3

0 0 0
                                    

Kaia yang baru saja selesai mandi kini nampak sedang duduk di meja riasnya sembari bersiap sebelum berangkat ke kampus. Dirinya berdandan senatural mungkin agar tidak begitu terlihat mencolok dan menarik perhatian orang-orang nantinya.

Saat Kaia tengah sedang asik memoleskan lip tint berwarna merah muda pada bibirnya dalam seketika ia menyadari ada sesuatu yang janggal. Kaia pun lalu mengecek pergelangannya, dan benar saja dirinya tak menjumpai gelang miliknya yang biasa ia pakai.

Gelang yang selama ini ia jaga dengan baik telah hilang. Dan Kaia benar-benar tidak menyadari kapan dan dimana hilangnya benda tersebut. Dengan panik Kaia pun mencari di setiap sudut ruangan apartemennya namun tak kunjung menjumpai benda tersebut.

"Padahal gelang itu hadiah dari Gerry." Guman Kaia merasa sedih.

Ia teringat moment di mana Gerry memberikan gelang tersebut sebagai hadiah ulang tahun untuknya. Kaia ingat betul kalau saat itu dirinya merasa sangat bahagia karena mendapat kejutan dari Gerry.

Sadar dengan lamunan masa lalu yang tak mungkin bisa di putar kembali, Kaia pun segera melirik jam yang menempel di dinding sudah menunjukkan pukul 13.15 itu artinya hanya tersisa 15 menit lagi sebelum kelasnya dimulai. Segera ia berangkat dengan terburu-buru, berharap tidak terlambat.

[#####]

Beruntung Kaia datang tepat waktu, dapat ia lihat sahabatnya Nesya yang sudah duduk pada salah satu bangku di sana, nampak sedang melambaikan tangan ke arahnya.

"Kai! Sini!" Sapa Nesya setengah berteriak.

Berhubung dosen yang mengajar masih belum datang suasana kelas nampak sedikit ricuh sekarang ini. Nampaknya dosen tersebut akan sedikit terlambat mengingat jadwal akan dimulai pada pukul 13.30. Biasanya beliau selalu datang ke kelas 5 menit sebelum kelas dimulai.

Kaia lalu mengambil tempat duduk di samping Nesya dan menjatuhkan bokongnya di sana, berusaha mengatur napas karena tadi dirinya berlari sekuat tenaga untuk bisa sampai ke kelasnya sekarang ini. Untungnya jarak apartemen Kaia dengan kampus tidak terlalu jauh sehingga masih bisa di tempuh dengan berjalan kaki.

"Lo kenapa, Kai? Kaya habis dikejar setan aja." Tanya Nesya.

"Gue tadi lari karena hampir telat masuk kelas." Jawab Kaia.

"Lah, emangnya lo nggak baca chat di grup? Katanya Pak Agus nggak bisa masuk hari ini karena ada tugas mendadak ke luar kota, tapi kita dikasih tugas pengganti." Jelas Nesya.

"HAAAHHHH?!!!" Teriak Kaia kaget tidak percaya.

Kalau tahu seperti itu Kaia tidak perlu sampai berlari tadi, mungkin dirinya akan memilih untuk tidak masuk dan titip absen saja. Salah Kaia karena tidak sempat membaca notifikasi grup, mungkin karena tadi ia terlalu sibuk mencari gelang milknya yang hilang.

Ah! Benar, baru saja terlintas di benak Kaia kemungkinan gelang tersebut terjatuh saat dirinya berada di apartemen Melvin, walaupun sebenarnya sedikit ragu apakah gelang itu ada di sana atau tidak tapi hal tersebut mungkin saja terjadi dan tidak ada salahnya kalau ia menanyakannya pada Melvin. Namun yang jadi masalah saat ini adalah bagaimana caranya Kaia bertanya sedangkan dirinya tidak punya nomor pria itu.

"Lo gila 'ya, Kai? Habis teriak kencang gitu malah mendadak jadi bengong." Ucap Nesya keheranan melihat tingkah Kaia.

"Eh? Enggak kok, gue baru ingat tentang sesuatu." Balas Kaia tersadar dari lamunannya.

"Apaan?" Tanya Nesya penasaran.

"Temenin gue cabut kelas, yuk." Pinta Kaia.

"Hah?!" Nesya jelas bingung dengan permintaan aneh dari sahabatnya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Meet & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang