Bagian 1

78 10 0
                                    

~ Happy reading ~

Malam yang indah dengan ribuan bintang tersebar di angkasa, menemani sang rembulan dengan cahayanya yang begitu mempesona. Seorang laki - laki berdiri di balkon kamarnya, menikmati keindahan malam ibukota yang selalu nampak ramai. Udara dingin yang menusuk tidak membuatnya ingin pergi beranjak dan menghangatkan diri. Matanya terpejam, menikmati angin yang berhembus menerpa wajahnya.

Dering ponsel membuat laki - laki tersebut mengalihkan perhatiannya. Diraihnya ponsel tersebut dan ia mengangkat panggilan dari sang kakak.

"Halo...",

"..."

"Gue ngga mau turun",

"..."

"Gue udah makan malem di luar tadi bareng Heeseung",

"..."

"Hmm",

Lalu sambungan telepon pun terputus. Kakaknya, Choi Yeonjun itu benar - benar cerewet. Apapun yang dilakukan olehnya pasti akan dikomentari oleh lelaki itu, benar - benar menyebalkan. Namun sejujurnya, dirinya tidak akan bisa hidup tanpa laki - laki itu. Choi Yeonjun itu begitu baik padanya, tidak jarang dirinya dimanjakan oleh laki - laki itu.

Laki - laki itu memasuki kamarnya setelah merasa puas memandang sang rembulan. Segelas kopi dengan beberapa cemilan menemaninya mengerjakan tugas sekolah yang sempat terabaikan. Soal demi soal dikerjakannya hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 1 pagi. Ia menyelesaikan kegiatan belajarnya dan bersiap untuk tidur.

ooo

Pagi harinya, laki - laki tersebut menuruni anak tangga dengan tas di punggungnya. Dilihatnya sang Ayah yang sedang duduk di sofa ruang tamu sambil menonton tv. Disisi lain, sang Bunda sedang memasak di dapur. Yeonjun tidak ada disana, mungkin saja laki - laki itu belum bangun dari tidurnya. Mengingat seberapa pemalas Choi Yeonjun ini, laki - laki tersebut sudah tidak heran.

Namun seberapa malas pun Yeonjun, lelaki itu selalu menjadi siswa kesayangan guru dan dosen. Bagaimana tidak? ia adalah salah satu murid terpintar di sekolah. Bahkan Yeonjun mendapatkan beasiswa penuh di Universitas favorit. Banyak orang yang menyukai kakaknya itu dan menjadikannya panutan. Parasnya yang tampan, senyumannya yang begitu manis, dan tatapan lembutnya membuat para gadis tergila - gila padanya.

"Beomgyu!", laki - laki yang dipanggil Beomgyu itu tersentak mendengar teriakan sang Bunda. Dengan cepat ia meletakkan tasnya dan menghampiri wanita tersebut.

"Kenapa Bun?", tanya Beomgyu.

"Panggil kakakmu sana, dia kalo ngga dibangunin ngga akan bangun sampai besok!", ujar Bunda sebal. Beomgyu melangkahkan kakinya ke kamar Yeonjun dan mengetuk pintunya keras.

"Woyy bangun udah siang!",

...

"Kak Yeonjun, cepet bangun atau gue dobrak nih!", ancam Beomgyu.

...

"CHOI KEBO YEONJUN, BANGUN GAK LO?!",

Pintu terbuka dengan kasar dan tampaklah wajah khas bangun tidur Yeonjun dengan rambutnya yang berantakan. Ia menatap Beomgyu dengan tatapan galaknya, "Apaan sih Gyu, berisik tau gak!", ujarnya sewot.

"Cepetan turun, gue ngga mau kena omel Bunda pagi - pagi", ujar Beomgyu ketus.

Yeonjun mencibir, "Biasanya juga lo yang kena omel tiap pagi", lalu pintu tertutup dengan cepat. Beomgyu menendang pintu kamar Yeonjun dengan keras kemudian kembali ke meja makan. Mulutnya tidak berhenti memberi sumpah serapah pada laki - laki yang merupakan kakaknya itu.

Ѕᥱ⍴ᥙᥴᥙk Ѕᥙrᥲ𝗍 || Choi Beomgyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang