Memorable banget pokoknya hari itu, bagi gue.Selain karena itu pertama kalinya gue ngobrol banyak sama Avya, itu juga merupakan hari dimana hidup gue mulai berubah.
30 menit bagi gue tuh lama banget, apalagi untuk ngobrol berdua, berhadapan gini sama cewek yang gue suka. Gimana gak mati gaya coba gue?
"Avy!"
"Heii, Sha! Sini sini!" Avya melambaikan tangannya ke arah Shana yang baru memasuki cafe.
Shana pun menghampiri kami.
"Lo cepet banget tumben? Nih gue juga baru dateng. Jeno kayaknya udah lebih lama di sini," sapa Avya panjang lebar.
Padahal bagi gue, 30 menit tuh lama banget Vy.
"Hai," Shana nyapa gue dengan canggung.
Gue bingung banget— jadi gue cuma ngangguk pelan.
Shana duduk di sebelah Avya. Gue bingung sebenernya kita bertiga mau ngapain.. Gue gak bisa banget di situasi begini.
"Lo mesen dulu gih, Sha," Avya menepuk-nepuk punggung Shana yang udah sekitar dua menit diem aja.
"Ahiya, gue mesen dulu ya?" ijin Shana ke gue dan Avya, soalnya kami udah mesen duluan dari tadi.
Shana berdiri lalu pergi berjalan ke arah kasir untuk memesan makanan dan minuman.
duk
Apa nih, tiba-tiba kaki gue disenggol.
"Psst, Jen. Gue lupa ngomongin intinya ke lo," bisik Avya.
"Eh? Apa?"
"Jadi, sebenernya—"
duarrr
Hati gue hancur, dunia gue berasa runtuh. Situasi macam apa ini?
Gue benci inget ini, tapi gue gak bisa lupa.
"Jadi, sebenernya Shana naksir sama lo, dan dia minta tolong gue buat ketemu sama lo. Soalnya dia rada pemalu—" Avya nahan ketawa. "Malu, kalau sama orang yang dia suka."
Hah . . .
Gue gatau lagi.
"Lo pedekate dulu aja sama dia, ya. Ladenin dia kalau dia chat. Jangan disakitin! Awas lo kalau bikin temen gue nangis," kelakar Avya yang sebenernya gue gatau itu becanda apa serius.
Gak lama setelah Shana balik ke meja, Avya pamit dengan alasan— gatau apa, saking gak jelasnya gue sampe lupa.
Hari itu berlalu dengan cepat, karena gue maupun Shana sama-sama canggung. Cuma makan, minum, diem, ngelirik, diem lagi. Ya— gue emang paling gak bisa sih ngobrol sama cewek, mau gimana lagi.
Tapi mulai malem itu, yang gue gak expect, ternyata Shana dengan berani chat gue. Dan terus menerus setiap hari, nonstop.
Dan sesuai keinginan Avya, gue ladenin. Selalu. Setiap harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable You ; Lee Jeno ✔
FanfictionSetelah sekian tahun, Gue ketemu dia lagi. Semua tentangnya masih sama. Cara ngomongnya, gaya bahasanya, tatapannya, cantiknya, dan perasaan gue untuknya. Semua masih sama. Gak pernah bisa gue lupa.