Chapter 3

543 19 0
                                    

"... Bagus sekali. Bagaimana kau bisa mendapat peringkat satu sekaligus? Apa kau sengaja belajar?"

"Tidaklah."

"Ini pertama kalinya aku melihat hasil yang melonjak pesat sekaligus seperti ini..."

"Ssaem. Pokoknya, tolong beri tahu aku tentang hal yang kau bicarakan waktu itu."

"Oh?"

"Kau bilang kau akan meneruskan ceritamu kalau hasil tryout ini bagus."

Yedam meluruskan kepalanya yang dia miringkan dan menatap intens pada Eunchan. Pundaknya kaku pada tatapan yang membuatnya tidak bisa bergerak.

"Uh... Well, aku memang mau melakukannya..."

Eunchan bergumam sambil mengusap ringan bagian belakang hidungnya. Dia memang mengatakannya, tapi dia pikir hal itu akan sulit diatasi, jadi dia berkata dia akan memberi tahunya ketika Yedam mendapat nilai tertinggi pada tryout, tapi dia tidak berpikir hasilnya akan menjadi seperti ini.

Sejak hari mereka tiba-tiba makan malam, sudah lama sekali sejak mereka tidak makan malam bersama sebelum kelas dan membicarakan hal-hal pribadi setelah kelas selesai sebagai bagian dari rutinitas les. Senang rasanya memiliki siswa yang sopan dan nyaman, dan dia lega karena posisi guru les akan bertahan sampai Lee Yedam mengikuti ujian masuk universitas (SAT).

Entah kenapa, Eunchan yang cukup bersemangat, tidak membahas setiap topik yang membuat Lee Yedam senang, dan alhasil...

Sigh. Siapa yang mau dia salahkan. Itu semua salahnya.

"Um... Jadi... Kalau suasana disana sudah bagus... cukup basah... Lalu kau bisa memasukannya."

"Ahh, maksudmu vagina. Apa kau tidak mau mengatakan bagaimana cara membuatnya basah? Itu penting."

"Itu... Kau, seperti yang kau lihat, ada tempat dimana dagingnya terbelah, dan kalau kau merangsangnya..."

"Ah. Aku belum pernah melihatnya."

Yedam menurunkan ujung bibirnya. Ekspresi memelas yang mendorong hati nurani Eunchan, yang mau melewati bagian itu.

".... Okay. Kalau begitu sebagai contoh... Sini tanganmu..."

Eunchan buru-buru mendekatkan punggung tangannya pada Lee Yedam. Lee Yedam, yang melihat punggung tangan putih yang gemetar gugup, meletakkan jarinya di atasnya. Eunchan tidak menyuruh untuk menyentuh. Sentuhan yang aneh, tapi sepertinya menggambar garis yang akan membuat suasana menjadi canggung.

Dengan enggan, Eunchan tidak punya pilihan selain terus menjelaskan sambil memberikan punggung tangannya. Dia dengan rajin melukis punggung tangannya sambil menelusuri ingatannya untuk melihat di mana dia menggosok daging bagian dalamnya dan menjadikannya basah. Sangat berantakan. Pada saat itulah dia berpikir bahwa lebih baik menonton pornografi daripada mendengarkan penjelasan yang buruk.

Yedam, yang mendengarkan dalam diam, mulai menggerakkan jarinya, yang dia letakkan dengan tenang untuk sesaat.

Jari-jari, nyaris tidak menyentuh punggung tangan, hampir-hampir tidak menyentuh ujungnya, menelusuri kulit dengan kecepatan lambat. Tekstur kulit yang menyentuh gerakan yang terlalu tebal dan halus cukup menggelitik hingga menusuk.

Seolah menjilati sepotong daging berlendir, sentuhan lembut itu secara refleks memberikan kekuatan pada perut bagian bawahnya. Saat tubuh bagian bawahnya bergetar, dia merasakan vaginanya bergetar dan berdenyut, yang diam-diam tertutup di celana dalamnya. Ah... Kenapa dia melakukan ini? Saat itulah Eunchan menggigit bibir bawahnya dan menahan napasnya.

Yedam membuat kontak mata tanpa ragu seolah dia sudah menunggu. Lalu, selagi memegang punggung tangan Eunchan, yang hampir terlepas, dia berkata dengan senyum lembut yang berbeda dari tangan yang memamerkan kekuatan cengkeramannya.

Les Privat「BL」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang