Nobles are Nobles

2.4K 204 1
                                    

"Semua sudah siap Yang Mulia." Thorne menunduk.

"Baiklah." Ares berdiri dari kursinya dan melangkah menuju salah satu ruangan di istana kekaisaran, "Bagaimana kondisi Silencia hari ini?" Tanya Ares pada Thorne yang berjalan di sampingnya. Mereka melewati koridor panjang.

"Nona Silencia semakin membaik, namun dikabarkan, jika Ash Alkaid masih menentangnya untuk bangun dari tempat tidur dengan alasan tubuhnya harus banyak beristirahat. Sementara Duke Amarilys tidak ada ditempat karena melakukan peninjauan wilayah, yang bertanggung jawab atas kesehatan dan kesembuhan Nona Silencia adalah Ash Alkaid." Jelas Thorne panjang lebar.

Ares mengangguk. Dalam hati kecilnya ia tidak dapat memahami motif Ash Alkaid mendekati Silencia. Pria tua itu membuatnya resah, mata hijau Ash seakan menyembunyikan sesuatu. Ia tidak dapat mempercayai Ash begitu saja.

"Kita sudah sampai, Yang Mulia." Thorne mengetuk pintu dua kali, penjaga di balik pintu membuka pintunya dan mengumumkan kedatangan Ares.
"Pemimpin Wilayah Utara Kerajaan Hilden, Duke Aresio Sergey memasuki ruangan!" Teriaknya tegas.

Semua partisipan pertemuan berdiri. Membungkuk dan kemudian duduk kembali. Ares menatap satu persatu bangsawan yang hadir. Mereka adalah yang menyeret Ares ke pertemuan ini. Dengan inti pembahasan tentang prilaku amoral yang dirinya dan Silencia lakukan di malam pesta ulang tahun permaisuri. Mereka difitnah dan memanfaatkan ketidak-hadiran Duke Amarilys untuk memojokkan ia dan Silencia. Mereka harus menjalani sidang kedisiplinan bangsawan secara terpisah. Ares dan Silencia dipanggil di waktu yang berbeda. Karena Silencia sedang sakit, maka kali ini Ares yang dipanggil terlebih dahulu.

Kaisar Hilden menatap sinis pada Ares yang baru saja duduk. Kaisar mengetuk jarinya di atas meja panjang dan besar.
"Baiklah, agenda kali ini adalah sehubungan dengan tindakan sembrono Duke Sergey dan lady Amarilys lakukan. Mereka dikabarkan 'menghangatkan tubuh' bersama di taman kekaisaran. Berita tersebut telah tersebar di koran Kerajaan Hilden dan selama beberapa minggu ini terus berada di halaman depan." Ejek Kaisar sambil melihat gerak gerik Ares yang sepertinya tidak terganggu sama sekali dengan ini.

"Tindakan ini mencoreng nama bangsawan, Yang Mulia."
"Ini tidak mencerminkan prilaku seorang bangsawan, Yang Mulia."
"Duke Sergey harus menerima sanksi yang telah ditetapkan, Yang Mulia!"

Suara bangsawan mencoba mengadu domba antara Ares dan Kaisar. Ares begitu dibenci oleh para bangsawan karena ia selalu bersikap adil dan setia kepada kerajaan. Tidak bisa disuap sama sekali jika berbisnis.

"Apakah perilaku kalian sudah mencerminkan bangsawan kerajaan Hilden? Apa menghakimi seseorang dengan hanya mengetahui kabar dari koran adalah keadilan?" Ares menengok ke arah para bangsawan yang menunjuk-nunjuknya sedari tadi. Mereka benar- benar ingin jari mereka putus rupanya, pikir Ares.

"Ahem. Betul juga. Mari kita dengar apa alasanmu," ujar Kaisar dengan gugup.

"Pada malam itu saya berdiri di balkon lantai dua aula sendirian. Seorang Lady datang kepada saya dan menawarkan saya untuk tidur dengannya." Tutur Ares. Para bangsawan yang hadir terkesiap. "Lady tersebut adalah Lady Pembroke," sambung Ares lagi sambil menatap Baron Pembroke.

"Yang Mulia!!! Ini..." Baron Pembroke berdiri dan melancarkan protes, tapi Kaisar mengangkat tangannya dan memberikan gestur agar Baron Pembroke diam.
"Lanjutkan," ucap Kaisar tegas.

"Saya menolak dengan halus dan saat itu Lady Amarilys datang, lalu saya langsung memeluknya karena saya merindukan kekasih saya. Jika para Lord sekalian tidak percaya dengan apa yang saya ucapkan, saya bisa membuktikannya dengan memperlihatkan sesuatu." Thorne berjalan ke arah Ares dan memberikan sebuah kotak. Ares membuka kotak kecil tersebut dan mengeluarkan isinya.

The Duke's Adopted Daughter (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang