🌱🌱🌱
"Shtt, udah aku cuma mau bersender" lirihku masih dengan mataku yang terpejam, berusaha menetralkan rasa pusing yang ku terima.
"Makanya tadi udah dibilang, lu aja yang pake, sekarang lu sakit jadi ini gimana" tanyanya padaku, aku membuka mata ku sedikit berusaha bangkit dari senderannya.
Tapi sebelum mampu, si putih kembali menarik ku, menyenderkan kepalaku kembali ke bahunya.
"Udah disini aja, jangan maksain diri" perintahnya yang tentu ku turuti dengan sepenuh hati.
Aku mulai memejamkan mataku, hingga tertidur disampingnya, si putih yaitu cinta ku.
[07:23]
Matahari telah bangkit, menggantikan peranan bulan untuk menyinari semesta, disini aku terbangun karena terdengar ayam berkokok, guna membangunkan seluruh penghuni dunia.
Saat ini aku terbangun, dengan perasaan terkejut, aku merasa ada yang aneh dengan ku saat ini.
Aku melihat ke sekeliling, terlihat tidak asing tapi bukanlah tempat ku biasanya. Setelah lama ku perhatikan aku berada di ruang tamu, disertai dengan selimut aku tertidur di sofa.
Ngapain gue tidur di sofa anjr
Batinku, kemudian bangkit dan duduk dari posisi awal. Setelah bangkit, aku merasa badanku sedikit sakit, mungkin karena aku tidur di sofa.
Disaat aku melamun, ku merasa ada sesuatu yang menempel di dahi ku. Ternyata benar, saat aku menyentuh dahi ku bukannya terasa tekstur dari suatu kulit, yang saat ini malah kain lembut.
Ku ambil kain yang menempel di sana, aku menyadari bahwa benda yang ku pegang sedang basah, dan aku ingat tidak memiliki benda seperti ini.
Aku melihat ke sekeliling, memperhatikan penempatan semua benda yang berada, guna memastikan adakah sesuatu yang hilang atau berpindah posisi.
Saat atensi ku terarah ke depan, tepat di sana, terlihat meja yang menjadi alas untuk terletaknya suatu kertas disertai dengan benda pipih, atau lebih dikenal sebagai handphone.
Aku mengambil kertas itu, setelah aku meletakkan kain basah ke meja yang sebelumnya menjadi alas untuk benda lain.
Dari siapa?
Batinku bertanya, aku mulai membaca kertas itu, sampai diakhir paragraf terlihat identitas dari penulis yaitu, Ledib.
[07:27]
Tidak peduli, aku menganggap mungkin itu hanyalah orang iseng. Aku meraih benda pipih yang ku beli dengan usaha sendiri. Setelah benda itu menyala betapa kagetnya aku melihat pukul yang sudah menunjukkan pukul setengah 8 kurang.
Gblk telat anjj
Hari ini adalah hari Senin dan aku ditugaskan sebagai petugas upacara, namun sekarang aku terlambat. Sekarang tidak ada lagi kesempatan untukku, sudah terlalu terlambat mau secepat apapun aku bersiap it's impossible.
Aku mulai menunjukkan stres ku, dengan memukul tembok, kemudian beralih ke leher yang ku garuk hingga terdapat tanda kemerahan di sana.
Rasa frustasi ku kemudian diambil oleh semesta, karena perlahan-lahan Ia menurunkan berkat dari Tuhan yaitu sang hujan. Tidak begitu deras memang tapi, pemikiran itu juga segera diambil oleh semesta, terlihat dari rintik berubah menjadi hujan lebat.
Aku mulai menunjukkan reaksi senang ku, dengan berdiri dari sofa dengan cepat. Niatku adalah berteriak hore sebagai reaksi ku atas hujan yang turun. Tapi setelah aku berdiri tiba-tiba kepala ku terasa pusing, berat dan berputar-putar, lantai menjadi atap dan atap menjadi lantai.
Atas itu juga, lututku menjadi lemas hingga tidak bisa menopang bobot badanku, aku pun terjatuh. Beruntung aku masih bisa berpegangan dengan pinggiran meja kecil di samping sofa.
Kaget akan itu, aku reflek batuk hingga perutku terasa sakit karena terus-terusan batuk. Batuk ku telah reda, aku langsung terduduk lemas dengan meja kecil sebagai sandaran.
Apa gue sakit?
Ku periksa suhu badan ku, kemudian ku dapati suhu hangat di dahiku, menandakan bahwa saat ini demam sedang ku alami.
"Halah taek" saking kesalnya perasaan ku yang awalnya baik menjadi buruk, aku kemudian berdiri dengan lebih hati-hati kali ini.
Aku berjalan dengan hati-hati menuju sofa dan duduk dengan tenang di sana. Pusing yang ku alami sekarang sudah pudar, digantikan dengan dengungan kecil—menggelitik telinga.
Awalnya aku ingin berbaring guna mengistirahatkan tubuh ini, tapi rasa penasaran melanda. Pandangan ku tak dapat beralih dari kain dan kertas yang terdapat di meja.
Ku ambil kedua benda itu, mulai dari kain, ku buka itu kemudian terlihat nama dari pemilik yang ditandai dengan pulpen. Dapat diketahui si pemilik bernama Ledib.
Sama dengan kertas yang ku pegang, juga berasal dari orang yang sama, yaitu Ledib.
Siapakah sosok Ledib ini?
Apa aku pernah bertemu dengannya?
Kenapa terasa tidak asing?
Darimana kertas ini berasal?Pertanyaan yang terus menerus berbunyi di kepala ku, membuatnya penuh dengan tanda tanya, sangat berisik.
Kertas yang tadi hanya ku baca sekilas, kali ini ku baca dengan memahami seluruh kata dan kalimat yang terdapat.
Perlahan lahan ingatanku terbentuk, dari kalimat terimakasihnya padaku, dapat ku simpulkan Ia adalah sosok yang aku bantu saat terjadinya hujan seperti sekarang.
Jadi nama si putih Ialah Ledib.
Terimakasih ya udah nolongin gue, dan maaf kalo gue ngacak² rumah lu, and lu jadi harus sakit sekali lagi gue minta maaf karena lu sakit karena gue dan gue ga bisa jaga dan obati lu sampe lu bangun.
Katanya tertulis jelas di kertas yang ku pegang. Membacanya membuat perut ku penuh dengan kupu-kupu, senyumku pun mekar kemudian aku terkekeh sebentar, sebelum merebahkan diri ke sofa.
Senyum ku masih tidak reda, meski aku harus sakit tapi pengalaman dapat bersama dengannya adalah anugerah terindah yang ku terima.
Kemarin, 28 Januari pukul 23:08
Adalah hari dan waktu terbaik ku dalam sejarah.Kan ku kenang malam itu dan akan ku pastikan kita akan bertemu dalam waktu yang dekat.
Masih sedikit tertawa, aku memandang langit-langit atap dan tersenyum tipis diiringi dengan mataku yang mulai merapat. Helaan nafas keluar dari mulut ku. Tak lama aku berucap.
Ia pergi
🌹🌹🌹
<>
Ini mungkin menjadi chap terpendek ya untuk saat ini karena cuma 899 aja anjrit.
Ya mo gimana lagi saya udah buntu ide dan udahlah kita selesaikan saja arc 'pertemuan' yeeeee👏👏👏
Arc berikutnya bakal lebih romance ye, dan ini disclaimer bahwa nih book ga bakal ada adegan lemon, dan lebih ke interaksi sweet aja dan genre dari book ini lebih ke romance tapii nanti ba-
976 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapal Pecah || YonDib
Fanfiction"Apa kita bisa bersama selamanya??" "Ku harap begitu..." Dipertemukan oleh semesta, bagaikan cakrawala dan bentala. Kisah cinta yg memiliki seribu perbedaan, apakah asmara mereka akan dapat bertahan...? Kisah cinta yang bahkan tidak bisa dipisahkan...