Pertemuan #0

284 12 18
                                    

🌱🌱🌱

Tik tik tik, suara rintik bergemuruh, memecah sunyi nya malam.

Ditemani secangkir earl grey milk tea, serta keripik. Disini aku berada dalam diginnya malam, sebuah supermarket mini atau lebih dikenal dengan indomaret.

Menatap hujan yang turun, sambil sesekali bergumam mengikuti lantunan lagu yang sedang terputar.

Siapa yang telah...

Membuat mu penuh malu...

Lagu ini benar-benar cocok untuk suasana dingin seperti sekarang. Namun dipikir kembali, kalau lagu ini dinyanyikan oleh amatir pasti lagunya akan terkesan aneh...

"Huhh, hujan kapan kau berhenti?? Sudah cukup hatiku yang bersedih jangan engkau juga"

"Aku tidak perlu ditemani apalagi oleh engkau, sang hujan"

Hujan deras menghiasai malam itu, sungguh hatiku sedang terjadi badai. Jangan engkau juga, aku tidak mau bila orang harus merasakan apa perasaan ini.

Aku ingin menikmati malam ini, namun segeralah berhenti wahai hujan. Sekarang ini bukan kasur empuk yang ku tempati, tapi kursi besi dingin.

Helaan nafas terdengar, pelakunya ialah seseorang yang berada tidak jauh dari ku.
Ia menghela nafas seolah tak terima dengan hujan.

Dingin, angin bertiup disertai dengan hujan yang sesekali menyapu wajahku. Derasnya hujan sekarang keterlaluan, tanpa bisa mengasih ku istirahat, Ia terus turun.

Aku ingin tidur...

Sekali lagi angin bertiup, lebih kencang kali ini. Aku yang hanya memakai kaos oblong polos, bergetar kedinginan.

Sepertinya aku akan sakit besok...

Tak salah aku berkata begitu, kondisi ku yang tidak fit plus cuaca sekarang, sangat mendukung ku untuk sakit.

Hidung ku mulai memerah, bersamaan mata ku juga memanas, diantara hujan yang begitu dingin. Aku rasa besok, jangankan sekolah bahkan berdiri saja aku tidak bisa.

Berusaha tak peduli, aku mulai menutup mata ku, sebari menyenderkan punggung ke kursi—yang terasa sangat dingin.

Pusing mulai melanda kepalaku, namun sebisa mungkin aku menahan rasa ini.

Tak ingin pingsan aku membuka mata, tetapi kenapa sekarang terasa begitu gelap?

Kenapa gelap banget???

Apa aku pingsan?

Tidak, aku masih bisa melihat jalanan. Menoleh kebelakang, ya lampu yang tadinya menyala dengan terangnya sekarang telah ditelan oleh kegelapan.

Mungkin mati lampu, terpikir olehku. Namun secara cepat, aku sadar.

Ini bukan mati lampu tapi sengaja dimatikan, kalau bukan itu lantas kenapa lampu pinggir jalan masih menyala.
Meski tidak begitu terang—akhir2 ini lampu menggunakan tenaga Surya mungkin itu salah satu penyebab.

Atensi ku teralihkan kepada seorang anak laki-laki di dekat ku. Ia memasang ekspresi gelisah yang sangat terlihat jelas.

Tak peduli aku tetap menikmati minum ku.

Sepertinya aku harus pulang sekarang...

Ya, sebenarnya aku membawa motor tapi aku sangat malas menerjang hujan. Tapi mau bagaimana lagi, sekarang sudah terlalu malam buktinya Indomaret tutup—memang Indomaret bisa tutup??

Kapal Pecah || YonDib Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang