Prolog

152 12 0
                                    


Suasana sekolah SMA Semanggi ricuh hari itu. Kabarnya, si penjahat sekolah membuat onar 'lagi'. Kali ini dia mengganggu si gadis primadona sekolah.

Dia menganggu gadis cantik itu karena seseorang yang dia suka, menyukai gadis tersebut.

"Saya nggak ganggu, Lisa Bu. Serius." Jennie Kim berusaha menjelaskan. Dia melirik Lalisa yang ada di sebelahnya. Gadis itu terluka. Tapi, dia juga.

Mereka tidak bertengkar tanpa alasan. Mereka ribut karena Lisa memancingnya dengan kalimat yang membuat naik pitam.

Mereka bertengkar, hanya adu mulut awalnya. Sampai kemudian, teman Lisa membuat Jennie masuk ke dalam kolam renang. Saat sudah keluar dari kolam, mereka memukul Jennie di bagian perut dan menendang gadis itu. Dia babak belur. Bahkan lebih parah. Sedangkan Jennie menyerang Lisa dengan satu kali tendangan di tulang kering. Langsung heboh.

"Tapi semua orang berkata kalau kamu adalah orang yang memulai."

"Ibu tidak punya bukti dan hanya menilai dari kata mereka. Lisa cantik dan baik, tapi apakah harus dibela seperti ini jika dia salah?"

"Jennie, ini bukan kasus pertama kamu. Sedangkan Lisa—"

"Iya, saya pembuat onar. Gadis bodoh tak berprestasi. Hanya mengandalkan uang orang tua."

Jennie beranjak. Dia berdiri sembari menatap tajam guru BK-nya itu.

"Apa hukuman saya?" tanya Jennie sebelum keluar dari ruangan itu.

"Bersihkan gudang olahraga."

Jennie kemudian berjalan keluar. Benar-benar keluar. Tak jauh dari pintu, dia berpapasan dengan pemuda tinggi yang tampan. Usianya lebih muda dari Jennie. Pemuda yang Jennie cintai. Gadis itu hanya diam menatap kagum.

Dia memang bodoh.

Sangat bodoh. Rela menjadi kambing hitam, demi bisa dekat dengan pemuda itu. Dia adalah anggota OSIS di bagian keamanan. Sudah berkali-kali Jennie berurusan dengannya. Ya, mau bagaimana lagi. Hanya ini caranya. Mau masuk OSIS. Jennie tidak siap dengan segala urusan yang tak menguntungkan diri, baginya semua kegiatan itu melelahkan. Belajar saja sudah lelah.

Akhirnya, untuk bisa dekat. Dia menjadi demikian.

"Mingyu!" Lisa keluar dari ruangan. Menghampiri pemuda tampan itu. Kemudian dia memasang wajah sedih.

"Ayo obati kakimu."

Mingyu menuntun Lisa menuju UKS.

Sedang Jennie hanya menghela napas melihatnya sembari memalingkan wajah. Dia benci melihat Mingyu dekat dengan orang lain.

TBC

Obsesive Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang