part eight.

11 3 4
                                    

Gue masuk SMA yang berbeda dengan Avya dan gak pernah lagi kontakan sama dia. Gue menyibukkan diri, ikut organisasi dan ekskul sana-sini biar ada kegiatan untuk bantu gue lupain Avya.

Meski kenyataannya, gue gak bisa lupa sama dia.

Selang setahun kemudian, gue dateng ke acara kelulusan adik kelas gue di sekolah gue yang dulu, sekalian reunian sama angkatan gue jaman SMP.

Iya, gue ketemu Avya lagi. Semua tentangnya masih sama. Cara ngomongnya, gaya bahasanya, tatapannya, cantiknya, dan perasaan gue untuknya. Semua masih sama.

Gue ngeliat dia, dan dia juga ngeliat gue. Tapi gue langsung alihin pandangan gue. Meskipun sesekali gue terus curi pandang ke arahnya.

Dan Akhirnya gue beraniin diri untuk duduk tepat di belakang Avya.

Gapapa kan, Vy? Namanya juga usaha.

"Aneh, bukan gue yang tampil tapi kok gue yang capek ya." di tengah keheningan, Avya tiba-tiba mengeluh sambil bersandar di kursinya, di depan gue.

Gue kaget, seneng, dan rindu banget sama suara khasnya.

"Lo kenapa, Vy?" tanya gue.

"Tadi abis dikeroyok sama adek kelas di sana," Avya menunjuk ke arah kantin. "Biasa, fans ngajak foto-foto." lanjutnya sambil tertawa.

Ah, pasti. Avya kan memang se-populer itu.

"Oalah. Gue kira abis ngapain," sahut gue seadanya.

Tiba-tiba Avya memundurkan kursinya, mendekatkan dirinya ke gue. "Jen, jen." panggilnya, sambil memegang lehernya yang tidak bisa disandarkan ke sandaran kursi karena tidak cukup tinggi. "Leher gue pegel nih, pegangin dong."

Asli, gue kaget.

Gue sanggah lehernya dengan tangan gue sesuai intruksi, alias dia bersandar di tangan gue.

Avya. Nyender. Di. Tangan. Gue.

Wah, gue rasanya bisa gila sih.

Vy, lo lupa sama semua masalah tahun kemaren?

Lo lupa gue yang nyakitin sahabat lo?

Ah, tapi masa bodoh. Yang penting sekarang gue bisa ngobrol lagi sama Avya.

Sepanjang acara kelulusan itu gue banyak banget ngobrol sama Avya, meskipun tangan gue sebenernya pegel. Tapi untuk pertama kalinya, gue sama Avya gak ngebahas uang kas atau Shana.

Gue? Seneng?

Gue hampir gila, asal lo tau.

Saking senengnya.

Unforgettable You ; Lee Jeno ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang