~~ Happy Reading ~~
***
Sekarang Pevita berada di situasi yang disebut sarapan bersama. Jujur saja Pevita tidak selera makan melihat sarapan yang ada di depannya hanyalah sehelai roti dan susu. Ia terbiasa makan nasi kuning atau nasi uduk, kalau lagi kekurangan uang mentok-mentong indomie goreng.
Terlebih sekarang suasanya sangat tidak mendukung. Satu keluarga Wilson berkumpul di meja makan dan sarapan bersama tetapi tidak ada cengkrama khas keluarga bahagia. Pevita menoleh dan melihat kearah laki-laki yang menyeretnya dari balkon sedang menyantap makanannya dengan nyaman.
"Kenapa kamu tidak makan?" Suara bariton yang penuh dengan penekanan dan karisma membuat Pevita buru-buru mengambil roti itu dan memakannya sambil memberikan cengiran kepada pria yang disebut Papa.
"Hari ini hari pertama kamu masuk setelah saya hukum selama satu minggu. Kali ini kamu jangan mangacau dan jaga sikap!" Ucap Wilson tegas tanpa menatap kearah anak gadis nya itu.
Pevita yang tadinya sedang menelan rasanya jadi tersangkut di tenggorokan, peringatan yang sungguh indah di pagi hari ya.
Setelah Wilson selesai sarapan, ia bangkit dan pergi begitu saja diikuti dengan wanita yang disebut Mama dan sedari tadi hanya diam. Saat keduanya sudah tak terlihat Pevita mengembuskan napas lega, serasa udara kembali disekitarnya.
Arga yang juga sudah menyelesaikan sarapannya pun bangkit dan langsung dihalangi oleh Pevita.
"Mau kemana lo?"
Arga menatap Pevita aneh, tetapi ia tidak menanggapi dan pergi begitu saja. Gadis itu tercengang ketika diabaikan begitu saja, ia pun meminum susu nya dengan tergesah-gesah lalu mengikuti Arga dari belakang.
"Mau apa lo?" Tanya Arga heran ketika melihat Pevita yang mengikutinya hingga ke parkiran motornya.
"Ikut lah." Jawab Pevita santai.
Arga terkejut dengan ucapan gadis yang ada di depannya ini, "Bener-bener udah gila lo ya." Ucapnya lalu menaiki motor dan manancapkan gas, meninggalkan Pevita begitu saja.
"Yaaa shibal sekkiya." Teriak Pevita kesal saat ditinggalkan bagaikan butiran debu yang tak dianggap. Sialan!
Oke. Sekarang bagaimana caranya Pevita pergi ke sekolah?
"Ohiya tanya ibu yang kemarin aja." Ucap Pevita lalu kembali memasuki rumah mencari Nutik.
****
Pevita menyeka keringat di dahinya, entah bagaimana akhirnya ia bisa sampai di kelasnya dengan selamat. Saat bertemu dengan Nutik, ia menyuruh seorang supir, Pak Roma, untuk mengantarnya ke sekolah. Tetapi sesampainya di sekolah, Pevita tidak tahu kearah mana kelasnya dan kelas apa.
Pevita tidak bertanya pada siapapun disana karena takut dicurigai. Mana ada sih, siswa yang lupa kelasnya dimana. Setelah berkeliling cukup lama, ada juga akhirnya seseorang yang menyapa dirinya dan mengajaknya ke kelas bersama, namanya Sasa.
"Lo ngapain sih tadi celingak-celinguk gak jelas?" Tanya Sasa saat duduk dibangkunya, tepat di depan Pevita.
"Hah? Gue... gak ngapa-ngapain." Jawab Pevita senatural mungkin. Ia lalu berpura-pura mengeluarkan buku-buku yang ada di dalam tas nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pevita
Science Fiction#Transmigrasi Story *** Pevita ingat betul kalau namanya adalah Pevita Lintang Pratiwi. Tapi... Kenapa orang memanggilnya Gemini Pevita Wilson? Pevita tidak habis pikir, hidupnya serba mendadak. Mendadak jadi orang kaya raya. Mendadak punya saudara...