Halo Halo, gimana bab 1 nya? Ketemu lagi nih kita di bab 2 .
Suka gak sama cerita nya? Kalau suka jangan lupa vote sama follow akun ini yaa.
Baca juga cerita lain nya dari akun ini, selamat membaca ♡.
_________________________________________
"Kita memang harus bisa melawan trauma, meskipun itu menyakitkan" _Chelsea Queen Gavesha_
_________________________________________
Pagi itu Bintang bangun lebih awal untuk memeriksa bagaimana kondisi Chelsea.
Ya, sampai sekarang Chelsea belum juga membalas pesan nya, khawatir? Tentu.
Bintang berjalan menuruni tangga dengan agak tergesa gesa.
Orang tua Bintang yang sedang makan di meja makan , menoleh kepada Bintang yang sedang menuruni tangga.
"Bintang, mau ke mana kamu? " Tanya Ayah.
"Ini baru jam setengah enam Bintang" Lanjut Mama.
"Ada urusan" Jawab Bintang singkat.
"Ingat, jangan membuang waktu mu hanya untuk bermain Bintang"Kata Ayah dengan wajah serius.
"Dan jangan terlalu dekat dengan gadis pemalas itu" Lanjut sang Ayah.
Langkah Bintang terhenti ketika mendengar itu, Bintang berbalik untuk melangkah menuju Ayah nya yang tengah memakan sarapan nya.
"Maksud Ayah apa?"Tanya Bintang tak suka.
"Bukan nya udah jelas? Jangan dekat dekat dengan gadis bernama Chelsea itu"Jelas Ayah tanpa menoleh sedikit pun.
"Benar kata Ayah, kamu jangan terlalu dekat dengan gadis pemalas itu, kalian tidak cocok, dan harusnya kamu itu mencari pasangan yang pintar" Lanjut Mamah.
"Ayah dan Mamah bisa marahin Bintang, tapi jangan pernah Ayah dan Mamah hina Chelsea"Ucap Bintang dengan tegas.
Setelah itu Bintang berjalan keluar rumah dan menaiki motor sport nya.
_________________________________________
Sesampainya di depan rumah besar ber cat putih, Bintang turun dari motor sport nya untuk segera menghampiri post satpam.
"Maaf pak, Chelsea nya ada? " Tanya Bintang kepada satpam yang berjaga.
"Oh Den Bintang ya?, Non Chelsea nya ada Den, tapi... "
"Non Chelsea dari kemarin gak mau keluar , apalagi Tuan sama Nyonya pergi ke luar kota satu minggu" Lanjut pak satpam.
"Saya boleh ijin masuk pak? " Tanya Bintang sopan.
Pak satpam mengangguk lalu membukakan gerbang untuk Bintang.
Setelah sampai di depan pintu rumah besar itu, Bintang coba membunyikan bel beberapa kali.
Namun tak ada jawaban dari dalam sana, Bintang pun mencoba membuka pintu dan ternyata tidak di kunci.
Saat memasuki, yang di lihat Bintang hanya kegelapan, tak ada satu pun lampu yang menyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAUT MENJADI SAKSI
Teen Fiction__________________________________________ Menceritakan tentang Bintang Cavannio Birendra atau yang kerap di panggil Bintang. Bintang adalah salah satu murid terpintar di sekolahnya, bukan cuma pintar tapi Bintang juga mempunyai paras yang tampan...