𝙘𝙝𝙖𝙥𝙩𝙚𝙧 𝟭𝟮

87 12 1
                                    

Alur ngebut guys
Kalo ceritanya kurang ngefeel harap dimaklumi ya🙏

* * *

Setahun berlalu

Semuanya jauh lebih baik, kecuali perasaan

Butuh waktu selama itu untuk Junkyu menyadari perasaannya pada Haruto. Ia menjilat ludah sendiri, jatuh cinta pada bocah ingusan. Bukan sebagai Travis, tapi sebagai Watanabe Haruto

Haruto dan Travis berbeda, Junkyu sadar itu. Dan Ia menyukai segala sisi Haruto. Sekarang Ia sadar, rasa nyaman itu ada ketika bersama si jangkung. Ia merasa jatuh cinta lagi setelah sekian lama mengalami kejatuhan

Sejauh ini, Ia berhasil bangkit. Ia sudah mengikhlaskan Travis pergi. Lelaki itu tidak pernah lagi hadir dalam mimpinya. Tidak pernah lagi muncul dalam tangkapan kamera. Junkyu rasa Travis sudah tenang dan damai disana

Ia senang akan hal itu

Tapi, ada hal lain yang mengusiknya. Ia merindukan Haruto

Kemanakah bocah tengil itu pergi?

Ini sudah setahun terlewat. Namun Junkyu sama sekali tidak mendapat kabar tentangnya. Ingin bertanya pun tidak tau harus pada siapa

Bertanya pada Jeongwoo? Anak itupun sama tidak tau nya. Katanya, hari kelulusan saat itu adalah hari terakhir keduanya bertemu

Jangan kira Junkyu tidak mencari. Ia berusaha mengirim banyak pesan di semua sosial media pemuda itu. Namun nihil, tak satupun dibalas. Dibaca pun tidak. Bahkan nomornya pun tidak aktif

Lo emang salah, gak menghargai kehadiran oranglain. Tapi gue juga maklum, waktu itu lo lagi terpuruk. Dia muncul dengan wajah yang mirip Travis tentu bikin lo lupa diri—— kiranya itu yang Jihoon utarakan sewaktu Junkyu bercerita tentang Haruto

Benar apa yang Jihoon katakan, dirinya memang sebrengsek itu dulu. Wajar jika Haruto marah lantas memilih pergi

Dan sekarang Ia menyesal

.

.

.

.

.

Kalau diizinkan untuk jujur, Jeongwoo merasa jengah. Ingin marah tapi tidak bisa. Ia sadar saat itu tidak sepenuhnya salah Junkyu. Haruto juga salah. Bocah itu tanpa memikirkan konsekuensinya mendekati seseorang yang saat itu masih berkabung. Atas dasar kasihan, Ia mendekati Junkyu, menjadikan dirinya penawar dari rasa sakit tersebut

Nyatanya, sikap iseng itu memiliki dampak. Si buaya darat itu nyatanya berhasil membantu Junkyu lepas dari dukanya, sekaligus menaklukkan hati yang lebih tua

Tapi ketika itu terjadi, Haruto memilih untuk menjauh dari Junkyu

Cemburu? Iya! Jeongwoo cemburu pada Junkyu yang bisa membuat seorang pemain seperti Haruto uring-uringan hanya karena kehadirannya tidak dianggap

Tapi disisi lain, Ia mengerti. Ia paham, dan mencoba memaklumi. Walaupun ingin sekali marah pada keduanya

"Jeongwoo, sorry. Nunggu lama ya?"

Jeongwoo menggeleng singkat, "Duduk, Kak."

Keadaan menjadi hening. Jeongwoo yang bermain ponsel, dan Junkyu yang tidak tau harus melakukan apa

"Mau ngomongin apa? Kayanya penting sampai harus ketemuan gini." Junkyu membuka obrolan

Helaan napas terdengar, "Tentang Haruto. Menurut lo penting atau nggak?"

Junkyu memberikan seluruh atensinya pada yang lebih muda, "Lo tau dimana dia sekarang? Gimana kabarnya, dia baik-baik aja? Tolong kasih tau gue, Woo."

Jeongwoo menatap lurus Junkyu didepannya. Menelisik wajah penuh harap yang lebih tua, sebelum senyum remeh Ia tunjukkan, "Gue tanya, atas dasar apa lo nanyain dia? Dulu lo yang bikin dia mundur. Lo selalu kebayang sama mantan lo sampai-sampai nganggap dia oranglain."

"Iya gue tau gue salah. Gue nyesel. Untuk itu tolong kasih tau gue dia dimana. Gue mau minta maaf. Gue mau memperbaiki semuanya."

Jeongwoo tertawa sinis, "Gue kasian sama Haruto. Sejak kenal lo dia berubah. Dia sering nanya apa yang kurang di dirinya. Apa yang bikin lo gak bisa lihat dia sebagai Haruto. Dan masih banyak tanya-tanya yang lain——"

Ia menyesap minumannya lalu menatap telak Junkyu, "——Setelah milih mundur ngedeketin lo, dia masih ngelanjutin kebiasaan buruknya macarin orang sana sini. Tapi lama kelamaan dia sadar kalo perasaannya ke lo berbeda dan ngerasa berkhianat. Dia sesayang itu sama lo. Dia awalnya deketin lo emang karena kasihan. Tapi lama kelamaan dia beneran suka. Tapi sayangnya perasaan itu cuma angin lalu buat lo."

"Gue nyesel," Junkyu berucap seraya menunduk, "Gue baru tau kalo Haruto begitu. Karena gue dulu cuma menganggap dia anak kecil yang lagi iseng deketin orang. Gue---"

"Makanya gue saranin gak usah cari dia lagi," setelah memotong omongan Junkyu, Jeongwoo berdiri, "Biarin dia sama hidupnya yang sekarang. Dia udah jauh lebih baik tanpa lo."

"Nggak. Gue harus ketemu dia."

"Buat apa? Buat nyakitin dia lagi?"

"Gue mau memperbaiki karena gue juga suka sama dia. Dan gue mau minta maaf atas semua yang udah terjadi."

Jeongwoo hanya tersenyum miring lalu meninggalkan Junkyu yang terdiam. Ia lega, sesuatu yang mengganjal dihatinya selama ini akhirnya tersampaikan, walaupun sedikit tidak tega

Junkyu menatap punggung pemuda yang hampir mencapai pintu cafe lalu memanggilnya, "Jeongwoo!! Gue mo---"

"Dia di Jepang. Kuliah disana dan gak akan balik kesini lagi. Udah tau kan sekarang? Jadi stop nanya dia dimana sama gue."

JE VOUS AI TROUVÉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang