Prolog

88 12 4
                                    

Kisah ini akan saya ceritakan dimulai dari masa masa putih abu saya. Bukan karangan ataupun fantasy, kisah ini dibuat berdasarkan kisah nyata yang pernah dialami ratusan bahkan ribuan orang di dunia. Oleh karena itu, saya membuat kisah ini dalam bentuk cerita supaya kalian mengetahui betapa hebatnya cinta beda agama ini.

Usia saya masih 17 tahun kala itu, Siswi SMA yg berada di Jln. Belitung, Kota Bandung. Saya mengikuti ekstrakurikuler melukis di sana.

Suatu hari ketika ada nya acara pameran seni yang di selenggarakan di luar sekolah, saya bertemu seorang lelaki yang sangat menarik di mata saya. Dia mengenakan kaos hitam dengan bertuliskan StarBoy di depannya. Saya pikir, dia juga adalah siswa yg berada di sekolah saya, saya melihat seragam putih yang tergeletak di sebelah nya dengan atribut yang menggambarkan logo sekolah saya. (mungkin dia kelas sebelah)?

Dia Fahmi. Ketika saya pertama kali bertemu Fahmi, saya pikir dia itu judes (karena matanya yg rada menakutkan). Dia terlihat cuek bahkan seperti nya dia itu anti cewek. Padahal parasnya mengartikan bahwa Fahmi itu tipikal cowok yg banyak ceweknya, tapi nyatanya, belum ada satu cewek pun yang berhasil mendapatkan hati nya.

Pada awalnya emang seperti itu, tetapi ketika saya mencoba mendekati nya, dia terlihat sangat menyenangkan dan juga ramah. Saya merasa saya adalah cewek pertama yang dekat dengan nya. Entah apa yang terjadi, mungkin saya sedang Hoki?

Setelah mengenal lebih lama, ternyata dia itu orangnya humoris bahkan sering membuat banyak lelucon ketika sedang bersama. Dia selalu bisa membuat saya tertawa. Ketika saya sedih, dia selalu memberi lelucon walaupun menurut saya itu adalah hal yang garing. Tapi dengan melihat tingkahnya yang rada gak waras, hal itu lah yang membuat saya tertarik padanya.

Dan akhirnya hubungan kami semakin mendekat. Tetapi ketika mengetahui bahwa Fahmi, orang yg sangat saya cintai adalah orang yang tidak mungkin saya miliki, faktanya kami itu berbeda agama.

Kenyataan yang pahit itu membuat saya merasa bingung, apakah saya harus tetap bersamanya dan membangun sebuah hubungan atau bahkan saya harus meninggalkan dan merelakan nya??

Tapi nyatanya kami benar benar habis pikiran, kami egois, kami memaksa kan hubungan ini tetap berjalan hingga sekarang. Pada akhirnya, kami berdua lah yang akan menanggung perpisahan di akhir nanti.

°°°°°


ARLETTA - Aku, Kamu, dan Agama kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang