Bab 3 - Hutan Rajapati

30 7 1
                                    

"Di mimpi gua, kita semua mati tergeletak berlumuran darah di tengah hutan, dan ada kumpulan gagak mengelilingi mayat kita."

Hyunsuk yang mendengar itu tentu saja terkejut, mimpi itu terlalu seram apalagi di mimpi itu diperlihatkan mereka semua yang sudah mati, apa tak merinding bulu kuduknya.

"Kok lu bisa mimpi begituan?" tanya Hyunsuk.

"Gatau, sumpah gegara itu gua jadi overthinking, makanya tadi gua nanya nih kita gapapa gitu lanjutin perjalanan kesana," jawab Junkyu yang terlihat khawatir.

Hyunsuk memikirkan kembali, masalahnya belum tentu mimpi tersebut sebuah pertanda untuk mereka atau hanyalah bunga tidur yang memang agak menyeramkan.

"Kita udah gaada pilihan lain lagi sih, ini kita juga udah jalan jauh banget, yang penting kita hati-hati aja disana, kalau ada kejadian aneh lagi setidaknya kita bisa langsung waspada," ucap Hyunsuk sekaligus untuk menenangkan temannya itu.

"Apalagi setelah kejadian burung gagak nabrak kaca mobil tadi, setelah ini kita harus lebih was-was lagi," tambahnya.

Junkyu hanya mengangguk memahami perkataan Hyunsuk tadi, benar juga katanya, yang bisa dilakukan hanya lebih berhati-hati.

Perjalanan masih cukup panjang, mereka semua yang ada di dalam mobil tertidur pulas karna lelah, terkecuali Hyunsuk yang sekarang menggantikan Jihoon untuk mengendarai mobil.

Hyunsuk berusaha fokus mengendarai sambil melihat ke layar handphonenya yang menampilkan google maps, memastikan bahwa mereka mengikuti rute yang benar, tak bisa disangkal kalau dia masih memikirkan mimpi Junkyu dan kejadian burung gagak tadi, terbesit skenario yang tidak-tidak dalam pikirannya, walau begitu dia hanya bisa meyakinkan diri sendiri bahwa mereka semua akan baik-baik saja dan hanya perlu lebih waspada saja.

Setelah melewati perjalanan yang sedikit rumit karna beberapa kali salah memilih jalan, akhirnya mereka sudah dekat dengan tujuan, karna akses ke hutan tersebut bukan jalanan aspal, terpaksa harus memarkirkan mobilnya di dekat lapangan yang dimana ada warung di sebelah lapangan tersebut, setidaknya ada yang menjaga mobil itu saat mereka pergi ke hutan nanti.

"Bangun, bangun! Kita udah sampe!" teriak Hyunsuk sambil mengklakson mobilnya untuk membangunkan teman-temannya, sontak yang tertidur langsung kebangun.

"Anjir, norak amat dah lu ampe klakson-klakson ga jelas," cibir Jeongwoo yang kesal karna dibangunkan saat lagi pulasnya itu.

"Heh kita udah nyampe ya, jangan sampe ni mobil gua jedotin ke pohon duren biar lu pada bangun," ancam Hyunsuk sambil menunjuk pohon duren yang ada di depan mereka.

Mashiho masih menguap karna baru terbangun itu, "jedotin aja, lumayan dapat duren jatoh."

"Heh enak aja! Penyok mobil bapak gua ya," sahut Doyoung tak terima.

Mereka semua keluar dari mobil sambil membawa perlengkapan yang diperlukan, dan ya mereka semua masih merasakan sedikit rasa kantuk. Jarak mereka ke hutan tersebut tidak jauh lagi, hanya perlu lima belas menit berjalan kaki di jalanan penuh krikil ke gerbang masuk, walau begitu bagian kanan kiri mereka semua sudah masuk wilayah hutan.

Saat berjalan kaki dan menemukan sebuah gerbang disana, menandakan bahwa mereka telah sampai ke tujuan, tertulis nama Rajapati di papan kayu tersebut, dan disitu juga tertulis sebuah peringatan bagi yang ingin memasuki ke hutan itu.

Kira-kira beginilah isi peringatan tersebut.

"Bagi yang memasuki tanah hutan ini, jagalah tutur bahasa, pulanglah sebelum maghrib tiba, dan jangan sekali-kali melewati batas wilayah yang ditandai dengan kain kuning yang diikat di pohon beringin, melanggar semua aturan sama saja dengan menghilangkan nyawa dengan sukarela."

KPK Journal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang