Langit senja yang terlihat sama. Suasana yang begitu tenang. Juga suara Shishi Odoshi yang menggema. Padahal dirinya hanya duduk di dojo milik keluarganya, memangku sebuah anak panah, termangu menatap ke tempat target biasanya dipasang. Tapi rasanya begitu melelahkan bagi Misaki.
Berminggu-minggu berlalu. Hari yang selalu dinantinya--keluar dari tempat penuh bau obat dan menyesakkan itu akhirnya tiba. Padahal dia sudah sangat menantikannya.
Tapi kenapa? Kenapa aku tidak bisa merasakannya?
Tangan kanannya yang menyentuh anak panah tak dapat merasakan seperti biasa.
Kenapa jadi begini?
Tangan kanannya yang terluka tak dapat menggenggam sempurna.
Ah, apakah sampai disini saja?
Tatapannya mulai kosong. Lapangan luas itu pelahan terlihat menjauh dan menghilang. Misaki tertunduk memeluk anak panahnya.
"Tidak mau. Aku tidak mau seperti ini. Tidak mau. Hiks... Hiks... Hiks..."
Misaki meringkuk. Tangisnya pecah. Hatinya belum bisa menerima kenyataan yang menimpanya. Kenyataan bahwa dirinya tak lagi bisa menarik busurnya.
***
Suara tali busur ketika anak panah dilepaskan: Tsurune.
Banyak hal yang membuat orang menyukai kyuudo. Tapi suara itu yang mungkin membuat dirinya telah terjatuh terlalu dalam ke dunia kyuudo. Bahkan ketika suara itu mulai menyakitinya sekalipun, dirinya tak bisa terlepas.
"Hanaoka-san," panggil Eisuke. Misaki tersadar dari lamunannya. "Apa yang membuatmu terus bertahan pada kyuudo?"
Pertanyaan Eisuke membuat semua orang membelalakkan mata. Mereka bertanya-tanya kenapa bisa Eisuke menanyakan hal sesensitif itu. Tapi melihat reaksi Masaki yang tenang, juga Misaki yang terlihat berpikir membuat mereka semua jadi ikut penasaran. "Pamanku, meski kyuudo bisa saja menghancurkan hidupnya kapanpun, tapi dia tidak pernah menyerah. Hanaoka-san juga, apa yang membuatmu tidak menyerah?"
Misaki teringat percakapannya dengan Shigeyuki ketika menjenguk pria itu di rumah sakit. Misaki paham dengan perasaan pria itu. Meski dirinya jauh lebih beruntung dari Shigeyuki.
"Benar juga. Kenapa ya?" jawab Misaki. Dalam benaknya dia mulai memikirkan banyak hal. Tapi ada satu yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. "Sepertinya, karena cinta. Mungkin, karena aku jatuh cinta pada kyuudo," cengirnya.
Nikaido terdiam. Dia tidak bisa memahami jawaban itu. Fuwa melihat hal itu sebagai candaan. Sementara itu Kazemai dan Kirisaki hanya terdiam karena mereka pernah mendengar hal yang sama.
"Takigawa-san juga pernah mengatakannya. Cinta," ucap Shuu.
"Tapi kami sama sekali tidak mengerti," lanjut Nanao.
Misaki menutup matanya. Dia bingung untuk menjelaskan. "Menurutku cinta itu perasaan yang hebat. Perasaan yang membuatmu bahagia. Tetapi, cinta itu juga terasa menakutkan. Ketika kau tenggelam dalam perasaan itu, rasanya seperti terjerat dan menarikmu semakin dalam sampai kau tak bisa lagi lepas."
"Apa itu?" Nanao bergidik ngeri.
"Mungkin seperti kau akan memberikan apapun demi cinta."
"Aku masih tidak mengerti."
"Kalau begitu bagaimana jika dipraktekkan langsung?" ujar Masaki.
"Langsung? Bagaimana?"
"Tentu saja dengan kyuudo. Ada yang bilang, orang yang jatuh cinta itu terlihat berbeda. Jadi bagaimana, Misa-chan?" Masaki tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsurune: Kazemai Koukou Kyuudoubu - Suara Yang Menghubungkan Hari Esok [TAMAT]
Short StoryLanjutan dari Tsurune: Kazemai Koukou Kyuudoubu -Masaki dan Misaki dan Luka Masa Lalu- Setelah kompetisi perfektur berlalu, Klub Kyudo Kazemai lebih banyak mengalami masalah juga pertemuan. Meski satu persatu masalah teratasi, tapi tidak untuk semu...