Cil sedih, kok yang minat book baru ini dikit yah :(
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Weyo gais? Apa karena lb nya anak esema?atau karena emang ceritaku yang garengg? awowkwkw
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
Ini tigaribu kata lebih, jadi ayo vote komen juseyoooo!
.
.
.
.
.
.
.
.
."Gimana?" Tanya Cika
"Enggak bisa Cik, katanya lagi ada urusan"
Cika berdecak. "Lo alasan apa gitu kek, temen nya teler atau bokapnya kepergok selingkuh di sini atau apa lah"
"Mata lo, Marka mana mungkin punya temen doyan party, dan satu lagi dia yatim piatu kalau lo lupa bego. Segala bokapnya selingkuh"
"Ck. Apa aja deh alasan lo, yang penting dia ke sini gue enggak mau tau"
"Cikaaa ayo pulangg, Nara pusing di sini" Rengek Nara
Cika mendengus melirik sahabatnya. Tadi dia yang ngotot ingin ikut, sekarang setelah ikut Cika yang biasa party malah ingin pulang.
Cika berasa sedang menemani bocil.
"Pokoknya gue tunggu satu jam lagi tuh bocah culun udah harus sampai di sini"
"Tapi Cik, gue --"
"Enggak usah alasan, atau bapak lo besok jadi pengangguran!"
"Anjing!"
/Tut
Cika meletakkan ponselnya di atas meja, lalu mengarahkan pandangannya pada manusia-manusia yang sedang asik berdansa dan memanja satu sama lain di depannya.
Bahkan bisa Cika tebak, jika satu dengan yang satunya pasti baru saling kenal saat tiba di tempat ini.
"Cikaa, Nara mual pengen muntah" Nara menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Cika menoleh menatap sahabatnya. Gadis itu terkekeh.
"Makanya tadi dibilang enggak usah ikut lo ngeyel sih" Ucap Cika merapikan penampilan Nara yang terlihat berantakan.
Nara mengerucutkan bibirnya kesal.
"Lo tadi minum berapa banyak sih teler banget muka lo anjir" Tanya Cika membasuh wajah berantakan Nara lagi.
"Enggak tau ah, minumannya pahit padahal warnanya putih, enggak kayak le mineral, tapi enak hehe" Jawab Nara
Cika berdecak. "Ishh, bego banget sih lo Nara. Liat muka lo merah, lo mabuk anjing"
"Enggak!" Jawab Nara. "Cika ayo kita joget ke depan, Nara udah enggak mual lagi heung" Lanjutnya sedikit meracau.
Baru saja Nara akan beranjak, sudah dulu ditahan oleh Cika.
"Enggak, jangan. Lo diem di sini aja" Ucap Cika.
Nara kembali mengerucutkan bibirnya kesal namun tetap menurut. Gadis itu memang sudah setengah mabuk.