berusaha berpikir.
"Tidak sih, tapi aku terus ingin makan" katanya. Seketika Chan langsung panik, tapi Minho sepertinya saat ini tengah hamil. Karena tanda itu adalah tanda dari keluarga Chan. Dan saat sang ibu dulu hamil adik-adik Chan nampak juga ada tanda itu di perut sang ibu.
"Kenapa Chan?" Gumam Minho. Chan kini memegang pundak si manis.
"Minho saat ini kau sepertinya tengah hamil" kata Chan. Minho agak terkejut, tapi lebih tepatnya merona.
"Tapi ini sangat berbahaya, kita atasi secepatnya ya" kata Chan sembari menggengam tangan Minho dengan erat.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
FANG AND TAIL [BANGINHO]
FanficSEBELUM BACA WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR !! Pernikahan keduanya dilakukan atas dasar persahabatan dari kedua belah pihak orang tua. Perjodohan yang menendatang alam, salah satunya adalah seorang vampir dan satunya seorang duyung. Minho, nama duyung can...