0.2. Sahabat terbaik

35 1 0
                                    

📍Basecamp sky

"Lo yakin lulus ini bakal lanjut lagi ke Oxford?"

"Iya Lon, gue sebenarnya nggak mau banget sih! Tapi Lucas maksa gue buat daftar S2 gue di sana."

"Dah lah kalau itu yang terbaik untuk lo, gue ikhlas lahir batin."

Sekarang Ilona sedang bersama sahabatnya kecilnya yang tak lain adalah Arabella Mecca William, mereka sudah bersahabat lama bahkan selalu kemana-mana bareng. Wajar jika perpisahan menjadi hal tidak enak untuk mereka berdua.

Arabella tersenyum simpul, kemudian merangkul bahu Ilona. "Tenang gue nggak bakal lupain lo kok, pokoknya lo tetap sahabat terbaik gue sepanjang masa!"

Ilona sedikit terharu, "soswet banget sih kamu Ara-ara ku! I love you." Sekarang Ilona sudah memeluk tubuh ramping milik Arabella dengan sedikit manja dan gemes di sana.

"Jangan meluk gini dong, bisa-bisa kita di kirain nggak normal nanti sama orang-orang lewat!"

"Biarin lagian kita besti kok! Wajar dong!"

"Terserah lo deh! Gue pusing, sekarang gue bakal ke bandara dulu ya. Udahan dong meluknya," pukas Arabella dengan sedikit melepaskan pelukan dari Ilona.

Ilona memanyunkan bibirnya, "bisa nggak sih lo nggak usah jemput Lucas!"

Arabella mengeleng, "nggak bisa Lon. Lagian Lucas mau ngomong sesuatu sama gue!"

"Ish kesel."

Arabella yang melihat kekesalan Ilona itu hanya mampu tertawa geli, sembari tersenyum jahil. Singkat cerita, usai berpamitan Arabella langsung keluar dari basecamp itu dan meninggalkan Ilona sendirian pastinya.

Ilona yang di tinggal sendirian itu, memutuskan untuk memainkan handphone sembari mengscroll medsos miliknya.

••••

Suasana yang semula siang dengan terik matahari lumayan agak panas, berubah sedikit mendung tiba-tiba.

Hal itu sama seperti Arabella yang tadi keluar dari basecamp dengan wajah ceria, pulang-pulang dengan wajah murung dan bisa dipastikan ada isakan tangis di sana.

Hal ini, sedikit membuat Ilona bingung dan heran. Sekarang Arabella sedang menangis dalam pelukannya.

"Ara, lo kenapa? Pulang kok nangis begini?"

"Sebenarnya ada apa? Lucas nyakitin lo!"

"Ayo cerita sama gue, jangan nangis begini gue nggak tau harus lakuin apa sama lo!"

Ilona terus memaksa Arabella untuk menceritakan hal apa yang sedang terjadi. Namun sayangnya, belum mendapatkan respon apapun dari Arabella dia masih diam sembari menangis memenuhi ruangan basecamp itu.
                              •••••

Kisaran 15 menit, Arabella baru menyelesaikan tangisan yang begitu dalam. Dengan kondisi mata Arabella sudah sangat jelas membengkak sepenuhnya.

Dan kemudian menatap lekat-lekat ke arah sang sahabat, yang tak lain adalah Ilona. Kemudian mengeluarkan sesuatu dari kantong kemejanya, dengan tangan sedikit bergetar memberikan benda pipih itu kepada Ilona.

Ilona sedikit heran, apa ini kenapa ada foto Lucas. Apa benar ini Lucas.
Ilona membatin, karena dia ambigu untuk hal ini. Apa yang sebenarnya terjadi.

"Lucas sama siapa Ra? Emaknya?" Dengan sedikit berani hal itu Ilona tanyakan.

Arabella mengeleng lemah, kemudian mengalihkan pandangannya menatap sekeliling basecamp sembari memejamkan sedikit matanya.

Imamku Dokter TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang