Bab 1
Ini semua dimulai sejak suara gaduh terdengar di luar kesadaranku. Aku merasa sedang memimpikan hal bodoh karena suara tersebut tidak kunjung berhenti meski aku sudah menghentakkan kakiku.
"Oh! Ya Tuhan. Tuan Mudaa, Nona akan segera bangun," panggil si pelayan tua pada seorang pria yang tengah berlari tergopoh-gopoh, itu terdengar dari suara langkah kaki yang menapak cepat.
Sial! Berisik banget, sih! Gatau apa, ya, gue baru bisa tidur setelah gadang karena deadline tugas kuliah! batinku sembari mengerutkan alis kesal.
"Dia bangun?"
"Ashley? Bangun, lah, Sayang. Kau tak kunjung membuka matamu, aku khawatir." Suara pria itu melantun lembut seperti kapas, tapi siapa tadi, Ashley?
Itu, 'kan, nama tokoh perempuan di novel yang aku baca semalam! batinku resah.
Aku pun segera membuka mata dan terkejut oleh pemandangan aneh yang ada di hadapanku saat ini. Di sisi kiriku berdirilah seorang dokter dan beberapa pelayan, sedangkan di sisi kananku terdapat sebuah keluarga yang entah dari pria tadi atau ... a-aku?
Ngomong-ngomong pria tadi, kini dia berada tepat di depanku. Pakaiannya tampak rapi dan ... dia memandangku dengan tatapan lembut yang penuh cinta.
"Ashley, akhirnya kau bangun, Nak. Ibu khawatir." Wanita yang menyebut dirinya ibu itu memelukku tanpa aba-aba.
"Ukh, h-haus ...," ucapku lirih dan sedikit tercekat karena tenggorokanku terasa kering seakan aku belum menyentuh air selama beberapa hari. Wanita tadi---Ibu langsung menyodorkan segelas air padaku, yang langsung aku teguk habis.
"Ashley, apa kau merasakan sesuatu?" Itu suara seorang pria tua yang duduk di samping ibu dan kini tengah mengelus kepalaku.
Aku pun menggelengkan kepala malas guna menanggapi pertanyaannya.
"Siapa kalian?" tanyaku yang entah mengapa membuat semua orang tersentak.
"Ashley, ini ibu dan ayah. Lalu, pria di hadapanmu sekarang adalah suamimu, Asgard," jelas Ibu lirih dengan air mata yang perlahan mengalir membasahi pipinya.
"Um, oh," gumamku pelan yang hanya bisa didengar oleh mereka yang duduk di sampingku.
"Nak,"
Aku hanya menoleh tanpa membalas panggilan ibu.
"Sepertinya ucapan Dokter benar, kamu pasti masih syok sekarang sehingga sampai mengalami amnesia," kata ibu yang tampaknya prihatin padaku karena aku yang mengalami amnesia setelah tertidur lama.
"Memangnya, apa yang terjadi padaku?" tanyaku pada semua orang yang ada di sini.
Sembari mengupas buah yang sepertinya untukku, ayah pun menjawab, "Kamu pergi dari rumah tanpa izin suamimu dan setelahnya kamu mengalami kecelakaan, Nak."
Aku terlalu sibuk dengan yang lain sampai tak sadar jika yang katanya suamiku---Asgard menatapku lekat sedari tadi. Memantau setiap pergerakanku yang malangnya aku melupakan dirinya.
"Bu, aku ingin tidur. Bisakah kalian kembali ke keluar sebentar?"
"B-baiklah, Nak." Ibu berkata seperti itu sambil melirik Asgard yang belum beranjak dari tempatnya.
"Aku boleh tetap di sini, 'kan, Sayang?"
Suara pria itu terdengar parau karena mengetahui jika aku mengalami amnesia. Di mana berarti masa-masa indah bersamanya sebelum menikah, serta adegan pertengkaran kami sebelum kecelakaan terjadi tengah terkubur pada dasar palung dalam otakku yang entah kapan akan aku ingat lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigration to become a mother I End I REVISI
Short StoryKetika aku membuka mata setelah bermimpi kupikir aku berhasil menyelesaikan tugas deadline ku dan tertidur aku malah transmigrasi ke novel Yang berjudul 'antagonistic mother' Dan sial nya aku menjadi pemeran antagonis itu yang akan mati di pertenga...