37 Sisi Liar Gerald

16.3K 1K 44
                                    

Entah punya keberanian dari mana, Arumi tiba-tiba mengajak Evelyn untuk mengobrol berdua. Gerald yang menyadari situasi pun memutuskan keluar ruangan memberikan waktu. Tetapi sampai beberapa menit pun, kedua perempuan itu hanya terdiam.

"Evelyn, apa benar kamu dan Kenzo memutuskan pertunangan?" Akhirnya Arumi membuka suara juga, setelah hatinya lebih tenang.

"Iya, gue dan Kenzo udah resmi putus. Kenapa? Jangan sungkan lagi, sekarang Kenzo milik lo sepenuh nya," jawab Evelyn pasti tanpa keraguan.

Bukan ekspresi senang yang Arumi berikan, tatapan gadis itu menjadi redup dengan senyuman miris di bibir nya. "Sayangnya gak akan bisa, aku rasa perasaan Kenzo sudah berubah. Kita gak akan mungkin lagi bersama."

Arumi lalu tanpa ragu menceritakan saat Kenzo tiba-tiba memutuskan hubungan mereka. Pria itu meminta maaf karena sudah menyeret nya dalam hubungan rumit ini, terlebih lagi saat itu masih memiliki tunangan.

"Saat itu dia tanpa ragu bilang kalau dia mencintai kamu Evelyn, dia tidak mau mensia-siakan kamu lagi dan ingin memperbaiki semuanya," ungkap Arumi.

Kedua mata Evelyn terlihat mengerjap pelan, tanpa bisa ditahan detak jantungnya pun menjadi cepat. Kenapa Ia tiba-tiba merasa gugup ya? Jika dilihat dari sikap Kenzo yang memohon-mohon beberapa hari ini, memang terlihat jelas jika pria itu sudah menyukai nya.

Evelyn hanya tidak menduga saja, karena Ia tahu pasti hubungan mereka dulu sangat buruk. Seperti sebuah keajaiban.

Lamunan Evelyn terhenti saat Arumi menggenggam tangan nya. "Evelyn, aku minta maaf karena dulu pernah jadi orang ketiga di hubungan kamu dan Kenzo. Aku sadar aku salah karena gak bisa bersikap tegas, jujur aku juga mencintai Kenzo sampai selalu saja tunduk sama dia."

"Gak papa, yang salah di sini itu Kenzo," gumam Evelyn berbesar hati.

Sangat disayangkan sekali sikap Kenzo yang tidak cukup dengan satu perempuan membuat nya kini kehilangan mereka di waktu bersamaan. Setelah ini, entahlah siapa yang akan diperjuangkan nya.

Arumi lalu pamit pulang beralasan waktu sudah malam, tidak bisa berlama-lama juga karena orang tua Kenzo tidak mengizinkan. Selepas kepergian Arumi, Evelyn pun akan pulang juga. Tetapi sebelum itu, menghampiri Kenzo dulu di ranjang nya.

"Akhirnya semua berakhir sesuai keinginan kecil aku waktu itu, dimana kamu menyesal juga Kenzo dan berbalik mengejar-ngejar Evelyn. Aku mau lihat se berjuang apa kamu untuk luluhin aku, jadi jangan terlalu lama tidur," itulah kata perpisahan terakhir sebelum Evelyn keluar dari ruangan itu.

Di Koridor Ia sempat melihat Gerald dan Arumi yang sedang mengobrol, tapi saat melihat nya langsung berhenti dan Arumi pun memutuskan pergi lebih dulu. Dengan ekspresi wajah tidak terbaca nya, Gerald pun mendekati Evelyn.

"Sudah selesai belum? Mau pulang sekarang?" tanyanya seraya memasukkan tangan ke dalam saku jaket.

"Hm, capek banget," jawab Evelyn sedikit mengeluh.

Di perjalanan yang memakan waktu cukup lama, ditambah sedang macet membuat Evelyn jadi mengantuk dan akhirnya tertidur juga. Gerald pun baru sadar saat mereka sudah sampai di rumah. Bukannya membangunkan, pria itu malah asik memperhatikan Evelyn yang terlelap.

