1

3 1 1
                                    

Siang itu, terlihat Kaia sedang duduk di sebuah cafe bersama dengan seorang pria yang sepantaran dengannya. Saat-saat weekend adalah hari dimana semua toko sedang ramai pengunjung termasuk restoran dan juga cafe.

"Gue mau bilang sesuatu, Kai." Ucap pria tersebut menatap lurus ke arah wanita yang sedang duduk di depannya.

"Emangnya mau bilang apa, Ger?" Tanya Kaia dengan tenang sembari menyeruput teh panas yang dipesannya.

"Gue.....suka sama cewek lain."

Bagai diterjang petir disiang bolong, kalimat tersebut berhasil membuat jantung Kaia berhenti sepersekian detik, bahkan dirinya sampai mematung dengan masih memegang gelas teh di tangannya.

Menarik napas dalam guna mengatur emosinya agar tidak meledak secara perlahan wanita itu meletakkan gelas teh tersebut ke atas meja terlebih dahulu.

"Gitu ya..." Ucap Kaia menunduk dengan ekspresi kecewa.

"Iya, dia bilang juga suka sama gue, dan....kami juga udah pacaran dari seminggu yang lalu."

Makin dibuat kecewa dan juga sakit hati dengan penuturan tersebut, rasanya Kaia sangat ingin menangis saat itu juga. Rupanya alasan kenapa sifat Gerry berubah akhir-akhir ini dikarenakan pria itu sedang dekat dengan wanita lain dan selingkuh di belakang Kaia.

Mati-matian Kaia menahan air matanya agar tidak jatuh, bahkan ia juga memaksa untuk tetap tersenyum ke arah kekasihnya itu.

"Berarti hubungan kita berakhir sampai di sini ya..." Gumam Kaia yang tentu saja masih bisa di dengar dengan jelas oleh Gerry.

"Iya, mulai sekarang lo jangan hubungin gue lagi ya. Gue pergi dulu." Ucap Gerry sebelum dirinya beranjak dari cafe tersebut meninggalkan Kaia yang masih duduk di sana dengan rasa sakit yang pria itu berukan.

[#####]

Sudah hampir 3 jam Kaia masih terus saja menangis di kamar apartementnya, tak terhitung berapa banyak lembar tisu yang tergeletak di lantai. Bahkan Nesya yang sekarang ini sedang menemani Kaia pun tak tahu harus berkata apa lagi.

"Kai, udah lah nangisnya. Mau lo nangis sampe dua puluh empat jam pun hubungan lo sama Gerry nggak akan berubah." Ucap Nesya lelah.

"Ta-tapi gue sayang sama dia, Nes." Balas Kaia sesegukan.

"Lo masih bisa sayang sama orang yang udah selingkuh dibelakang lo?!" Nesya dibuat sedikit kesal dengan sikap Kaia yang menurutnya terlalu bucin.

Sebenarnya dari awal sahabatnya itu pacaran dengan Gerry, Nesya sudah tidak terlalu suka karena baginya tampang seperti Gerry itu adalah tampang laki-laki bajingan.

"Gerry itu baik, Nes. Dia nggak pernah kasar sama gue selama kita pacaran."

"Justru semakin baik sikap pria itu menandakan bahwa dia semakin berbahaya." Sahut Nesya.

"Terus gue harus gimanaaaaa?" Tanya Kaia menangis semakin kencang.

"Move on dari cowok kadal darat itu mulai dari sekarang." Jawab Nesya dengan mantap.

"Susaaaah Nes, apalagi di kampus nanti pasti bahkalan ketemu."

"Cuekin aja, lama-lama juga terbiasa."

Kaia menghela napas dalam, hubungannya dengan Gerry sudah berakhir beberapa jam yang lalu dan mustahil mereka akan kembali seperti dulu. Apa yang dikatakan Nesya benar, dirinya harus bisa melupakan mantan kekasihnya itu.

"Berhubung lo lagi galau gini, gimana kalau nanti malam kita ke event aja. Kebetulan SMA Nusa Bangsa lagi ngadain event besar-besaran, nih." Ajak Nesya sembari menunjukkan layar ponselnya ke arah Kaia.

Meet & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang