Sakura sedang menunggu di luar toko VS. mengutak atik handphonenya dan mendapati satu pesan masuk dari asisten pribadinya, yamato. Bergegas membaca pesan tersebut dan membalasnya dengan cepat. Pandangannya masih terpaku pada benda pipih tersebut sampai tak sadar ada orang yang menghampirinya. Melihat sepatu didepannya ia secara reflek menatap ke arah orang tersebut. Betapa terkejutnya dia melihat dua wanita yang sangat familiar di hidupnya.
Raut ekspresi ketiga wanita itu sama, mereka menampakkan ekspresi kaget. Sampai suara yang begitu ia rindukan mengalun indah
"nak, Sakura? Benarkah ini dirimu sayang?" ujar salah satu wanita tersebut
Belaian halus sakura dapatkan di kepalanya, membuat hatinya menghangat seketika. Bendungan air mata telah menumpuk di mata keduanya. Kerinduan dan kekhawatiran tersalurkan dalam tatapan mata keduanya. Belaian halus itu kini berubah menjadi pelukan hangat dan menenangkan. Diam. Tidak ada suara diantara keduanya, hanya isak tangis yang bisa kita dengar. Tak terpikir bahwa pertemuan mereka akan secepat ini, jelas ini diluar rencana Sakura.
Cukup lama mereka berpelukan hingga suara Ino menginterupsi
"Sakura? Eh? Bi-bi? Kak Izumi? OMG!" pekiknya dengan kaget"Ino kenapa tidak bilang sakura telah kembali? Kau tau kami sangat merindukannya kan" kata izumi menatap Ino
Merasa sahabatnya terpojok, Sakura melepas pelukan itu,
"mama, kakak. Aku memang tidak mengizinkan ino mengatakan pada siapa pun. Ini kejutan" ucapnya dengan senyum manis"kau anak nakal, kenapa tidak menghubungi mama sama sekali. Setidaknya beri kabar pada kami, entah apa pun termasuk kau masih hidup atau tidak" ucapnya disertai dengusan
"maaf aku tidak ingin merepotkan siapa pun" ucap sakura sambil menunduk
Melihat sakura menunduk bersalah Mikoto dan Izumi langsung gelagapan, ya kelemahan mereka adalah ini dan sialnya Sakura memanfaatkan itu.
"eh sayang jangan menunduk kau tidak bersalah, maaf mama hanya khawatir" ucapnya sambil membawa sakura dalam pelukannya"sekarang karna kau telah kembali ayo ke Mansion, papa pasti akan senang melihatmu pulang" ucapnya dengan senyum sumringah dan mendapat anggukan dari Ino dan Izumi
Ino menatap Sakura dalam diamnya, ia tau ini tidak dalam rencana sahabatnya itu. Setidaknya bukan dalam waktu secepat ini bertemu kembali dengan keluarga Sasuke yang merupakan keluarga ketiganya. Bagaimanapun rencana sakura, ia tidak bisa terus menghindar. Cepat atau lambat ia akan bertemu sasuke, menatap ketiga orang tersebut secara bergantian Ino berkata "pergilah, Paman Fugaku dan keluarga Uchiha lainnya pasti merindukanmu. Kufikir memang sudah saatnya" senyuman tulus Ino mengantar kepergian ketiganya
"Semoga berhasil sakura, dapatkan apa yang seharusnya menjadi milikmu, i know..
Rule no 3
A lady knows how to play the game" monolog nya dalam hati
.
.
.Tidak butuh waktu lama untuk sampai di mansion uchiha. Tak ada yang berubah dari dulu, tetap megah dan berkelas. Sakura saat ini sedang duduk di ruang keluarga, diam mengamati sekitar sampai melihat sofa sedikit terguncang karna ada yang mendudukinya. Menoleh dan mendapati sosok itu memandanginya dengan senyum yang merekah, kemudian merengkuh sakura dalam pelukannya. Senyum kini menghiasi wajah keduanya "aku pulang" ucap sakura dengan suara yang teredam
"maaf aku tidak bisa mencegahnya bertindak bodoh, aku gagal. Aku tidak bisa menjadi kakak yang baik" ucapnya parau
Menarik dirinya kasar dalam pelukan itu, memandangnya dengan tajam sakura berucap "ini bukan kesalahanmu kak, ini murni pilihan dan keputusannya. Ini bukan tanggung jawabmu, jangan membebani dirimu seperti ini. Aku tidak suka"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lesson
RomanceMemberi sedikit pelajaran pada orang yang semena-mena bukan kesalahan.