Di dalam kegelapan ruangan yang terisi kehadiran Hongjoong, Pangeran Seonghwa menatap incubus itu dengan tekad yang teguh.
“Aku tidak akan membiarkan diriku disentuh olehmu, wahai iblis. Meskipun rakyatku menderita, aku tidak akan menyerahkan harga diriku untuk menyelamatkan mereka.”Hongjoong mengukir senyum disertai tatapan menusuk. “Pangeran yang berani. Namun apakah kau yakin bisa menghentikan wabah ini tanpa bantuanku?”
Seonghwa mengangkat dagu dengan percaya diri. “Aku akan mencari cara lain. Aku tidak akan menyerahterimakan diriku pada kekuatan yang tidak bisa dipercaya sepertimu.”
Mata iblis itu memancarkan kekecewaan, tapi juga tersirat rasa penasaran. “Pilihlah, Seonghwa. Keselamatan rakyatmu, atau egomu sendiri.”
Dalam ketegangan yang melanda ruangan, Seonghwa menjawab tegas, “Aku akan menemukan solusinya tanpa harus menggadaikan diriku. Kau tidak memiliki kuasa atas diriku.”
Tertawa pelan, Hongjoong seakan menghormati keputusan Seonghwa. “Sebagaimana yang kau kehendaki. Tapi lihat saja, kau akan datang kembali padaku, Wang Seonghwa.”
Dengan itu, banyangan Hongjoong menghilang, dan Seonghwa tinggal sendirian dalam kegelapan.
Meskipun masih dipengaruhi kekhawatiran akan nasib kerajaan, Seonghwa memilih untuk tetap berdiri dan mencari jalan keluar, tanpa harus menyerahkan dirinya pada kekuatan yang bisa meruntuhkan kehormatannya.
.
.
.
Di saat keputusasaan mencapai puncaknya dan korban jiwa terus berjatuhan, Seonghwa merasa terjepit dalam sudut yang semakin sempit.
Dalam pertimbangan yang berat, ia memutuskan untuk kembali memanggil Hongjoong, meyakini bahwa satu-satunya cara untuk menyelamatkan rakyatnya adalah dengan melakukan perjanjian dengan iblis.
Ia kembali ke ruangan terlarang, melaksanakan ritual yang dulu ia gunakan. Lilin-lilin menyala redup, dan aroma khusus mulai mengisi udara. Ia mengucap mantera dengan suara yang terasa penuh penderitaan.
Tiba-tiba bayangan Hongjoong muncul, menyinari ruangan dengan aura kegelapan. Iblis itu menatap Seonghwa dengan senyum meremehkan. “Kembali lagi, pangeran yang gagah berani. Apakah kau yakin akan membayar harga yang dulu kau tolak dengan sangat tegas?”
Dengan perasaan pahit, Seonghwa mengangguk. “Aku tahu konsekuensinya. Lakukan apa yang harus kau lakukan.”
Hongjoong tertawa sinis. “Ah, manusia. Mudah goyah saat dihadapkan pada kenyataan tak terelakkan.”
“Berhentilah mempermainkanku. Sekarang selesaikan semua ini.” Seonghwa memiliki tekad yang tidak bisa dihindari.
Mata iblis itu berkilat dalam kegelapan. “Sebagaimana yang kau inginkan.”
Dengan itu, pertukaran gelap pun dimulai kembali, memberikan Seonghwa rasa tak berdaya di tengah badai pilihan sulit yang menghantuinya.
.
.
.
Malam kelam berlalu, memberikan Seonghwa keadaan suram dan energi terisap habis.
Energi yang ditarik Hongjoong meninggalkan bekas yang nyata pada tubuh dan wajah Seonghwa. Saat mentari terbit, cahaya pagi menyoroti wajah pucatnya, yang kini terlihat kelelahan dan kehilangan sebagian dari vitalitasnya.
Para pelayan istana dan para pangeran merasa khawatir melihat kondisinya yang memburuk. Dengan perhatian mendalam, mereka mendekat.
“Ya Tuhan, Yang Mulia, apa yang terjadi?” pertanyaan Yunho terdengar cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lethal Settlement ⚔ joonghwa [⏹]
FanfictionDalam kehancuran yang melanda Dinasti Goryeo pada tahun 1117, Pangeran Seonghwa terpaku di persimpangan takdir. Wabah mematikan yang menyerang rakyatnya mendorongnya memutuskan mengambil langkah ekstrem. Ketika pintu ke dunia gelap terbuka, Pangeran...