part one.

12 3 2
                                    


Avyanna bukan sosok yang cocok untuk memimpin, tapi juga bukan jenis orang yang butuh dipimpin. Avya lebih suka berteman.

Dia bukan ketua kelas, bukan juga bendahara. Avya gak punya jabatan apapun dalam organisasi kelas. Tapi karena Ketua kelas dan Bendahara di kelas itu temennya Avya, jadi Avya sering bantu nagihin uang kas.

Meskipun caranya galak dan bikin anak-anak lain ngeri sama dia, tapi itu justru menarik buat gue.

Dan gue suka kalau ditegur sama dia.

Sekarang lo ngerti kan, Vy? Kenapa gue telat mulu bayar uang kas?

"Cepetan. Gue gaada tenaga buat marah hari ini." Avya menodongkan tangannya ke gue, dengan judes.

"Besok deh,"

"Ck." posenya berganti, tapi pandangannya berubah jadi lebih judes. "Cepetan, gak?"

Jujur gue juga sebenernya takut, tapi...
"Eh, serius Vy. Besok ya gue lunasin, janji." gue memohon-mohon.

"Ini lo ngutang udah berapa hari, gila ya?" tangannya mendekat ke lengan gue— dan dia mendaratkan cubitan mautnya yang terkenal bisa bikin biru.

"AW ANJ—ing, sakit parah." jujur demi Tuhan siapa pun, sakit banget. Gue cuma bisa ngusap lengan gue berharap gak segera membiru.

Gue gapapa deh kalau ditegur, dimarahin, digalakkin, tapi please banget, kalau dicubit tuh...

skip deh gue.




Unforgettable You ; Lee Jeno ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang