Dan disinah mereka berada, di sebuah pusat berbelanjaan atau biasa di sebut mall. Ganendra dan Hana bergandengan sembari memilih barang yang Hana inginkan. Sedangkan Felicia? Gadis itu hanya mengikuti mereka berdua sudah seperti anak ayam yang mengikuti induknya.
"Beb, ini bagus gak kalau aku yang pakai?" tanya Hana memperlihatkan gaun berwarna merah maron kepada Ganendra.
"Bagus kok, Sayang. Pokoknya kalau kamu yang pakai pasti selalu bagus," pujinya. Ganendra tersenyum, mengelus kepala Hana dengan lembut.
Hana yang diperlakukan seperti itu tentu saja merasa salah tingkah, ia tersenyum malu-malu pada kekasihnya. "Ah, kamu bisa aja, Beb. Aku kan jadi malu."
"Loh, kok malu, kan yang aku bilang nyata, Sayang."
"Iya sih, kan aku cantik makanya kelihatan bagus semua di aku."
Felicia yang sedari tadi menyaksikan drama romantis sepasang kekasih itu merasa geli. Daripada menjadi obat nyamuk, ia memutuskan untuk ikut melihat-lihat gaun, kali saja ada yang menarik perhatiannya dan mumpun Ganendra sudah berjanji akan membelikannya tadi.
Felicia terlihat sangat asik memilih dress hingga pandangannya tertuju pada gaun berwarna hitam selutut dan lengan pendek. Gaun itu terlihat simpel, tapi elegan. Felicia pun mengambil gaun itu dan pergi menyusul Ganendra dan Hana.
"Ganen, gaunnya bagus gak di gue?" tanyanya tersenyum memperlihatkan gaun yang ada di tangannya.
Ganendra pun menatap gaun yang di perlihatkan Felicia. "B aja."
Senyum Felicia seketika luntur diganti dengan wajah kesal. "Idih, mata lo katarak? Gaunnya bagus gini lo bilang b aja."
"Gaunya emang bagus, tapi kalau lo yang pakai langsung b aja."
Felicia yang kesal atas ucapan Ganendra pun memukul lengan lelaki itu. "Sialan lo, sama cewek lo aja bilangnya bagus, giliran sama gue bilangnya b aja. Emang sahabat laknak lo."
Ganendra yang mendapat pukulan lantas mengaduh kesakitan. "Gila, pukulan lo kuat banget, Fel. Sakit nih lengan gue." Lelaki itu mengelus lengannya yang kena pukul.
"Rasain, siapa suruh ngeselin," ucapnya tak peduli.
"Idih, gitu aja marah. Gue becanda kali. Gaunnya bagus kok di lo, Felicia," ucapnya mengacak gemas rambut gadis itu dan di balas tepisan kasar oleh Felicia sambil mengomel.
"Berantakan nih rambut gue." Felicia pun menata rapi rambutnya.
"Lagian lo gak biasanya beli gaun. Lo kan gak ada feminim, kenapa beli?" Ganendra heran pasalnya Felicia itu gadis yang tomboi tidak pernah memakai pakaian feminim, tapi kenapa tiba-tiba ingin beli?
"Serah gue lah, kali aja nanti gua butuh."
Hana yang sedari tadi memperhatikan Ganendra dan Felicia merasa kesal. "Yang Ganendra bilang benar kok, gaun itu emang kelihatan b aja di lo, bahkan gak cocok kalau lo yang pakai," ucapnya sewot menunjuk-nunjuk wajah Felicia.
"Maksud lo apa ngomong gitu?" tanya Felicia tak terima.
"Maksud gue, lo sama sekali gak pantes pakai gaun itu atau bahkan gaun mana pun. Lo itu pantasnya cuman pakai baju kaos yang di obral. Lo gak cocok pakai baju mahal."
Felicia menggelapkan tangannya, tak terima atas perkataan Hana yang menghinanya. Ingin sekali ia menampar mulut pedas gadis itu, tapi karna mengingat kalau mereka ada di tempat ramai dan tidak ingin membuat keributan, ia pun mengurungkannya.
"Sabar, Fel, sabar. Lo jangan sampai bertengkar disini," batinnya berusaha menahan amarah yang ingin sekali ia keluarkan.
Sedangkan Ganendra, lelaki itu menatap tak percaya Hana yang berbicara seperti itu pada Felicia.
![](https://img.wattpad.com/cover/359684164-288-k780320.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSHIP : Ganendra dan Felicia
أدب المراهقين"Kita hanyalah dua atma yang ditakdirkan untuk menjadi sahabat, tidak lebih ...," ••• Ini adalah kisah antara Ganendra dan Felicia. Mereka berdua memiliki hubungan persahabatan yang sudah terjalin sejak kecil karena orang tua mereka yang bersahabat...