Sandera

377 31 0
                                    

Minghao terus menetralkan jalan pikirnya. Dirinya terus berusaha bagaimana caranya melepas tali itu. Semakin Minghao ingin lepas, semakin erat juga ikatannya. Seperti lumpur hisap, Minghao berusaha menetralkan emosi dan gerakan dirinya. Dia berusaha pelan-pelan melepaskan ikatannya itu. Dilepasnya ikatan itu perlahan.

*Ceklek*

Sial. Mereka udah dateng

Dengan segala kecerdikan dan kemampuan yang dimilikinya. Minghao sudah menjadikan ikatan itu aksesori belaka agar terlihat masih terikat. Dirinya pun juga pura-pura tidur sambil mendengar isi pikiran mereka

“Apa dia sudah bangun?”

“Belum tuan”

“Apakah kalian menyakitinya?”

“Tidak tuan. Kami mana berani menyakitinya”

Cih..jelas-jelas gue didorong dan dipukul depan dia

“Bagus. Jangan sampe dirinya lecet sedikit pun. Karena dia adalah milikku. Tidak ada orang lain yang boleh memilikinya”

Lu kira gue barang anjir

“Buka penutupnya”

*Srak*

“Halo Xu”

Lenguh Minghao dengan membuka matanya perlahan

“Kamu masih ingat denganku? Sudah lama ya. Telah lama aku menanti mu”

*Deg*

“R-Ryeowook a-ahjussi? B-bagaimana kamu a-ada disini?”

“Kenapa? Kamu terkejut?”

“T-tidak mungkin. A-ahjussi kan udah lama meninggal”

“Itu kata baba mu Hao. Kenyataannya aku dikurung baba mu”

“A-apa yang k-kamu inginkan R-Ryeowook ahjussi?”

“Darah mu Xu. Aku menginginkan darah seorang Xu”

“Dia sudah kami tangkap tuan” ucap anak buah Ryeowook yang baru masuk

“Ternyata mudah sekali memancingnya. Bawa dia kesini sekarang”

“Baik tuan”

Mereka telah membawa seseorang dengan keadaan yang tak jauh berbeda seperti mereka pertama kali membawa Minghao. Tapi kali ini namja yang dibawa itu tidak di ikat seperti tali yang digunakan kepada Minghao, melainkan sebuah rantai. Minghao yang melihatnya langsung memerhatikan sekitar dan sedikit menyeringai

Sekarang!

*Prang* suara rantai pecah

*Bugh* suara pukulan dari sebuah kursi yang diduduki Minghao

“Akh..kenapa kamu bisa lepas?”

Namun hanya senyuman dan hentakan bahu balasnya

*Bugh* sedangkan namja itu menjadikan rantai yang mengikatnya sebagai senjata yang dililitkan di tangannya

Minghao terus menerus memukul mereka dengan kursi. Hingga kayu pada kursi itu pun satu per satu patah. Dan Minghao menjadikan satu patahan sebagai senjata 

Sedangkan namja itu kepalanya masih tertutup dengan kain hitam. Namun keahliannya dalam bertarung bisa diacungi jempol. Tanpa perlu melihat musuh berada dimana, dirinya mampu memukul dan menendang tepat sasaran. Dengan diakhiri tusukan pada jantung yang diberikan Minghao kepada musuhnya yang melemah itu

“Saatnya kamu yang mati kali ini”

“Stop baobei”

Minghao yang ingin menusuk jantung Ryeowook, ditahan oleh Jun

DARKNESS [JUNHAO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang