-19-

589 99 27
                                    

Rencana sudah disiapkan dan sekarang saatnya untuk Rose menjalankan rencana itu tanpa pengetahuan Jisoo.

"Kenapa diam?" Pertanyaan dari Jisoo membuat Rose tersentak kaget.

Sekarang dia sudah berada didalam mobil karena Jisoo sudah menjemputnya untuk pulang.

"Tidak apa apa" sahut Rose dengan pelan.

"Mau makan diluar?" Tanya Jisoo.

Rose menggeleng. Jika makan diluar, sudah pasti dia akan menemui lebih banyak orang dan pasti dirinya akan mendapat hukuman dari Jisoo kalau dirinya melihat cowok lain.

"Kamu aneh" bingung Jisoo menggenggam salah satu tangan Rose.

"Ada yang perlu aku bicarakan dimansion nanti" ujar Rose pada akhirnya.

15 menit kemudian, mereka akhirnya tiba dimansion dan dengan segera Jisoo menggandeng Rose untuk duduk diruang tamu mansion.

"Jadi, kamu mau ngomong apa?" Tanya Jisoo.

"Ini bukan pertama kalinya aku menanyakan ini sama kamu" Rose menghela nafasnya dengan kasar "Al, apa kamu tulus mencintai aku?"

"Sayang, sudah aku bilang kalau aku mencintai kamu" sahut Jisoo tersenyum lembut.

"Kalau kamu mencintai aku, kenapa kamu menyakiti aku? Apa itu caranya kamu mengungkapkan cinta kamu? Dengan membiarkan orang yang kamu cintai terluka?"

Jisoo tersentak lalu cowok itu hanya terdiam dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Al, kalau kamu benaran mencintai aku, tolong berubah. Kamu harus mendapatkan bantuan dari psikiater. Kalau kamu benaran ingin berubah, aku janji akan terus ada disisi kamu untuk menemani kamu" lanjut Rose dengan lembut. Walaupun dia bilang dia membenci Jisoo, tetap saja dia masih ada rasa cinta kepada cowok itu. Dia benar benar ingin cowoknya itu berubah dan semua keputusan sekarang hanya ada ditangan Jisoo.

"Kamu mau bilang aku gila?" Jisoo akhirnya bersuara.

"Tidak Al. Jangan salah faham. Aku-"

"Kamu apa hah!?" Sentak Jisoo membuat Rose kaget.

"Jangan seperti ini Al" mohon Rose.

"Cukup!" Sentak Jisoo "Apa Jennie yang meracuni fikiran kamu!? Apa yang sudah kamu ngomong sama dia hah!?"

"A-aku tidak ngomong apa apa Al"

"Bohong!" Sentak Jisoo "Ck, sepertinya aku harus segera membunuh cewek itu!"

"Jangan gila Al!" Halang Rose "Semuanya salah aku! Jangan menghukum orang yang tidak bersalah!"

"Aku tidak peduli!" Sahut Jisoo dengan nafas yang memburu.

"Kamu egois Jisoo! Aku melakukan semua ini agar kamu berubah tapi kamu tetap saja keras kepala! Aku sudah tidak bisa tinggal disini lagi! Tinggal bersama kamu sama saja seperti aku tinggal di neraka!" Teriak Rose dengan emosi.

Jisoo yang sudah tersulut emosi langsung saja menjambak rambut Rose dengan kasar "Sepertinya kamu belum puas sama hukuman yang aku berikan" smirk Jisoo.

Rose mula terisak "Hiks sakit Al. Lepasin aku"

"Ini akan menyenangkan" balas Jisoo tanpa rasa ragu.

Plakkk

Dia memberikan tamparan dipipi mulus Rose sehingga sudut bibir Rose berdarah.

Tidak! Rose tidak boleh lemah! Dia harus segera kabur dari Jisoo karena nyawa anak didalam kandungannya dalam bahaya jika dia terus berada disana.

"Arghhh!" Jisoo berteriak kesakitan ketika Rose tiba tiba menendangnya dengan keras.

Tanpa aba aba, Rose menyambar kunci mobil milik Jisoo yang ada diatas meja lalu kakinya lantas berlari memasuki mobil.

