ramein vote dan spam komen biar gua apdet terossss ceunah haha
©MARKA©
Marka memandang kamar gadis itu dengan sedikit heran. Pasalnya kamar Cika tampak begitu rapi, jauh sekali dengan ekspektasi Marka mengingat Cika termasuk gadis yang terlihat urakan.
Namun, dengan ini Marka bisa melihat kamar Cika seperti tak tersentuh atau mungkin jarang sekali gadis itu tinggali.
Warna cat yang didominasi dengan warna hitam, jauh sekali dengan Cika yang terlihat suka sekali dengan warna-warna cerah.
Dan, jika Marka telisik lebih jauh kamar gadis itu tidak ada foto nya atau foto keluarga nya sama sekali, dinding kamarnya kosong hanya ada jam dinding yang menempel di sana.
Tidak jauh berbeda saat Marka tadi memasuki kediaman Cika untuk yang pertama kalinya.
Rumah Cika begitu mewah, Marka tidak heran lagi karena Cika memang termasuk orang kaya bahkan kedua orang tua gadis itu termasuk donatur terbesar di sekolahnya. Itu yang Marka dengar.
Namun, saat Marka masuk ke dalam rumahnya. Semua tampak dingin, sepi dan seperti tidak berpenghuni.
Marka bahkan hanya melihat satu satpam didepan rumah Cika dan satu wanita yang Marka yakini mengurus rumah gadis itu sekarang.
Marka menghela nafas panjang, menatap Cika yang masih terbaring lemah di atas tempat tidurnya.
Ya, tadi setelah Marka membawa Cika ke UKS, tim PMR mengatakan jika Cika terserang demam tinggi sekaligus lambungnya bermasalah.
Mereka mengatakan agar Cika cukup dibawa pulang saja untuk istirahat, tidak perlu ke rumah sakit.
Alhasil Marka membawa Cika pulang ke rumahnya. Karena jika Marka membawa gadis itu ke apartemen miliknya, yang ada Cika akan mengamuk kesetanan menganggap dirinya pemuda mesum lagi.
Marka tidak mau itu terjadi.
Enak saja pemuda mesum.
Sekalipun dalam hidup bahkan Marka tidak pernah melakukan tindakan dewasa- seperti coli- misalnya.
Marka anti dengan hal hal seperti itu, fikirnya tidak ada gunanya.
Tok
Tok
Tok
Marka menoleh lalu melihat ART Cika masuk ke dalam kamar gadis itu.
Wanita itu tersenyum menatap Marka dan membawa nampan berisi makanan lalu meletakkan di samping ranjang Cika.
Lalu duduk di sisi ranjang Cika. Mengusap pelan keringat yang keluar dari kening Cika.
"Terima kasih ya den sudah bawa Non Cika pulang ke rumah" Ucap Mbok Yah
Marka mengangguk. "Panggil Marka aja Bu" Jawabnya
Mbok Yah mengangguk lalu tersenyum. "Saya tadi panik banget waktu di telfon sama Den Lukas, katanya Non Cika sakit dan di bawa keluar sama temennya. Saya takutnya Mas Marka bawa Non Cika ke rumah sakit"