Chapter 2

3 0 0
                                    

Kaizen

~

"Pagi pak Surya!!! Bagaimana kabarnya hari ini? "

"Mengesankan. Terimakasih. Tolong bikinin saya double espresso ya. "

"Baik pak Surya. "

Surya seorang pengusaha muda yang menekuni bisnis rumah makan sang ayah sebelum akhirnya ia masuk di akademi kemiliteran di Surabaya. Ia rela bolak-balik Jakarta-Surabaya hanya untuk urusan tersebut.

"Silahkan pak kopi espresso nya. "

"Terimakasih Raya."

"Sama-sama pak......Pak... Sebenarnya ada hal yang ingin saya sampaikan kepada bapak. " Kata Raya sedikit gugup.

"Apa itu Raya? "

"Saya ingin mengajukan surat resign hari ini kepada bapak. "

"Loh, kenapa kamu mendadak mau resign?"

"Maaf pak sebelumnya, saya sudah merasa tidak betah bekerja disini. Saya merasa dirundingkan oleh pihak lain. " Ujar Raya seraya meraih sepucuk surat yang telah ia selipkan di saku seragam kerjanya.

Raya termasuk karyawan Surya yang terbilang rajin dan tidak pernah mendapatkan SP selama 3 tahun dirinya bekerja di sana. Dia pemalu, dan memiliki sifat ngga enakan. Karena sifatnya itulah Raya selalu dimanfaatkan oleh rekan-rekan kerjanya. Mendapatkan perlakuan kurang adil, bahkan parahnya ia pernah ditinggal sendiri di cool room setelah restoran tutup. Setelah kejadian itu, Raya sempat sakit demam tinggi akibat trauma serta kedinginan.

"Saya mengerti apa maksudmu, Raya. Saya paham kamu selama ini tidak pernah berbohong kepada saya. Justru hal ini yang saya takutkan dari kamu jika suatu hari nanti kamu akan mengajukan surat resign, dan semua telah terjadi hari ini. " Ujar Surya dengan ekspresi penuh kesedihan.

"Maafkan saya pak. " Raya menunduk. Ia paham ini pilihan yang berat.

Selama ini ia selalu mengabdikan dirinya di restoran tempatnya bekerja. Bahkan Raya sudah sangat dikenal baik oleh keluarga owner. Dan jika berita tersebut didengar oleh mereka, kira-kira bagaimana tanggapan mereka?

"Apa!? Raya resign?... Kok bisa sih? "

"Gue ngga bisa bilang apa-apa lagi, Chan. Itu haknya Raya. Maunya sih biar Raya tetap stay. Tapi, hal itu mustahil. "

Surya menceritakan secara detail soal Raya kepada sang adik, Chandra. Awalnya Chandra tidak terima atas berita yang mengejutkan hatinya tersebut. Ia sangat menyayangkan kepergian Raya dari restoran papanya itu.

"Raya titip pesan sama elo, katanya jangan lupain dia. Makasih juga katanya tiap elo mampir, elo ngga pernah order yang aneh-aneh. Itu aja sih. " Kata Surya kepada Chandra disebelahnya saat mereka perjalanan menuju pulang.

Sepasang kembar itupun tanpa dialog setelahnya. Mereka larut dalam pikiran masing-masing. Sebenarnya ada banyak masalah yang sedang Surya hadapi di hari itu. Hanya sebisa mungkin ia tidak terlalu menunjukkannya di depan Chandra. Ia juga paham bahwa Chandra pun akan merasa haru bila mendengar kisah darinya.

"Gue balik ya... " Ucap Surya sebelum berlalu.

Chandra mengangguk lesu. Wajahnya sama sekali tanpa ekspresi.

"Yaudah, masuk gih. Langsung mandi, sembahyang, lanjutin deh kegiatan elo berikutnya. "

"Surya... Sebenarnya, gue ngga pengen elo balik sekarang, " Ucap Chandra mengadu isi hatinya.

"Gue baru aja merasa kehilangan Raya, dan gue... gue sedih banget mulai besok Raya udah ngga kerja disana lagi. Pasti vibes restorannya jadi beda, "

"Sssstt... Udah, ngga usah terlalu dijadiin beban. Raya punya kebebasannya untuk keluar kapan aja. Toh, elo ngga akan bisa selalu mampir kesana kan? " Ucap Surya teduh seraya memeluk tubuh sang adik penuh rasa sayang. Di samping itu ia pun merasakan hal yang sama.

Twinner CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang