~ Happy Reading ~
Setelah memecahkan teka - teki kemarin, baik Wooyoung maupun Soobin hanya diam. Tidak ada yang ingin menanyakan perihal Beomgyu pada Yeonjun. Mereka sadar bahwa Yeonjun masih bingung bagaimana cara menyikapi masalah tersebut. Mengingat hari demi hari yang telah terlewati, Beomgyu semakin menjauh darinya. Seakan ada tembok yang terlampau tinggi untuk dipanjat. Terlampau kuat untuk dihancurkan. Beomgyu menutup diri dari siapapun, termasuk sahabatnya sendiri.
Meja makan yang biasanya di isi oleh candaan atau kejahilan adik kakak itu, kini selalu sepi. Membuat Ayah dan Bundanya terheran - heran, namun tak juga menegurnya. Hingga hari itu tiba, Yeonjun melihat dengan mata kepalanya sendiri saat Beomgyu meminum obat penenangnya. Keributan besar terjadi di rumah itu tanpa bisa di cegah.
3 bulan Yeonjun diam dan mencoba mencari solusi, yang ia lihat adalah Beomgyu meminum obat-obatan itu dengan dosis yang cukup besar. Yeonjun marah sekali, marah pada dirinya sendiri yang tidak dapat menjaga sang adik.
"Gyu, gue bilang stop pake itu!. Lo harus tau kalo obat - obatan kayak gitu tuh ngga baik!. Lo juga bakal ketergantungan dan obat itu cuma racun yang bisa bunuh lo cepat atau lambat!", Yeonjun menegurnya dengan keras.
Beomgyu tersentak, namun emosi segera mengelilinginya. "Siapa yang nyuruh lo masuk kamar gue tanpa izin hah?!. Mana sikap sopan santun yang selalu lo umbar di depan orang - orang?!. Cuma buat caper sama pamer doang kah?!", ujar Beomgyu tajam.
Yeonjun menggebrak meja belajar Beomgyu, "Gue udah ngingetin lo, gue udah nasehatin lo, gue udah berusaha cegah lo konsumsi racun kayak gini. Sekarang lo ngehina gue? Hahahaha lucu lo Choi Beomgyu. Harusnya gue yang nanya, lo ngga pernah di ajarin etika atau gimana hah? Gue lebih tua dari lo!", Yeonjun menaikkan nada suaranya di akhir kalimat.
"BRENGSEK, BARANG YANG LO SEBUT RACUN ITU YANG SELAMA INI BIKIN GUE BAIK - BAIK AJA SIALAN!. BUKAN KAYAK LO YANG PURA - PURA SAYANG PADA AKHIRNYA NYAKITIN GUE!. LO SADAR, GUE KAYAK GINI JUGA KARENA LO ANJING!", meledak sudah emosi yang di tahan oleh seorang Choi Beomgyu.
Tanpa sadar, Beomgyu melayangkan pukulan pada wajah sang kakak hingga orang lain membentur pintu. Sudut bibirnya berdarah, namun Beomgyu belum puas!. Orang ini telah membuatnya merasakan rasa sakit lebih dari yang ia rasakan saat ini!.
"SIALAN, LO BERANI MUKUL KAKAK LO SENDIRI SEKARANG?! LO KETERLALUAN CHOI BEOMGYU!", dan keduanya saling memukul hingga Bunda datang karena mendengar suara gaduh yang tidak seperti biasanya.
Bunda terkejut melihat kedua putranya saling melayangkan pukulan keras dan saling memaki satu sama lain. Dengan sekuat tenaga, Bunda memisahkan keduanya dan mengurung mereka di kamarnya masing - masing.
ooo
Bunda memilih untuk mengobati luka si bungsu terlebih dahulu karena lukanya tampak lebih parah dari si sulung. Kamar Beomgyu gelap, hanya ada pencahayaan dari lampu tidur dan sinar rembulan. Dalam kegelapan itu, Bunda melihat betapa berantakannya kamar tersebut. Bahkan beberapa benda telah rusak karena di lempar oleh sang pemilik. Menyadari bahwa ia tidak menemukan sosok Beomgyu, Bunda memutuskan untuk menghidupkan lampu.
Matanya terpaku pada putranya yang ternyata tengah berdiri di balkon kamar. Udara dingin yang begitu menusuk hingga ujung tulang tidak membuat Beomgyu beranjak. Dipanggilnya dengan lembut nama Beomgyu, namun sosok tersebut tak bergeming. Bunda meletakkan kotak P3K dan air hangat di meja lalu menghampiri Beomgyu.
"Sayang, ayo masuk dulu. Disini dingin loh, nanti kamu sakit gimana? Bentar lagi ujian loh. Kamu ngga mau nilai kamu turun kan? Ayo masuk biar Bunda bisa obatin luka kamu", kalimat penuh perhatian namun juga penuh duri bagi Beomgyu.
'Brengsek! Ujian lagi ujian lagi! Yang ada di pikirannya cuma nilai sama prestasi doang apa gimana sih?! Apa ngga cukup semua piala - piala yang gue kasih ke mereka? Mereka cuma tau gimana caranya nyuruh tanpa bener - bener ngerti gimana anaknya berjuang mati - matian cuma buat menuhin ekspetasi mereka! Gue capek bangsat!', batin Beomgyu berteriak.
Nyatanya kini Beomgyu Hana bisa menghela nafas panjang. Tidak mengatakan apapun, namun juga tidak menuruti perintah sang Bunda.
Hening.
"Gyu salah ya Bun?", pertanyaan itu sontak keluar dari mulut si bungsu ketika memikirkan tindakan implusif nya hingga memukul wajah sang kakak dengan keras.
Bunda tersenyum dan membelai surai putranya lembut, "Kamu memang harusnya ngga mukul kakak kamu kayak tadi. Kamu juga harusnya ngga bentak - bentak kakak kamu, dia saudara kamu loh. Kalo ngga ada Yeonjun, nanti kamu sama siapa hmm?. Bunda ataupun Ayah kamu juga ngga lagi muda, ngga bisa selalu ada buat kamu ataupun kakak kamu. Pada akhirnya kalian harus saling menjaga satu sama lain", ujar Bunda menasehati.
Beomgyu menatap Bundanya ragu, "Jadi... Gyu harus minta maaf kan?", tanya si bungsu.
ooo
Keesokan harinya, Yeonjun memasuki kamarnya setelah seharian penuh beraktivitas di luar rumah. Banyak tugas yang harus ia kerjakan dengan cepat karena dikejar deadline. Yeonjun mandi sejenak untuk menyegarkan tubuhnya lalu duduk di meja belajarnya. Di ambil nya laptop dari dalam tas lalu membukanya dengan cepat.
Di saat seperti ini, biasanya Yeonjun akan menghubungi Beomgyu untuk membawakannya minuman dan cemilan. Jika adiknya itu tidak mau, maka Yeonjun dengan senang hati akan terus mengganggunya. Hitung - hitung melepas penat. Karena melihat wajah cemberut adiknya itu, benar - benar menghibur hingga tanpa sadar melepas penatnya.
Yeonjun jadi memikirkan adiknya ini, apa yang tengah ia lakukan sekarang?. Tadi pagi ia dengar bahwa Beomgyu izin tidak ke sekolah karena hampir seluruh wajahnya babak belur. Yeonjun jadi merasa bersalah karena telah membuat sang adik membolos sekolah dan merasakan sakit di tubuhnya. Niat hati ingin membantu, namun pada akhirnya ia kembali menyakiti laki - laki itu. Benar apa yang Beomgyu katakan, ia hanya akan membuat sang adik menderita.
Yeonjun terkekeh miris, jika Beomgyu benar - benar membencinya maka dunianya akan runtuh saat itu juga. Teringat ketika Beomgyu kecil datang kepadanya dan menghiburnya karena sedih mendapat nilai yang tidak sempurna seperti yang diinginkan Ayahnya.
"Kenapa kakak sedih? Toh itu cuma angka kan? Gyu yakin kakak bisa dapat yang lebih baik dari sekedar angka 1 yang di ikuti 2 nol dibelakangnya. Bagi Gyu, kakak selalu jadi yang terbaik. Ngga peduli berapa nilai atau peringkat kakak, Gyu akan selalu dukung kakak. Jangan sedih ya? Kalo kakak sedih Gyu jadi ikutan sedih. Kakak harus tau kalo kakak adalah orang yang paling berharga bagi Gyu",
Tanpa sadar, matanya mengeluarkan cairan bening dan membasahi pipinya. Yeonjun terisak pelan, rasanya begitu sakit ketika tau ialah yang menjadi penyebab kehancuran adiknya sendiri. Dan yang paling menyakitkan adalah, bahwa ia tidak dapat mengobati segala luka yang tanpa sengaja ia tanam dan ia tidak bisa berhenti menyakitinya.
Setelah menangis cukup lama, Yeonjun berniat untuk kembali fokus pada tugas mata kuliahnya. Sebelum ia menemukan sebuah surat dengan amplop berwarna biru cantik. Ia mulai bertanya - tanya, dari siapakah surat cinta ㅡkata Yeonjunㅡ ini?.
Dibukanya dengan hati - hati, Yeonjun langsung terperangah melihat tulisan rapi yang sangat ia kenali. Surat tersebut berisi permintaan maaf dan pengakuan cinta dari sang pengirim. Suasana hati Yeonjun dengan cepat berubah, ia tersenyum konyol ketika membayangkan si penulis ini membacakan surat cinta itu.
TBC.
Hello readers kesayangankuu, bagian 10 ini agak naik turun dan mungkin ngga konsisten ya. Ngomong - ngomong, aku nulis ini sambil sesekali nangis dan ngerasa nyesek sejujurnya. Mungkin emang lagi bad mood, ditambah aku terlalu mendalami cerita yang aku buat sendiri. Kalian tau ngga, aku kalo nulis tuh suka buyar karena kadang terlalu fokus mendalami cerita dan lupa kalo lagi nulis!. Setelah aku sadar, aku lupa sama apa yang mau aku tulis. Kalo udah gitu, biasanya aku ngga mood ngetik lagi. Itu salah satu penyebab kenapa aku jarang update. Kayaknya aku kebanyakan cerita deh hehe. Sekian dari bagian 10, aku harap kalian suka dan jangan lupa tinggalkan jejak sebagai bentuk penghargaan bagi penulis. Thank you~😇.
![](https://img.wattpad.com/cover/361431112-288-k500492.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ѕᥱ⍴ᥙᥴᥙk Ѕᥙrᥲ𝗍 || Choi Beomgyu
Novela JuvenilBeomgyu tidak tau apakah dirinya bahagia atau tidak. Hidup dengan keluarga berkecukupan dan kedua orang tua yang begitu menyayanginya tidak membuat dirinya merasa lega. Belum lagi Yeonjun, sang kakak yang selalu menjaganya dan selalu mendengarkan ke...