3. Keakraban mereka

273 26 1
                                    

"Aduh, sakit Bang!" protes Liora saat Avan mengobati luka yang ada di pergelangan kakinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aduh, sakit Bang!" protes Liora saat Avan mengobati luka yang ada di pergelangan kakinya.

"Tahan bentar," tukas Avan dengan tatapan yang fokus mengobati luka adiknya.

"Aw, aw, aw." Bukan! Bukan Liora yang berteriak, melainkan Viola yang tengah berjongkok di atas kursi dengan mata yang fokus melihat Kakaknya yang sedang di obati. Bahkan ekspresi wajah gadis itu meringis saat Abangnya mengoleskan salep ke kaki Liora.

"Bukan adek yang diobati, enggak usah lebay," timpal Lintang yang melihat ekspresi adik bungsunya yang berlebihan, bahkan ia tanpa sengaja mendorong bahu Viola dan membuat gadis itu jatuh tersungkur di atas tubuh Liora.

"Bukan salah Vio, ya, Kak," jelas Viola di atas tubuh Liora.

"Akhhh Bang Lintang!" teriak Liora marah, sedangkan Lintang dengan cepat menarik tangan Viola agar menjauh dari tubuh gadis galak itu.

"Abang enggak sengaja, Ra," keluh Lintang dan kini membantu Liora untuk kembali duduk. Berbeda dengan Avan, pria itu malah sibuk membereskan obat dan menyimpannya kembali ke dalam laci. Ya, ia sudah selesai mengobati adik keduanya.

"Makanya jangan ringan tangan," omel Liora.

"Ya, maaf," balas Lintang dan duduk di sisi Liora kemudian memijat bahu adiknya lembut. Ini satu-satunya cara agar kemarahan adiknya itu mereda.

"Abang Avan Mariolind Givander Albiansyah, jalan yuk. Bosen, nih, Vio di rumah," bujuk Viola dengan memeluk leher Avan dari belakang dengan sesekali ia mencium rambut abangnya yang menurutnya sangatlah wangi. Sungguh, entah sampo apa yang di pakai oleh Abang pertamanya itu.

"Masih ada kerjaan."

Viola menggangguk kecil. "Oke, Vio mau ke rumah Om Jayden lagi," ancamnya dan melepaskan pelukannya dengan cepat, baru saja ia akan melangkah Avan sudah mencekal pergelangan tangannya.

"Ayo," putus Avan dan menarik tangan adiknya ke luar. "Dra, ambil jaket sama kunci motor gue!" titahnya.

"Siap, Bang," balas Lintang dengan kondisi tangan hormat kemudian berlari cepat menuju kamar Avan.

Liora mengehela nafas berat, kemudian merebahkan dirinya di atas sofa. Ia ingin sekali ikut hanya saja tubuhnya tidak memungkinkan untuk bergerak lama.

"Bang lo ikut juga?" tanya Viola saat melihat Lintang baru saja turun dengan sebuah jaket dan kunci motor di tangannya.

"Enggak, gue mau nemanin lo. Lo kan lagi sakit."

Liora tersenyum kecil. "Abang yang baik."

"Oh, tentu, Lintang Albiansyah Mahendra gitu lo," sahut Lintang dengan merapikan rambutnya sombong baru kemudian berjalan cepat ke depan untuk menyerahkan kunci dan jaket abangnya.

Sedangkan Liora memutar bola matanya jengah. "Jadi manusia PD banget," cibirnya.

***

SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang