4 tahun kemudian
"Mamaaa... aku ada hadiah buat mama," ucap Devon pada Vieria yang sedang dandan.
"Apa, tuh?"
Devon mengeluarkan kelabang dan dilemparkan ke kaki Vieria, anak itu pun kabur.
"Aaaaaaaa," teriak horor Vieria. Namun, setelah diperhatikan seksama, itu hanya seutas benang kain hitam agak tebal dan berserabut. Tidak mungkin anak 4 tahun kepikiran ide tersebut. Vieria langsung tahu siapa biang keladinya.
"Aryaan!!," teriak Vieria menggelagar. Ketika didekati, Vieria melihat mereka berdua sedang cengengesan.
"Kamu usil banget, sih. Pakai ajarin ke Devon pula! Aku kaget banget tahu!?"
Kedua orang itu masih tertawa, tiba-tiba Jason datang dan memeluk Vieria, "mama nggak apa-apa?"
Vieria tersenyum dan memeluk anaknya yang kalem ini. Jason dan Devon memang kembar, tapi karakter mereka sangat berbeda. Jason lebih kalem, sedangkan Devon lebih beringasan.
"Nggak apa-apa, kok. Papa dan kakakmu ini habis usilin mama seperti biasa," ucap Vieria mendekati Devon dan Aryan. Dicubit ringan pipi keduanya. "You..and you..."
Vieria tertawa melihat wajah keduanya yang sama persis. Jason dan Devon adalah versi kecil dari Aryan.
"Dede main sama papa dan kakak dulu, ya. Mama mau siap-siap," ucap Vieria pada Jason.
Hari ini rumah mereka mengadakan acara pesta ulang tahun Devon dan Jason. Vieria dan Aryan selaku tuan rumah jadi sangat sibuk, tapi malah sempat-sempatnya Aryan mengusili Vieria. Awas dia, pikir Vieria.
Acara pesta pun sudah berlangsung, Vieria yang sejak tadi sibuk bolak-balik mengurusi para tamu, rumah dan anak-anak baru sempat makan. Ia lega Jason dan Devon bermain dengan teman-teman sebayanya ditemani mertua dan kedua orang tuanya, sehingga Vieria bisa istirahat sejenak.
"Vieria, tolong gantikan aku sebentar memanggang daging steak ini. Aku kebelet," ucap Aryan pada Vieria yang baru keluar ke halaman belakang sambil membawa nampan makanannya.
"Oh, oke."
Vieria pun mencoba memanggang daging steak berlemak itu.
"Aaw!," teriak Vieria ketika terkena cipratan dari steak yang dipanggang. "What the hell?"
Vieria kebingungan, memang benar begini memanggangnya? Ia pun mencoba lagi dan terkena cipratan untuk kedua kalinya, "aw!"
Apa Aryan sedang mempermainkannya lagi? Vieria pun langsung meletakkan alat capit itu, "I'm done!"
Vieria mengambil nampan makanan yang tadi ditaruhnya, mencari posisi duduk yang nyaman dan makan dengan santai.
Tak lama kemudian, Aryan kembali dan kaget melihat beberapa steaknya yang sudah hangus. "What the...?"
Aryan pun memandang kiri kanan mencari tersangka utama. Dilihatnya Vieria makan dengan santai sambil memainkan ponselnya. Aryan merasa geram.
"Jef, can you help me with the steak?," tanya Aryan pada Jefry, temannya.
"Sure, lu mau kemana?," tanya Jefry yang langsung mengambil alih alat panggangan.
"You don't want to know," jawab Aryan.
Jefry memperhatikan Aryan mendekati Vieria yang sedang duduk dan geleng-geleng, "dasar bucin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aryan dan Vieria
ChickLitAryan tidak ingin Ravina pergi. Aryan pun menahan keinginan Ravina untuk resign dan perlahan-lahan hatinya mulai tertarik pada wanita itu. Mereka berdua mulai sering bersama di luar jam kerja, membicarakan berbagai hal, bergandengan tangan dan berci...