"Roseanne!" Teriak Jisoo bergegas menyusul Rose.

Tok tok tok

Diketuknya jendela mobil dengan keras "Buka pintu ini sekarang!" Teriaknya.

Namun Rose malah menghidupkan mobil dan menjalankan mobil itu pergi dari sana meninggalkan Jisoo yang berteriak memanggil namanya.

"Arghh sial!" Umpat Jisoo bergegas mengambil kunci mobil yang lain untuk menyusul wanitanya itu.

Disepanjang perjalanan, Jisoo terus fokus mencari mobilnya yang dinaiki oleh Rose namun tetap saja dia belum menemukannya.

Akhirnya dia memutuskan untuk mencari disekitar pantai dan ternyata tebakannya benar! Dia melihat mobilnya ada disana namun ada yang aneh.

"T-Tidak mungkin" Dengan buru buru Jisoo turun dari mobilnya lalu berlari kearah mobil yang terpakir disamping jurang yang terhubung kedalam lautan.

Mobil itu kelihatan hancur dan ianya kelihatan seperti baru saja mengalami kecelakaan.

"R-Rose" tanpa ragu Jisoo berjalan kearah mobil itu. Dia harus memastikan kalau pacarnya ada disana.

Namun mobil itu sudah mengeluarkan sedikit percikan api.

Duarrrr

Jisoo sontak terlempar jauh ketika mobil itu meledak dan mengeluarkan api yang cukup besar.

"ROSEANNE!" teriak Jisoo tanpa mempedulikan badannya yang terluka.

"Hiks andwae, Sayang!" Jisoo mula menangis histeris.

Bersamaan dengan itu juga, mobil yang dikendarai oleh Limario berhenti disamping Jisoo.

"Jisoo!" Limario menghampiri Jisoo.

"Hiks tolong Rose. Rose disana" isak Jisoo.

Mata Limario berkaca kaca. Ini pertama kalinya dia melihat betapa rapuhnya sosok didepannya itu.

Secara tiba saja Jisoo bangkit dan ingin menghampiri kobaran api itu.

"Jangan Ji!" Halang Limario memegang Jisoo dengan erat.

"Lepasin gue! Gue harus menyelamatkan Rose!" Teriak Jisoo meronta ronta.

"Tidak!" Limario terus saja menghalang Jisoo.

Namun tiba tiba saja Jisoo pingsan membuat Limario bergegas membawanya pergi dari sana.

*

Disisi lain, terlihatlah sosok Jennie yang sudah membawa Rose pergi jauh dari sana.

Ternyata semua itu adalah rencana yang sudah mereka siapkan.

Flashback on

"Sepertinya Jisoo tidak akan pernah melepaskan aku sehingga aku mati" lirih Rose.

"Itu caranya!" Sambar Limario "Kita bikin kematian palsu untuk Rose. Dengan cara itu, Rose bisa bebas dari Jisoo" jelas Limario.

"Ide yang menarik" ujar Jennie tertarik.

"Tapi bagaimana caranya?" Tanya Rose.

Limario mula menjelaskan semua rencananya sehingga Jennie dan Rose menyetujui ide gilanya itu.

"Setelah kamu kabur dari Jisoo, kamu langsung kabarin Eonnie" ujar Jennie.

"Tapi aku tidak punya ponsel Eon. Semua milik aku diambil oleh Jisoo" ujar Rose.

Jennie memberikan satu ponsel kepada Rose "Gunakan ponsel itu"

"Terus bagaimana sama Eonnie?"

"Tenang saja, Eonnie masih punya banyak ponsel yang lain"

Rose tersenyum "Terima kasih"

Ding dong~

"Sepertinya Jisoo sudah tiba. Aku harus pergi" pamit Rose.

Flashback off

Dan sekarang Jennie akan membawa ke Busan agar Jisoo tidak menemukan keberadaan mereka.

"Semoga ini yang terbaik" gumam Rose mengelus perutnya "Nak, maafin Mama karena sudah menjauhkan kamu dari Papa kamu"



  Tekan
   👇

Sweet but Psycho ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang