Bab IV

3 3 0
                                    

Semuanya akan dikira sesuai dengan rencana apabila sudah dipersiapkan. Namun, tidak semuanya terjadi seperti yang diharapkan...

***

Ambil sisi baik dari cerita ini.

***

.

.

.

~Seven Scared Symbol's~

Sama seperti keadaan sebelumnya. Tak ada yang berubah semenjak kejadian tersebut. Kehilangan, iya. Gelap, iya. Semuanya telah dirasakan oleh Aya.

Tak ada yang merasa iba padanya. Entah di lingkup sekolah, ataupun di lingkup keluarga. Semuanya seakan telah hilang mengikuti ibunya. Semuanya menjauhinya.

*tuk

Sebuah tepukan singkat dan halus mendarat di kepala Aya yang tengah terduduk di kelas. Aya hanya menoleh singkat lalu kembali menatap keluar jendela. Kini pipinya terasa dingin akibat sebuah air putih dingin yang diletakkan di pipinya.

"Mau cerita?"

Aya hanya menggeleng pelan. Sedangkan temannya itu, duduk di samping Aya. Suara deritan kursi terdengar di telinga Aya.

Di hadapan Aya. Langit yang tadinya cerah, kini berubah menjadi kelabu menandakan hujan akan turun. Aya tak mengurusi akan hal itu, dirinya tetap diam merenung jauh melihat pemandangan yang terlihat.

Tak ada suara yang mengisi ruangan kelas tersebut. Teman yang tadinya menawarkan diri untuk mendengar cerita dari Aya, kini telah hilang entah kemana.

Aya cukup tau saja kalau temannya itu memang seperti itu. Di tengah tengah renungannya. Dirinya melihat sesosok manusia yang hampir mirip dengannya tengah berjalan.

Entah kenapa, sebuah perasaan sakit kembali terasa di dada bagian kanan milik Aya. Dirinya merasa sakit, sedih, sesak. Semuanya menjadi satu. Dirinya kini tengah bertarung dengan pikirannya sendiri. Gelap. Aya kehilangan kesadaran dalam keadaan tetap memandangi jendela.

.

Di sebuah tempat yang sama, disana sebuah bayangan dari Aya terlihat samar samar. Namun, bayangan tersebut dapat melihat apa yang ada di hadapannya. Tubuh seorang gadis yang tengah terduduk diam sembari menatap buku yang sudah berisi coretan coretan yang abstrak.

Kebanyakan siswa mengira kalau gadis itu memang memiliki bakat menggambar, tetapi, sebenarnya gadis itu hanya menggambar coretan secara abstrak dan acak melalui hati dan pikirannya.

Bayangan Aya kini mengerti bagaimana perasaan gadis tersebut. Tak ada yang mengerti bagaimana keadaan gadis tersebut. Sepulang sekolah gadis itu pulang. Dan entah kenapa, bayangan milik Aya mengikuti entah kemana gadis itu berada.

Kini gadis itu ada di depan rumah yang dapat dibilang cukup mewah. Rumah klasik dengan halaman yang berisi rumput dan beberapa bunga menambah kesan mewah pada rumah itu.

"Permisi, Sheryl pulang"

*deg

*deg

Seven Scared Symbol's [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang