🍒0.8🍒

510 37 57
                                    

🍒Happy reading 🍒

Zia tersenyum ia bersyukur karena di saat seperti ini ia masih memiliki sahabat yang selalu ada untuknya.

"Heumm" angguk Zia tersenyum membuat Hana juga tersenyum.

"Terima kasih Hana karena kau selalu ada untuk ku"

"Tak perlu Terima kasih kamu sudah ku anggap sebagai saudari ku sendiri"

jika ia pergi hana takut Zia akan melakukan sesuatu yang berbahaya bagi dirinya.

Sekarang Mereka sedang duduk dimeja makan, tadi Hana memesan makanan karena ia tau bahwa Zia sedang laper Dari perut Zia yang berbunyi, ia pun juga sebernar nya belum makan saat pergi ke kosan Zia.

Dan sekarang mereka sudah selesai makan.

"Zia" Hana membuka suara, ia ingin bertanya tapi ia takut Zia kembali mengingat dan jadi trauma.

Zia melihat ke arah Hana "kenapa?" Tanya Zia saat melihat wajah Hana yang bingung mau bertanya atau tidak.

"Emm aku boleh nanya gak?" tanya Hana kecil membuat Zia tersenyum manis.

"Tanya apa?, Bilang aja."

"Zi kamu ingat wajah laki-laki itu?, atau rupanya kayak gimana udah tua atau masih muda?, orang luar atau bukan?" Pertanyaan Hana membuat Zia terdiam.

"Kalau kamu belum mau jawab gak papa kok, aku gak maksa! aku hanya ingin tau bagaimana rupanya biar aku bisa meminta oppaku mencarikan pria itu untuk mu" jelas Hana saat melihat Zia hanya diam.

Zia tersenyum tipis mendengar itu lalu memandang Hana dalam "aku akan jawab. " Ujar zia membuat Hana langsung memandang Zia serius, yang mana malah membuat Zia terkekeh karena gemas melihat wajah serius sahabatnya itu.

"Wajah pria itu... aku ingat dia sangat tampan dan mungkin masih berumur 18 19, dan rupanya? dia miliki tinggi mungkin diatas 88 juga memiliki kulit putih, sepertinya dia orang luar alias bukan orang Indonesia- dia seperti?" Zia mengingat ingat lalu berseru "dia orang Korea!" Seru Zia saat mengingat semuanya, ia ingat yakin bahwa pria itu adalah orang Korea karena dia pernah mengatakan bahasa yang digunakan sahabatnya itu.

saat Zia menjawab semua pertanyaan itu dengan tak sadar bahwa ia juga mengatakan bahwa pria itu tampan meski memang kebenarannya.

"Orang Korea?" ucap Hana membuat Zia menganggukan kepalanya.

"Kau tak salah kan?" Tanya Hana memastikan ia takut bahwa Zia salah.

"Tidak mungkin aku salah Hana, aku mendengarnya dengan telinga ku sendiri bahwa dia bergumam menggunakan bahasa Korea sama sepertimu!"

"Bahkan aku mendengarnya mengucapkan kata 'shibal' sama seperti kata yang sering aku dengar diderakor."

"Baik lah aku percaya, dan aku akan meminta kepada oppaku dan sahabat-sahabatnya untuk membantu mencari pria itu untukmu zia" Hana menggenggam tangan Zia
"kita pasti menemukannya kau harus percaya padaku." lanjut Hana meyakinkan.

"Hana apa tak bisa kita saja yang mencarinya Tampa bantuan dari oppamu dan sahabat-sahabatnya?" ujar Zia menunduk, ia malu saat ada orang lain yang tau bahwa Zia sudah tak perawan lagi.

Hana yang mengerti maksud Zia pun mengangguk dan berkata lagi "aku gak akan bilang tentang mu kepada oppaku Zia, aku akan mencari alasan lain agar mereka membantu kita, kau tentang saja tak kan ada yang tau tentang rahasiamu, hanya aku saja yang tau" Zia menganggukan kepalanya ia percaya dengan ucapan yang dikatakan sahabatnya.

"Yasudah yuk kita tidur!, udah malam Lo ini," ujar Hana sembari menguap kecil ia sangat lelah hari ini.

"Kamu udah izin kan mau nginap?" tanya Zia ia takut Hana dimarahi sama ibunya karena menemani Zia.

"Iya. tanang aja Zia aku udah izin sama amma kok." jawab Hana.

Zia menganggukan kepalanya mereka pun berjalan menuju kamarnya untuk tidur karena besok mereka akan sekolah karna ada ulangan.

Zia langsung sekolah? Jawabannya iya! karna Zia tak takut lagi tentang kejadian itu, ada Hana sahabatnya yang selalu ada untuknya dan juga ia tak akan menyia-nyiakan waktunya hanya untuk takut dan terauma.

Sebentar lagi ia akan lulus ia tak boleh menyerah, ia sudah belajar dengan giat selama ini dan tak mau nilainya turun hanya karena kejadian itu, Zia itu perempuan kuat!.

Zia memikirkan masa depan masih banyak yang harus ia lakukan untuk orang tuanya, dia harus mencapai cita-cita! tak ada waktu untuk menangis sekarang ia yakin bahwa semua akan baik-baik saja nantinya.

Beberapa menit kemudian Zia pun sudah tertidur pulas disamping Hana.
Hana melihat Zia yang sudah masuk kealam mimpinya saat memandang wajah sedikit sembab Zia Hana bergumam sebelum ikut menutup mata menyusul Zia kealam mimpi.

"Semuanya akan baik-baik saja Zia aku akan selalu ada untukmu, dulu saat aku terpuruk kamu lah yang selalu ada untukku dan sekarang waktunya aku yang akan selalu ada untuk mu."

"Semua akan baik-baik saja aku yakin!"setelah mengatakan itu hana langsung menutup mata dan lalu tertidur pulas.





TBC...

Jangan lupa untuk vote dan komen biar aku semangat nulisnya..

Follow akun author ya 😉.

Typo tandai ok..

Papayyyyyyy 👋💃

SuamiKu 'Orang Korea!'(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang