Namja kecil

289 30 0
                                    



"kamu serius membiarkan alpha itu masuk ke rumahmu?"

Taehyun mengerutkan kening padanya, terlihat serius, tapi mulutnya penuh sandwich tuna dan sudut bibir nya berlumuran mayones

"Telan, sebelum berbicara"  ucap Yeonjun

Taehyun menelan dan menyeka mulutnya.

"Serius, Yeonjun Aku tidak menyukainya, aku tidak menyukainya sama sekali, Soobin menakutkan, dia bertingkah seolah dia membenci segala sesuatu di sekitarnya"

"Hal buruk apa yang bisa terjadi? Kami hanya  melakukan pekerjaan bersama"

"Kamu masih bertanya!? Aku sudah memperingatkan kamu"

" Kamu berlebihan, selain itu, Soobin tidak pernah melakukan apa pun yang membuatmu berpikir seperti itu tentang dia selain sikapnya yang serius. Pernah kamu berbicara dengannya? Jangan berprasangka buruk, taehyun"

"Baiklah"

Yeonjun tertawa dan menggelengkan kepalanya

Sebenarnya Yeonjun berbohong jika dia mengatakan dia tidak gugup dan tidak takut. Yeonjun tidak melihat Soobin seharian ini, Tapi mereka sepakat untuk bertemu siang itu di rumah Yeonjun untuk mulai Tugas dari Profesor Kim, Untungnya mereka sudah berbagi nomor telepon sehari sebelumnya dan Yeonjun cukup mengiriminya pesan lokasi

Yeonjun:

"Soobin, dia tidak masuk kelas hari ini?" pikir yeonjun

[Yeonjun telah mengirimkan lokasinya]

Soobin:

Oke

Yeonjun mengerutkan kening mendengar jawaban singkat itu, tapi tidak terlalu menganggapnya penting. Jika yeonjun tahu jika soobin tidak datang di sekolah hari itu, karena dia terlalu gugup untuk bertemu dengannya sepulang kelas

Saat itu tepat pukul lima lewat dua belas menit, terlambat dua menit dari waktu yang disepakati. Soobin mengumpat dalam hati, mungkin hari itu seharusnya dia membiarkan sopir mengantarnya. Dia ketinggalan bus dan harus lari dari rumahnya

tidak ada yang lebih dibenci Choi Soobin selain berlari. Soobin tiba di rumah Yeonjun dengan terengah- engah,Yeonjun tinggal di sebuah rumah sederhana, sangat kecil dibandingkan dengan rumah besar Soobin, tapi sangat nyaman. Itu memiliki dua lantai dengan warna putih dan teras kayu dicat kuning, dengan pagar dihiasi pot bunga biru tua. Soobin mendekat, tangannya gemetar dan detak jantungnya berdebar kencang, Kayu teras berderit di bawah sepatu, sebelum akhirnya berani menekan bel pintu. Beberapa menit berlalu terdengar suara langkah kaki di balik pintu dan suara langkah kaki mendekat

Soobin mengubah ekspresinya menjadi pura- pura tidak peduli ketika pintu akhirnya terbuka,wajah nya dengan cepat berubah menjadi kebingungan ketika dia melihat bukan  yeonjun yg membuka pintu

"Siapa kamu?"

Sebuah suara yang tipis dan melengking menarik perhatiannya, di mana seorang anak kecil sedang mengawasinya dari bawah dengan rasa ingin tahu yang terpancar di wajah kekanak- kanakannya. Soobin mengerutkan kening, apakah dia salah alamat?

" ini rumah Choi Yeonjun?"

Namja kecil itu mengangguk penuh semangat. Rambut hitamnya bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti gerakan kepalanya. Anak itu enam tahun, Kulitnya pucat dan pipi tembam membulat di wajahnya.

"Kenapa kamu mencari saudaraku?"

"Dengan siapa kamu berbicara, Minjae?"

"Ada yang mencarimu, Junnie"

"Aku sudah bilang ribuan kali jangan membuka pintu"

Soobin tidak bisa bergerak dari tempatnya. Yeonjun dengan rambut acak- acakan dan pakaian santai, celana longgar selutut, dan kaus berwarna merah muda pucat, terlihat begitu natural dan cantik, Cukup menggemaskan. Yeonjun menggendong Namja kecil itu dan berbicara dengannya dengan penuh kasih sayang, memeluknya dan senyum di bibirnya yang bengkak. Mata Yeonjun dengan malu- malu tertuju pada Soobin yang masih menunggu di teras.

"Aku minta maaf, hyung" yeonjun meminta maaf dengan takut- takut.

Soobin membantah, menampilkan ekspresi acuh tak acuh

"Siapa itu, Junnie?" Namja kecil itu bertanya sambil meletakkan tangan kecilnya di pipi yeonjun

"Ini Choi Soobin"  kita akan mengerjakan proyek kelas bersama, jadi aku mau kamu bermain di kamarmu dan jangan terlalu berisik, oke?"

"Boleh aku bermain dengan mainan baruku?"

Yeonjun mengangguk sambil tersenyum dan menurunkan anak itu. Begitu kaki anak kecil itu menyentuh kayu yang dingin, dia berlari ke atas sambil berteriak, "Saya petugas pemadam kebakaran, tidaaaak niiiiiii tidaaaak!" Yeonjun tertawa pelan sambil menatap adiknya

"Maaf kan aku hyung, ibuku akan bekerja dan aku harus menjaganya"

"Tidak, itu tidak masalah"

Yeonjun membuka kan pintu sambil tersenyum, membiarkan Soobin masuk ke rumahnya. Soobin masuk, memperhatikan semuanya, Soobin hanya bisa melihat esensi dari sebuah keluarga yang penuh kasih, keluarga yang memenuhi dinding dengan foto anak- anak mereka dan lukisan dengan kalimat motivasi. Saat Yeonjun tidak melihat, Soobin tersenyum melihat foto yeonjun saat kecil. Semua pipi kemerahan dan rambut ikal acak- acakan, sangat menggemaskan.

"Ayo, hyung"

Soobin mengikuti Yeonjun masuk ke dalam rumah, ke ruang tamu, di mana tumpukan buku dan laptop sudah menunggu mereka di atas meja kayu besar. Jujur saja, soobin berharap pekerjaan ini memakan waktu lama, dengan Namja manis  berambut hitam itu




ALPHA Soobjun (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang