⚠️WARNING! INI HANYA CERITA FIKTIF BELAKA. KALAU ADA KESAMAAN DALAM NAMA DAN TEMPAT KEJADIAN, MOHON DIMAAFKAN. SAYA SAMPAIKAN SEKALI LAGI, CERITA INI HANYA FIKTIF!⚠️
Guys, votenya dong! Jgn jadi silent readers anjay.
Kalo ada yg blm vote, vote dulu yaa sayang💕 🔪
____"Ini sudah lewat dari dua hari, apa kau sungguh belum menemukan keberadaannya?" sentak seorang gadis tampak risau.
Manusia yang hampir memasuki umur ke setengah abad itupun menggeleng pelan. "Semua nihil, tiada sinyal terlacak dari benda pelacak di aksesoris Nyonya Pamela."
Jemma berdesis, "Lalu apa yang harus kita lakukan!"
Zale menatap kedua kakinya, tetapi telinganya mendengar pembicaraan dua manusia itu dengan baik. Lantas Zale bercelatuk, "Hampiri tempat menakutkan bagi Pamela. Bukankah Ibumu sering memanfaatkan ketakutan seseorang?"
Tom dan Jemma terdiam, mereka saling bertukar pandang. Jemma melirik ke arah Zale. "Apa ada kemungkinan jika Bibi ada di sana?" tanyanya ragu.
Pria tampan itu membalas tanpa memandang Jemma. "Ibumu mudah ditebak, Jemma."
Tak!
Tom menjentikkan jarinya dan berseru, "Kalau begitu saya tahu di mana tempatnya!"
"Kita ke—"
"Tidak semudah itu Nona Jemma, kita butuh persiapan guna merealisasikan rencana menyelamatkan nyawa Nyonya Pamela."
Kemudian Jemma setuju dan mereka mulai berdiskusi dengan Zale yang terduduk tenang di sofa lain. Dirinya tetap mendengarkan, mereka pula tahu Zale memperhatikan walau pandangannya berpaling pada arah lain.
Di dalam perbincangan itu, Tom mengatakan bahwa Pamela sangat takut tinggal di rumah lamanya yang berada di desa terpencil. Nyatanya adalah tempat Pamela tinggal bersama sang ibu dan saudarinya—Myra.
Tom berkata, kalau Pamela selalu menerima perlakuan tidak menyenangkan juga di sisihkan. Di tambah akan kecerdasan dini kala itu Pamela harus mengalah dan menjadi otak pintarnya seorang Myra.
Setiap tuduhan disertakan cacian akibat nilai mereka yang selalu sama dan Pamela pula menjadi kambing hitam di sana, Pamela mulai muak, lalu memberanikan diri membongkar kebobrokan kehidupan Myra yang hanya bisa memanfaatkannya saja. Hingga Myra dan sang ibu menerima gunjingan.
Dulu pujian dan sanjungan selalu mereka terima karena bisa mengatur Pamela. Tetapi semua berubah drastis ketika Pamela membuka suara, serta tak ragu menonjolkan keunggulannya hingga membuat Myra dan ibunya semakin marah. Sampai tiba di suatu hari Pamela benar-benar menerima hukuman paling menyakitkan.
Di sayat hidup-hidup di bagian punggung juga kakinya, terukir nama Myra dengan tetesan darah segar di setiap nama. Karena takut ketahuan, di pertengahan remaja ibu Myra dan Pamela memutuskan untuk pindah. Sebab banyak pasang mata yang mulai curiga.
Apa lagi sosok Pamela jarang terlihat. Namun sang ibu kala itu mengantar Myra terlebih dahulu dan meninggalkan Pamela sendirian dengan keadaan di pasung, kedua tangan terikat rantai besi berkarat.
Selang tiga hari tanpa makan dan minum, keadaan tubuh yang kacau serta terluka, Pamela dibawa pulang ke tempat baru. Ternyata di sana Pamela hidup sendirian di bagian belakang rumah dan menjalani kesunyian bersama memori kelam dalam kepala.
Pamela dibiarkan hidup tanpa kasih sayang dan cinta. Menderita di kelilingi tembok tinggi. Di larang bergaul dengan orang-orang, banyak perjalanan yang tidak sanggup Tom Jelaskan lagi bagaimana kelanjutannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/350598183-288-k16949.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Voices In The Ocean : Cursed Man, Zale Merville [End]
Fantasy___ Gadis ini menjalani hari dengan rasa lapang dada. Tiada hari tanpa cobaan melanda dirinya. Walau dicap sebagai orang aneh dan buruk rupa serta perlakuannya yang tergolong kasar, ia akui dirinya hebat bertahan sampai sekarang. Langkahnya memang s...