KEN & VIO | BAB 002

6.4K 902 198
                                    

Happy reading♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading♡

"Apa pelayan tidak memberimu pakaian hangat?"

Suara dingin itu mengagetkan Vio.

Sesaat Vio tegang kala Kenneth langsung menyadari kehadirannya tanpa sedikitpun dia menoleh. Satu hal yang baru Vio sadari jika Kenneth memiliki insting yang begitu kuat. Vio berdehem pelan, mencoba mengusir gugup dalam dirinya dan bertingkah seperti biasa.

Vio menghampiri Kenneth dan berdiri di sebelah lelaki itu. Tangan Vio terulur memegang bahu Kenneth yang tengah duduk membelakanginya.

"Kamarmu sudah hangat, jadi aku menolaknya."

"Tapi kamu harus merasakan dingin dulu sebelum masuk kesini." Kenneth mengeraskan rahang. Merasakan dingin ditangan Vio saat menyentuh kulitnya.

Vio tersenyum.

Seperti biasa, Kenneth yang posesif.

Dan Vio suka.

Itu menunjukkan jika Vio adalah milik Kenneth.

"Sengaja, aku memang ingin menghilangkan dinginku ditubuhmu." Vio terkikik menggoda sembari menggerakkan telapak tangannya ke dalam piyama Kenneth, mencari kehangatan.

Perlahan-lahan rahang keras Kenneth mengendur, sirat akan kemarahan beberapa detik lalu hilang seketika dan kembali ke ekspresi semula. Kenneth bahkan tidak keberatan ketika tangan dingin Vio menjalar turun memegangi kulit dadanya.

Setelah melewati fase awal, hanya Vio yang diizinkan menyentuh tubuhnya.

Kenneth pernah mengatakan jika Vio lebih dekat dengannya dibandingkan keluarganya sendiri. Selalu menjadikan ia sebagai bentuk pengecualian. Dan disitulah Vio merasa dirinya istimewa.

Walau status masih menggantung diantara mereka. Tapi ia berhasil mengendalikannya, mempersempit dunianya dari segala kebebasan yang tak ia sukai.

"Lukisan apa ini?" Vio beralih menatap lukisan abstrak dengan dominan cat hitam dan merah, tampak mengerikan. Terlebih lagi dia melukis diwaktu malam hari dan disaat hujan turun.

Sangat jarang Kenneth menunjukkan bakat yang satu ini, Kenneth biasanya hanya akan melukis di saat-saat tertentu saja.

"Hanya coretan biasa."

Vio terdiam, memerhatikan tangan Kenneth yang lihai mencoret-coret kertas kanvas putih, memberi kesan seolah sedang menggambarkan kekacauan. Vio beralih kesisi wajah sahabatnya, membaca guratan disana. Memastikan jika suasana hati Kenneth baik-baik saja. Vio sendiri tak menemukan adanya kekacauan. Kenneth lebih menunjukkan sikap layaknya tak terjadi apa-apa.

Tanpa sadar Vio menarik tangannya, meninggalkan tubuh Kenneth. Tindakannya itu diam-diam menciptakan suatu perubahan tak disangka dari si pemilik.

"Apa yang membawamu kesini?" Kenneth bertanya setelah terjadi keheningan beberapa saat.

Luciano : DARK SIDE (S#7)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang