Haiii...
Welcome yaaa,,
Maaf nih kalau ceritanya berantakan, baru belajar soalnya..
Nemu cerita ini dimana??
Yaudah baca aja biar ga penasaran.
Happy Reading.
Prolog.
“Tuhan maha kuasa, disaat itu adalah hari bahagia mu, bisa saja menjadi hari terburuk mu.”
•
SUARA sirine terdengar nyaring di sebuah gedung mewah yang berada di daerah ibu kota. Mobil berwarna merah itu terus menyemprotkan air ke arah bangunan yang sudah dilahap habis oleh si jago merah.
Nampak juga beberapa mobil polisi dan ambulans yang turut serta mengevakuasi korban di sana.
“SABITA!!!”
Jeritan tersebut berasal dari kerumunan korban yang sedang di evakuasi.
Terlihat seorang wanita paruh baya yang sudah terduduk lemas dengan wajah yang berlinang air mata. Di sebelahnya terdapat juga seorang lelaki paruh baya, yang sama kacaunya dengan perempuan disebelahnya yang dapat diduga sebagai istrinya.
Dengan segera wanita itu bangun dan menghampiri para petugas yang berada di sana.
“PUTRI SAYA MASIH BERADA DI DALAM PAK!! TOLONG SELAMATKAN PUTRI SAYA!”
Ujarnya histeris dengan tangis yang belum juga reda.“Nyonya, kami sudah menyusuri satu bangunan, dan kami sudah tidak menemukan satu pun korban yang tersisa hidup. Kemungkinan putri anda menjadi salah satu korban tewas,” Ujar Petugas Pemadam tersebut.
Mendengarnya, Wanita tersebut merasa hatinya seolah dihantam oleh bongkahan batu besar.
“Enggak pak, putri saya pasti selamat,
PUTRI SAYA PASTI MASIH HIDUP!!” Ujarnya semakin tak terarah.Sang suami yang berada di sampingnya pun merasa hal yang sama, Namun sebagai kepala keluarga yang baik, ia harus bisa menjadi lebih dewasa.
“Ikhlas maa... Sabita gak suka liat mama kayak gini. Mungkin Tuhan memang sayang sama Sabita makanya dia ambil Sabita lebih dulu,” Tuturnya sambil mengusap pundak istrinya.
“Sabita!! Kenapa kamu ninggalin mama nak... Mama sayang Sabita. Kenapa Sabita pergi lebih dulu?? Kenapa, bit...” Lirihnya pedih.
Kenapa tuhan sangat Jahat? Di saat yang harusnya menjadi hari paling bahagia ini, mengapa malah menjadi hari paling menyakitkan.
Kehilangan bukanlah hal yang mudah untuk diterima, Semua yang kehilangan pasti akan hancur.
Di saat hari ulangtahun putrinya, mengapa harus menjadi hari kematian putrinya pula??
Sementara itu tak jauh dari keduanya, Dua orang anak laki-laki berusia kisaran delapan tahun itu mulai saling menatap tajam—seolah menyiratkan permusuhan.
Lalu, salah satu diantaranya maju. “Gara-gara kamu Sabita meninggal, aku benci sama kamu!” Ujarnya lalu pergi menjauh.
Sedangkan Si-bocah yang satu lagi hanya mampu menunduk menatap jalanan yang mulai basah dengan rintik hujan.
Ia mengepalkan tangannya erat, Merasa bersalah sekali.
Kalau bukan karena kecerobohannya semua ini tidak mungkin terjadi, semua pasti berjalan baik, juga menjadi kebahagiaan untuknya.
Maaf bita...
Maafin langit..
Langit ga mau bita pergi...—TO BE CONTINUE—
Mohon bantuannya ya pren??
Kalau masih acakadul mohon di maklumi, hehehe...Jangan lupa vote and komen,
Follow akun aku yaaa...Thank you so much!!
KAMU SEDANG MEMBACA
JANJI LANGIT (HIATUS!!)
Teen FictionHidup. Cerita alur hidup seseorang berbeda dengan alur hidup kita. Hidup yang kita jalani bagaikan sebuah buku dengan tema cerita yang bermacam-macam. Hidup yang awalnya baik-baik saja, bisa berubah hanya dalam beberapa waktu menjadi tidak baik-ba...