Wajah nya terlihat damai sekali, membuat kecantikan nya semakin bertambah. Berbeda sekali jika sedang sadar, hobi nya selalu marah-marah.

Telunjuk tangan Gerald terulur mengusap kening Evelyn, lalu turun ke hidung hingga terakhir ke bibir merah nya. Ia sedikit mencondongkan tubuh nya mendekat, pelan-pelan tidak menimbulkan suara khawatir Evelyn terbangun.

"Lo mau tahu gimana perasaan gue yang sekarang Evelyn? Gue udah gak tertarik sama Arumi, anehnya sekarang gue lebih tertarik sama lo," gumam Gerald pelan, lalu di akhiri tawa kecil. "Hah benar-benar lucu, ini gila banget kan?"

Perlahan wajah Gerald pun mendekat, tidak tahan lagi untuk mengecup bibir Evelyn. Hanya kecupan singkat dan tidak menekan, karena Gerald masih berhati-hati. Untungnya setelah Gerald lepaskan bibir nya, Evelyn masih belum bangun.

"Ternyata kalau tidur dia kebo banget, kalau misal gue perkosa dia bangun gak yah?"

Otaknya yang liar itu sudah berpikir jauh, tapi segera Gerald enyahkan dan memilih turun dari mobil nya. Ia lalu menggendong Evelyn membawanya masuk ke dalam rumah. Sesampai nya di kamar perempuan itu, dengan perlahan Ia baringkan di atas ranjang.

Sial nya Gerald kali ini benar-benar tidak bisa menahan nafsu nya lagi semenjak bibir nya mengecup bibir Evelyn tadi di mobil. Gerald malah duduk di samping Evelyn yang masih tidur dengan lelap, tangannya pun mulai aktif mengelus perut perempuan itu yang terbuka karena kaos nya terangkat sampai ke bawah dada.

"Kalau aja Mama sama Papa lagi gak di rumah, gue pasti bisa perkosa Evelyn sekarang juga. Di kamar masih ada persedian obat bius, apa pakai itu aja ya biar dia gak sadar?"

Lagi-lagi pikiran nya yang liar ini merujuk ke hal yang tidak senonoh. Sudah Gerald katakan jika dirinya ini cukup mengerikan, itulah kenapa tidak mengungkapkan langsung pada Evelyn tadi. Karena kalau sampai tahu, Evelyn pasti akan marah dan takut.

Sebelum tangan Gerald semakin naik dan akan menyentuh dada besar Evelyn, si empu nya malah bergerak membuat nya pun segera menarik lagi tangan nya. Perlahan Evelyn pun membuka mata, langsung terperanjat duduk melihat Gerald di dekat nya.

"Lo ngapain di sini?!" tanya Evelyn dengan nada sensi nya. Segera Ia menarik selimut menutupi tubuh nya bersikap waspada.

"Lo kalau tidur kaya kebo ya, gak gerak sedikit pun. Pas gue pindahin lo dari mobil sampai ke kamar juga pasti gak sadar, kan?" Gerald malah balik bertanya dengan meledek nya.

Evelyn pun mendengus sebal lalu memalingkan wajahnya malu. Tidak di kehidupan dulu maupun sekarang ternyata tidur nya sangat nyenyak sekali.

"Mungkin gue kecapean, makanya gak sadar. Makasih deh udah nganterin, mending sekarang lo juga istirahat."

Gerald tidak langsung pergi, malah asik memperhatikan nya dengan tatapan lekat membuat Evelyn jadi tidak nyaman. Sebelum Evelyn protes, pria itu sudah beranjak meninggalkan nya, membuat Evelyn akhirnya bisa bernafas lega.

Aura Gerald malam ini terlihat berbeda, terasa lebih mencekam membuat Evelyn sampai gugup tidak seperti biasanya.

"Hah lupa lagi belum mandi, tapi udah malem, malas banget," gerutu Evelyn melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

Tidak apalah mungkin satu hari hanya sekali mandi, itupun saat pagi akan berangkat sekolah. Lagi pula kecantikan nya juga tidak akan memudar, kan? Malahan seminggu tidak mandi juga Evelyn akan terus cantik.

***

Gerald ke Kenzo-Rama

Gerald ke Kenzo-Rama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mantan Tunangan ProtagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang