Part 5

2.1K 119 0
                                    

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

Tidak terasa sudah 5 bulan bunda Sisil dan ayah Pradipta tinggal dikontrakan, mereka tidak pernah mengeluh apa yang sekarang mereka jalani.

Sesekali bunda Sisil membuat kue untuk dijual ketetangga sekitar bahkan jualannya ia pasarkan lewat media sosial.

Hutang yang sudah menumpuk karena biaya rumah sakit ayah Pradipta pun melakukan pekerjaan tambahan sebagai guru les setiap sorenya.

" Sayang, kamu jangan capek-capek istirahatlah nanti kamu sakit..."

Ayah Pradipta yang melihat istri nya sedang sibuk membuat pesanan orang meminta nya untuk beristirahat ia sangat khawatir akan kesehatan sang istri.

Bersyukur sekali hari ini mendapat pesanan kue yang sangat banyak dan bunda Sisil pun tidak menyia-nyiakan rejeki hari ini.

Jadi dia bersemangat untuk menyelesaikan pesanan orang agar pelanggan puas dan tidak kecewa dengan hasilnya, bunda Sisil hanya tersenyum ketika suaminya terus menghawatirkan kondisi kesehatannya.

" Aku tidak apa-apa mas, sebentar lagi juga akan selesai." Dia kembali tersenyum untuk meyakinkan suaminya, kalau dirinya baik-baik saja dan melanjutkan membuat kue.

Sedangkan ditempat lain tepatnya disekolah Galih sedang duduk sendirian di bawah pohon yang terletak di belakang sekolahan mereka.

Dio yang sedang berjalan di lorong sekolah sendirian tidak sengaja melihat Galih dari jauh, lalu dia berjalan kearah tempat temannya berada menepuk pundak Galih sebentar lalu ikut duduk disamping nya.

" Jangan melamun, nanti kesambet setan penunggu pohon ini lo..." Ucap Dio.

Galih pun menghela nafas sesaat ketika melihat disamping nya sudah ada Dio.

" Aku sangat merindukan Lynggar-! " Ucap Galih lirih.

Dia kembali menundukkan wajah dengan tatapan sendu penuh kesedihan, apa lagi Galih menyaksikan sendiri kondisi Lynggar pasca kecelakaan itu dengan kepala yang berlumuran darah dengan tangan yang sudah patah.

Di awal setelah kecelakaan itu Galih sering bermimpi buruk dan susah memejamkan mata untuk sekedar mengistirahatkan pikiran dan tubuhnya.

Jika dia menutup mata yang di dapatkan hanya mimpi buruk tentang kejadian kecelakaan itu, hingga membutuhkan waktu tiga bulan untuk menyembuhkan sikisnya.

Orang tua Galih yang melihat kondisi anaknya dalam keadaan yang tidak baik-baik saja akhirnya membawa Galih berobat ke Psikiater.

Sebagai orang tua mereka paham kalau anaknya terlalu syok dengan kejadian kecelakaan yang menimpa sahabat barunya itu.

Menjalani pengobatan berbulan bulan untuk menyembuhkan sikisnya, Galih menjadi anak yang sering murung setelahnya.

Dio yang melihat teman barunya itu terus saja menyendiri dan terlihat murung, akhirnya mengajaknya ikut bergabung dengannya.

Jam istirahat sudah sepuluh menit yang lalu berbunyi, dan teman teman Dio sudah mengantri di kantin lebih dulu.

" Apa lo mau ikut gue kekantin? Pasti Juna dan Satria sudah menunggu kita disana."

Galih hanya menganggukkan kepalanya dan mereka berdua berjalan bersama menuju kantin, setidaknya dia masih ada Dio, Juna dan Satria jadi dia tidak kesepian selama Lynggar belum sadar.

Sepulang sekolah nanti dia akan mampir kerumah sakit untuk melihat kondisi Lynggar dan membawakan bahan makanan untuk orang tua Lynggar.

Orang tua Lynggar sudah dia anggap orang tuanya sendiri melihat kondisi mereka yang kesulitan, Galih pun menjadi tidak tega hingga tiga bulan lamanya dia sering berkunjung kerumah kontrakan mereka sekedar membawa bahan makanan atau bahan pembuatan kue.

Tidak hanya Galih saja yang melakukan hal itu, Dio dkk juga sama mereka sesekali mengunjungi kedua orang tua Lynggar beralasan memesan kue atau sekedar menumpang makan dirumahnya.

Jangan salah....mereka menumpang makan dikontrakan orang tua Lynggar tidak dengan tangan kosong, mereka datang kesana membawa beraneka makanan untuk orang tua Linggar dan diri mereka sendiri (Dio dkk).

Sedangkan untuk kue yang mereka beli atau borong tidak mereka makan sendiri, melainkan dibagi-bagikan kepada anak anak jalanan yang mereka jumpai.

Terlahir dari keluarga yang kaya raya tidak akan membuat mereka jatuh miskin hanya untuk memborong kue-kue yang dibuat bunda Sisil, baginya uang tiga ratus ribu itu sama halnya uang saku mereka satu hari.

Kegiatan mereka sudah berlangsung hingga berbulan-bulan lamanya, membuat bunda Sisil sedikit terhibur dengan kehadiran teman-teman anaknya itu.

Betapa beruntungnya putra mereka mendapatkan teman seperti Galih, Dio, Juna dan Satria tidak hanya baik, mereka juga setia kawan, pada hal mereka baru berteman beberapa minggu saja tetapi persahabatan mereka begitu dekat selayaknya saudara.

Bunda Sisil pantas bersyukur atas kehadiran mereka, disela-sela kesedihannya karena sang putra belum kunjung membuka mata.

Disisi lain teman-teman anaknya itu mengisi kekosongan dihati dan dirumah mereka, seolah dia memiliki banyak anak untuk menghiburnya.

Sedangkan jiwa Lynggar yang masih terus penasaran melihat kebaikan yang teman-temannya lakukan untuk kedua orang tuanya, berkali kali meneteskan air mata dan tersenyum bahagia melihatnya.

Sedangkan jiwa Lynggar yang masih terus penasaran melihat kebaikan yang teman-temannya lakukan untuk kedua orang tuanya, berkali kali meneteskan air mata dan tersenyum bahagia melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>>> Jangan lupa Vote ya kk 😊
Sebagai penyemangat diri ku untuk melanjutkan cerita ini....!!!

MENGULANG [BL] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang