"Jangan jadikan orang lain sebagai pelampiasan atas rasa kecewa yang kau dapatkan dari orang lain"
Selamat pagi..
semoga hari ini adalah awal baik untuk Naila, ya begitu pikir nya setelah lama galau galau-an.
Ia tak ingin mengingat itu lagi, dan tak ingin menjadi orang bodoh,
Terus menerus mengemis untuk mendapatkan balasan perasaan yang sama."Buk, aku berangkat dulu ya?".
"Iya hati-hati ya nak".
"Oke bu,Assalamualaikum!".
"Waalaikumsalam, hati hati nak, kalo mau nyebrang lihat kanan kiri toh, jangan gegabah!". Ujar ibu dari sambungan telepon
"Iya ibu, siap makasih ya bu udah perhatian banget hihi"
"Loh kok ngomong begitu, kan itu sudah kewajiban ibu".
"Hehe iya ibu".
Jarak antar aku dan ibu lumayan jauh,ibu berada di kampung, dan aku mengekos di kota, yaitu kota Bandung yang tiap hari nya gak bikin bosen, tapi bikin rindu aja sih. maka nya setiap pagi aku hanya bisa ngobrol lewat telepon.
Dan hari ini seperti biasa aku yang baru saja menginjak semester 3 akan masuk kuliah kembali setelah libur akhir tahun, Alhamdulilah.
"Nai, kamu duluan aja ya!".Ucapnya dari suara telepon.
"Loh tumben Nid?".
"Aku di antar Mas Alden". Aku, harus biasa aja, kan sudah berjanji untuk melupakan segala tentang Mas Alden.
"Oh bagus deh kalo gitu, jadi aku gak perlu nunggu di sini wkwkwk, duluan ya".
kali ini aku bisa bersikap biasa saja karena, tak bertemu langsung dengan mereka, entahlah jika aku melihatnya secara langsung.
_
_____________________________
Tak sampai 5 menit, Akhir nya Angkot yang sudah ku tunggu akhir nya datang.
Selama di perjalanan, pikiran ku berkelana kesana kemari memikirkan hal yang tak seharus nya di pikir kan.
'Apa aku bisa lepas dari mas Haidar, layak nya orang yang tak pernah saling mengenali?'
Entahlah, lupa kan saja.
Di sisi lain.
Haidar mencoba menghubungi Naila berkali kali, Namun nihil tak ada jawaban satu pun.
Rencana nya ia akan mengajak Naila Makan malam, dan itu pinta Nida kata nya biar tak berdua-duaan jika keluar jadi, sebaik nya ajak Naila saja."Di angkat gak?". Tanya Nida
"Nggak, ceklis satu".
"Tumben ya, atau mungkin lagi di jalan kali".
"Kayak nya. Nanti kamu aja yang bilang ke Naila kan kalian sekelas juga"ucap Haidar
"Oh iya, lupa hehe".
Sebelum Naila turun dari angkot, ia sudah melihat Mereka berdua di depan gerbang, siapa lagi kalo bukan Nida dan Mas Haidar.
Mereka lagi ngapain ya? Kok diem di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
SENYAP
General FictionAku belajar dari laut yang tak pernah berbicara bahwa ia dalam ia diam, kau mengerti apa maksudku? ini tentang perasaan yang sudah sangat sulit di sembuhkan karena ketergantungan. Nayla, Wanita Malang yang tak pernah terbalaskan cintanya terdengar...