Egois

62 3 0
                                    

"Nayla belum pulang kah?". Ujar seseorang dari belakang nya.

Nayla mengenali suara itu, dan saat itu ia mencoba untuk melihat pemilik suara tersebut.

"Nayla, saya bertanya?". Ujarnya, itu adalah Alden Abimana.

"Iya, lagi nunggu angkutan umum".jawab ku,tak mengalihkan pandangan ku dari handphone yang sedang ku pegang.

"Coba lihat jam berapa?". Tatapan Alden begitu tajam, sebab sedari tadi ia bertanya, Nayla tak mengubris nya sedikit pun.

17.30

"Udah sore nayla, kemungkinan jarang angkutan umum, jadi biar saya anterin!".ujar nya, semudah itu ia memutar balikan perasaan Nayla.

"Gak usah Mas, aku pesan gojek saja".tolakku, kali ini jangan mau.

"Hujan Nayla, kalo naik motor nanti masuk angin". Ujarnya lagi..

apa peduli nya, ia bukan siapa- siapa.

"Ayo Nayla! saya malas ber Argumentasi lagi, sekalian saya mau ketemu ibu". Ibu yang ia maksud adalah ibu Nayla.

"Ibu lagi pulang ke kampung". Ujar ku tak mau memperpanjang.

"Kapan? Kok gak bilang sama saya". Memang nya, ia siapa? Sampai ibu pulang mesti tahu.

"Seminggu yang lalu".

"Oo, naik!".perintahnya, nayla segera membuka pintu belakangnya.

"Saya bukan supir kamu, di depan Nayla!!".perintahnya lagi.

Sabar nayla, menurut saja.

Hening, itulah keadaan saat ini. Tak lupa canggung pun ikut berkerja sama menciptakan suasana yang tak nyaman.

"Saya mau nanya sama kamu Nay?". Ujar buka suara.

"Iya kenapa?".

"Arsa itu siapa kamu?". Tanyanya, segamplang itu..

"Bukan siapa-siapa."

"Bukannya pacar kamu?".

kok Tiba tiba nanya begitu aneh.

"Hah kata siapa?"

"Memang nya kenapa kalo pacar Nayla?".kali ini Nayla harus tegas terhadap perasaan nya.

"Nayla pacaran sekarang?". Ia malah bertanya kembali, dasar nyebelin.

"Memang nya kenapa? Gak salah selagi gak rebut pacar orang."

"Saya cuma menyayangkan, saran saya jangan terlalu dekat dengan Arsa!".ujar nya ketus.

"Memang nya kenapa?".

"Fokus dulu kuliah yang benar".

"Hmm, lagian selama ini Arsa itu jadi teman dalam belajar buat Nayla Mas, kita sekelas dan insyaAllah gak bakal ngehambat".

seberani ini nayla..

Ia diam, Mas Alden langsung terdiam.

"Arsa itu terlalu luar buat kamu nay!".

"Maksud luar?".

"Arsa terlalu berani, dia tahu dunia luar! Sedangkan kamu?
saya gak mau dia ngerubah kamu, saya gak terima,kamu itu terlalu polosan Nayla, pasti mudah terubah".ucapnya, terlihat ada raut kekhawatiran dari raut mukanya.

Nayla tertegun, ia di anggap sepolos itu oleh nya.

"Tapi Arsa gak seburuk itu Kok!". Reflek nayla mengucapkan itu.

"Oh". Cuma oh doang, dasar es.

"Saya cuma takut Nayla". Ujarnya pelan tapi masih terdengar.

"Apa peduli Mas? Mas udah deh aku bukan anak kecil lagi sekarang. Nida pun seumuran dengan ku,dia sudah punya pacar dan Mas Pacarnya." Ujar ku, sengaja membawa nama itu,Maaf Nida.

SENYAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang