Chapter 13

0 0 0
                                    

Honestly

~

Tok! Tok! Tok!

Tok! Tok! Tok!

Seorang perempuan terlihat sibuk di depan rumah seseorang. Ia terus membolak-balikkan jam tangannya. Kala itu hari menjelang malam, dan segala rutinitas warga seakan terhenti.

"Cari siapa neng? " Sapa seorang ibu paruh baya yang kebetulan melihat si perempuan tersebut celingak celinguk di depan salah satu rumah tetangganya.

"M-maaf, ibu ada tahu penghuni rumah ini pada kemana? "

"Setelah keluar dari rumah sakit 3 hari yang lalu, neng Chandra seperti jarang ada di rumah neng. Rumahnya selalu kosong. Gelap. Kayaknya sekarang juga lagi ngga ada orang di dalam neng. " Jelas si ibu.

"Maaf, tadi ibu bilang apa? Keluar dari rumah sakit?.. S-siapa? "

"Ya neng Chandranya. Emang neng temennya kagak tahu ya? "

Ia menggelengkan kepala.

"Owalah, saya pikir udah dikasi tahu. "

"Terus, terus, kalau kakaknya kemana bu kalau boleh tahu? "

"Dia juga jarang ada di rumah. Terakhir kali saya dengar kabar, dia berangkat ke Surabaya. Ngga tahu deh ngapain. Pokoknya bawa barang-barang banyak seperti pindahan. "

"Surabaya, astaga... " Perempuan bernama Mala tersebut lantas memijat kepalanya sejenak.

Si ibu heran. Beliau tidak tahu pasti perempuan itu apakah ada hubungannya dengan keluarga tetangganya.

"Ya sudah bu, makasi atas informasinya. Saya pergi dulu. " Usai mendapat kejelasan, Mala berlalu pulang.

Chandra pernah masuk rumah sakit dan dirinya sama sekali tidak tahu akan hal itu. Dosen macam apa dirinya? Ia tiada henti menyalahkan diri-sendiri.

***

Pada malam hari pertama keberadaan seorang gadis Bali tersebut berada di sebuah apartemen mewah milik keluarga Chelsea, yakni kakak sepupu dari pacarnya, Erlangga. Pemuda tersebut melihat perempuannya hanya duduk menyendiri di ruang tamu sambil memperhatikan pemandangan kota dari balik jendela. Gadis itu melamun sejadi-jadinya, sampai tak sadar bahwa seseorang sangat memperhatikannya sedari tadi.

"... Kalau dari sini, kamu ngga bakalan bisa lihat bintang secara jelas. Percuma, ketutupan embun. "

Chandra menoleh ke arah sumber suara.

"Erlangga... Kamu belum tidur? " Tanya nya pelan.

"Nanti saja lah, nunggu kamu tidur duluan. " Jawabnya sembari menggosokkan kedua telapak tangannya yang bersedia memeluk sang kekasih kapanpun ia mau.

"Kamu, kalau mau menikmati indahnya malam, tempatnya ngga disini, Chan. "

"Terus, dimana? "

"Sini ikut. " Dituntunnya sang kekasih menuju ruangan rahasia (baginya).

"Er, gelap Er. A-aku ngga bisa liat apa-apa. "

"Justru ini feelnya, Chandra. Sekarang kamu bisa melihat bintang dengan cukup jelas dari sini. " Diarahkannya sang kekasih menuju sebuah titik cahaya yang sama terangnya seperti bintang di langit.

Perlahan demi perlahan, Chandra bisa merasakan ada atmosfer lain di dalam dirinya. Gelap gulita yang tadi sudah ia lupakan. Ia saat itu hanya bisa merasakan kebahagiaan bersama orang tersayangnya.

Twinner CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang